Namja cantik itu terus saja tersenyum di hadapan kekasihnya. Ia merapihkan sedikit dasi yang terlihat miring, menegakkan dasi itu hingga terlihat lebih rapi dari sebelumnya."Jinnie gomawo.."
Seokjin sedikit mendongak untuk melihat kekasihnya yang sangat tampan itu. Seokjin bersyukur untuk segala yang ada di hidupnya, memiliki kekasih tampan dan baik seperti Taehyung adalah sebuah keberuntungan tersendiri bagi Seokjin.
Seokjin mengangguk dan kemudian sedikit berjinjit untuk mengecup bibir Taehyung sekilas.
Taehyung yang mendapat sebuah kecupan dari kekasih manisnya tersenyum lembut dan mulai mengusap surai coklat itu dengan lembut.
"Aku pergi dulu, ne?"
Sekali lagi Seokjin mengangguk untuk menanggapi ucapan Taehyung. Matanya tak pernah lepas dari sang kekasih hingga saat punggung tegap itu menghilang dari balik pintu coklat di hadapannya ini.
Waktu berjalan dengan begitu cepat bagi Seokjin, walau ia tau memiliki keterbatasan bukanlah sesuatu hal yang menyenangkan untuk bisa dinikmati selagi menghabiskan waktu. Namun, kehadiran Taehyung benar-benar membunuh pernyataan sepihak itu.
Setelah Taehyung benar-benar menghilang dari balik pintu, Seokjin segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Berkutik sendirian dengan pekerjaan rumah sangat membuat kulitnya lengket dan sedikit bau.
Ia berjalan pelan kearah lemari pakaian yang ada dipojok kamarnya, membuka perlahan pintu lemari itu dan kemudian mengeluarkan beberapa potong pakaian yang akan ia kenakan hari ini.
Seulas senyum terbentuk sempurna dibibir Seokjin, ia mengangkat sebuah kaos berwarna baby blue dengan aksen gambar salib disisi kiri bajunya.
Ia ingat saat pertama kali Taehyung memberikan kaos ini padanya,
"Ini kaos untukmu Jinnie, aku harap kau menyukainya. Mian, karena aku belum bisa memberikan hadiah ulang tahun yang mewah untukmu, sama seperti yang dibelikan Namjoon Hyung tahun lalu. Tapi, kaos ini yang akan selalu mengingatkan ku untuk segera mewujudkan impian mu yang belum bisa kau raih bersama Namjoon Hyung dulu. Gambar salib ini yang akan menuntun kita secara perlahan berani menghadap Tuhan dan mengucapkan janji untuk bersama selamanya. Jadi, maukah kau percaya padaku Hyung?"
Seokjin tersenyum kala mengingat kalimat yang terlampau panjang diucapkan oleh adik mantan kekasihnya itu. Ya, seharusnya Namjoon lah yang mengucapkan hal itu, tapi sepertinya Tuhan tidak mengizinkan mereka untuk hidup bersama.
Terbukti saat tanpa sengaja Seokjin mendengar obrolan seseorang berjas putih dengan orang tua Namjoon,
"Maaf Tuan, tapi anak Anda sudah menyerah untuk memperjuangkan hidupnya.."
Seokjin tak ingin lagi mengingat hal itu, karena ia yakin Taehyung bisa menggantikan Namjoon. Sama seperti Namjoon yang berjuang mendapatkan nya dulu, ditengah persaingan dengan sahabatnya sendiri Min Yoongi. Seokjin yakin, Taehyung akan selalu menjaganya dengan sepenuh hati.
Ngomong-ngomong tentang Yoongi, dimana sekarang anak itu berada? Seokjin sedikit merindukan tatapan dingin itu..
***
Seokjin berjalan dengan santai selepas ia berkunjung ke rumah orang tua nya , menikmati angin sore yang berhembus pelan menerpa kulit halusnya.
Trotoar sore ini agak sepi, atau mungkin karena ini masih dalam jam kerja? Entah, Seokjin lebih memilih memejamkan matanya ketika ia sampai disebuah danau kecil yang sengaja dibangun di pinggir kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Purple You
Random'We' itu Bangtan 'Purple' itu Cinta 'You' itu Kim Seokjin Jadi?...