Memiliki adik baru mungkin bisa menjadi sesuatu hal yang menyenangkan bagi kebanyakan orang. Namun, hal itu tidak berlaku bagi namja berkulit seputih susu ini. Ia menatap box bayi yang ada dihadapannya dengan tatapan yang lebih bisa dikatakan kearah tatapan membunuh.
"Aigoo, dia cantik sekali.." Pekik seorang namja yang lain dengan wajah cerahnya. Dia begitu senang ketika bayi mungil itu membuka mata besarnya, memperlihatkan manik indah yang sudah tersembunyi beberapa jam lamanya.
Plakk..
"Yakk! Kenapa kau memukulku?" Merasa ada sebuah pukulan menghantam kepalanya lantas membuat namja itu berteriak tidak terima.
"Dia namja Park!! Kau ini bodoh atau apa?"
"Tuan Oh Sehun yang terhormat, kau yang bodoh. Lihat! Dia memang cantik, matanya sangat indah, dan juga bibirnya begitu penuh dan menggoda.."
Namja dengan nama marga Park itu sedikit menjilat bibir bagian bawahnya dengan tatapan yang tidak lepas dari bibir kemerahan bayi mungil itu.
"Menjijikan. Sudahlah, ayo kita pergi Jiminnie, aku sudah muak melihat monster ini."
Setelah itu, dua namja tampan yang meski baru genap berusia 7 tahun itu segera meninggalkan tempat serba putih itu dengan ekspresi yang berbeda. Oh Sehun dengan tatapan tajamnya yang ia arahkan ke ayah tiri dan adik tiri nya yang baru lahir. Sedangkan, Park Jimin sahabat bantet nya yang dengan tatapan tidak rela meninggalkan bayi mungil cantik itu.
"Berarti sebentar lagi namamu berubah menjadi Kim Sehun? Ck, tidak cocok sekali dengan wajah jelekmu itu Sehunnie.."
Sehun hanya melirik sahabatnya sekilas tanpa mau menanggapi ocehan manusia pendek itu barang satu kata pun. Mereka tengah berjalan untuk segera menuju kantin rumah sakit. Memang apa yang akan dilakukan dua orang anak kecil yang sedang kesal? Kabur dengan hanya membawa beberapa lembar uang? Bahkan otak mereka masih cukup pintar untuk difungsikan.
"Hey Sehun, aku punya ide bagus. Nanti jika Seokjin sudah besar, aku akan menjadikan dia milikku. Kau tau? Dia namja tercantik yang pernah aku temui.." Mata Jimin mendadak berbinar dengan sangat cerah ketika imajinasinya terbang terlalu jauh kedepan.
"Mana mungkin monster itu mau dengan ajusshi mesum seperti mu."
Benar, bahkan Sehun tak mau mengakui adik kecilnya itu. Baginya ia adalah monster yang dikirim hanya untuk menghancurkan kehangatan dalam keluarga kecilnya.
Kehadiran nya sangat salah didunia ini dan sampai kapanpun dia tak akan mau menyebut nama monster menjijikan itu.
***
Namja dengan perawakan bak model itu keluar dari pintu kelasnya dengan membawa beberapa coklat ditangan kanannya dan bunga ditangan kirinya. Ini bukanlah kali pertama ia mendapat hal-hal yang manis seperti itu. Bahkan hampir setiap hari ia pulang bukan dengan tangan kosong, pasti ada saja yang akan ia bawa, hadiah dari orang-orang bodoh yang dengan gampangnya menghabiskan uang hanya untuk memberi pujaan hati mereka sesuatu yang bahkan itu sudah terlampau biasa.
"Seokjinnie!"
Namja itu pun menoleh guna melihat siapa yang meneriaki namanya dengan begitu keras. Setelah ia menemukan seorang namja tengah berdiri bersandar pada mobil sport nya, senyum manisnya mengembang dengan sempurna.
"Taehyungie.." Seokjin tersenyum lembut dan mulai menghampiri namja tampan itu. Taehyung adalah namja yang baik, ia mau menerima Seokjin tidak seperti Hyung nya yang selalu menyiksa tanpa ampun dirinya.
"Ayo pulang."
Seokjin mengangguk dan menyematkan tangannya pada celah yang ada diantara tubuh dan lengan Taehyung. Mereka memasuki mobil mewah itu dengan wajah berseri. Oh ya, tentang coklat Seokjin sudah memberikan kepada adik kelasnya yang memiliki tubuh gempal dipojok lorong tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Purple You
Random'We' itu Bangtan 'Purple' itu Cinta 'You' itu Kim Seokjin Jadi?...