They? (Seokjin × Maknae Line)

4.1K 366 66
                                    


Seokjin menatap bangunan mewah yang ada didepannya dengan tatapan kagum. Matanya berbinar melihat taman luas yang mengelilingi rumah tersebut. Bagaimana bisa orang sekaya ini?

Begitu sampai didepan pintu berwarna coklat itu, ia segera mengetuk dengan kekuatan yang lebih karena pintu itu begitu besar dan tinggi.

Tak berapa lama keluarlah wanita cantik, meski ia tau bahwa wanita itu mungkin sudah berumur tapi Seokjin kagum dengan kecantikan yang dimilikinya.

"Eoh, Seokjin~ssi?" Wanita itu memanggil namanya dengan suara yang begitu lembut.

"Ne, selamat siang nyonya." Seokjin membungkukkan badannya demi menunjukkan kesopanan nya sebagai anak muda jaman sekarang.

"Masuklah, aigoo kau cantik sekali."

"Ahh, tapi saya namja nyonya." Seokjin malu, tentu saja ia namja. Apakah seorang namja akan senang jika dipuji cantik? Namja itu tampan bukan cantik.

Sang pemilik rumah hanya tersenyum lembut, ia begitu mengagumi pesona yang dimiliki oleh Seokjin.

Begitu sampai diruang tengah, lagi-lagi Seokjin dibuat terkagum-kagum oleh keindahan interior rumah ini.

"Berhenti bengong seperti itu Jinnie, jadi apa kau yakin ingin bekerja disini?"

"Ne nyonya, aku yakin."

"Jangan memanggilku seperti itu Jinnie, panggil aku eomma."

"T-Tapi--"

Belum sempat Seokjin melanjutkan kalimatnya, wanita cantik itu sudah terlebih dahulu mengangkat tangan kanannya sebagai tanda bahwa Seokjin harus diam.

"Baiklah, eomma harus pergi ke Jepang selama 1 Minggu, aku percayakan mereka padamu, ne?"

Seokjin mengangguk, ia senang karena ada orang yang masih mau memakai tenaganya. Ia harus segera melunasi uang sekolahnya agar ia bisa ikut ujian akhir sekolah.

Dan sekarang Seokjin menerima pekerjaannya sebagai babby sitter, tentu saja itu akan sangat melelahkan, apalagi bayi yang akan ia urus ada 3. Ya, anak nyonya ini kembar tiga. Seokjin sedikit bergidik ketika memikirkan bagaimana cara tuan rumahnya ini melahirkan mereka semua.

***

Seokjin mengurut pelipisnya kesal, sudah dua hari ini ia bekerja dirumah Ny.Kim. Ternyata mengurus anaknya lebih susah daripada mengerjakan pelajaran dari guru botak galak di sekolahnya.

"Jiminnie jangan memukul Taehyung seperti itu, kau harus ingat dia adikmu."

"Yakk!! Kookie, kembalikan sepatu Jimin. Kau kan punya sepatu sendiri."

"Taehyung berhenti memegang bahuku seperti itu."

Ini benar-benar membuat Seokjin kesal setengah mati, ia kira dengan menerima pekerjaan ini ia akan baik-baik saja mengingat gaji yang ditawarkan oleh Ny.Kim.

"Hyungieeeee..."

Oh, tidak!! Sekarang apalagi? Lihat bayi besar itu merajuk dengan wajah yang begitu menjijikan-setidaknya itu yang ada dipikiran Seokjin saat ini.

"Berhenti merajuk Tae, ingat kau sudah besar!"

Ia tak menyangka, bayi lucu nan imut yang ada dibayangannya saat itu, luntur tak berbekas ketika ia melihat tiga orang namja turun dari lantai atas dengan gaya urakannya.

"Hyung, ayo tidur dengan Kookie."

Dan sekarang si bungsu malah menariknya berbaring diatas sofa sempit itu dan memeluk perut nya dengan erat. Membuat si sulung dan anak tengah dikeluarga itu mengeluarkan aura gelap mereka.

We Purple YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang