2

51 10 0
                                    

Suka banget liat gif nya tae tae😚

.
.
.
.

"Kemarin aku menjemputnya di club" kataku pada Jisoo yang masih bersiap-siap untuk pergi. Dia melihat ke arahku "Lagi ? Apa yang terjadi padanya ?" jawab Jisoo. Aku menghela nafas pelan
"Dia mabuk. Mungkin karena aku menolaknya siang kemarin. Kadang aku tidak mengerti pola pikir Taehyung, itu benar-benar membuatku gila argh" aku mengetuk-ngetuk kan jari kaki ke lantai kamar Jisoo.

"Chaa, aku sudah selesai. Kajja" ­Jisoo menarikku pergi, kami meninggalkan rumahnya dan berjalan menuju halte bis. Hari minggu ini kami akan pergi menonton film. Jisoo dan aku sama-sama tidak ada kegiatan kalau hari minggu. Kami hanya membersihkan rumah, menonton tv, makan, tidur. Itulah yang akan kau alami kalau kau tinggal sendiri.

Setelah membeli popcorn dan ice lemon tea, kami duduk di bangku penunggu. Film yang akan kami tonton akan mulai 20 menit lagi. Tiba-tiba ponselku berdering, nama Kim Tae tertulis disana, lagi.

"Joohyun-ah, terima kasih" suaranya terdengar lebih baik
"Ya. Itu terakhir kalinya, aku tidak mau lagi berurusan seperti itu"
"Arraseo, maafkan aku. Buburnya juga, terima kasih"
"Ya"
"Kau dimana ? Boleh aku menemuimu ?"
"Tidak. Aku harus melakukan sesuatu"
"Apa itu ?"
"Tidak boleh tahu. Bye"
"Hey, Joohyun. Aku –"

Aku terkekeh pelan dan memasukkan kembali ponselku ke dalam tas. Jisoo melihat ke arahku "Taehyung lagi ?" tanyanya, aku mengangguk.

Dia tersenyum, lalu berkata "Kadang aku senang melihat dia masih mengejarmu. Tapi aku tidak suka kalau sudah menyangkut Nancy". Aku mengerutkan dahi, apa-apaan anak ini. Tumben sekali dia membahas tentang Taehyung.

"Kau harus tahu bagaimana perasaanku saat melihatmu datang ke rumahku waktu itu. Kau benar-benar berantakan, dan aku tidak menyangka Taehyung meninggalkanmu begitu saja" jelas Jisoo. Dia memang paling bisa kuandalkan. Aku tersenyum pelan, sedih mengingat hal itu lagi. Tapi sekarang Taehyung harus merasakan apa yang sudah kurasakan.

Senin malam. Aku melakukan pekerjaan paruh waktu di sebuah toko kue sekaligus cafe. Harum khas kue yang baru saja matang di oven membuatku betah disini. Jika aku bisa bekerja full time mungkin akan kulakukan. Sayangnya, jadwal kuliah pagi adalah prioritasku. Aku bekerja hanya untuk mengisi waktu dan mencari uang saku yang lain selain dari orang tuaku.

Bel pintu berbunyi, menandakan ada pelanggan baru yang datang. Aku berjalan ke meja kasir, oh sial, itu Taehyung. Aku menatapnya datar saat ia berjalan ke depanku.
"Aku ingin sepotong cheese cake, dengan coklat dan chocochip di atasnya" ujarnya dengan senyum kotak andalannya itu. Baiklah, ini hanya pekerjaan, jadi tidak perlu dibawa pusing.
Aku menyatat pesanannya "Ada lagi ?",
"Dan segelas smoothie" tambahnya.

Aku mengangguk pelan "Anda bisa menunggu di meja anda. Saya akan mengantarkannya sebentar lagi" kataku dengan sopan, dia tersenyum "Arraseo, Joohyun-ah" balasnya dan berjalan ke meja paling ujung. Tiada hari tanpa anak itu, selalu mengangguku.

Aku membawa nampan berisikan pesanan Taehyung, berjalan ke tempatnya. Dia duduk dengan tenang sambil bermain game di ponselnya. Aku meletakkan cheese cake dan smoothie itu dengan sopan.

Lalu saat aku duduk di depannya, otomatis Ia menyimpan ponsel ke dalam sakunya. "Taehyung, kau benar-benar keras kepala ya" kataku dan masih memegang nampan tadi. "Aku kan hanya ingin melihatmu" jawabnya santai sambil memakan cheese cake yang tadi dia pesan.

"Taehyung, sebenarnya aku tidak mau mengatakan ini. Tapi aku benar-benar benci melihatmu lagi. Rasanya seperti kau membuatku kembali ke kejadian saat itu, dimana kau membuangku dan tak melihat ke arahku lagi. Dan aku harap kau memberiku waktu untuk melupakanmu" jelasku sambil menatapnya. Perasaan sedih itu kembali datang menyelimutiku.

Taehyung meletakkan sendoknya kembali, dia tersenyum pelan. Terlihat sedih. Lalu dia menatapku, "Arraseo, aku akan menghabiskan ini dan pergi. Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu" balasnya. Aku mengangguk dan berdiri,

"Maaf" tambahnya. Aku mengiyakan lalu kembali ke meja kasir. Untuk beberapa saat Taehyung terdiam, tidak melakukan apapun. Aku dapat melihatnya dari jauh. Lalu dia kembali memakan cheese cake-nya, bersandar dan menunduk, lalu makan cheese cake lagi. Apa aku kelewatan ya ?

Saat aku melayani pelanggan baru, aku melihatnya pergi setelah dia menghabiskan makanannya. Dia berjalan dengan pandangan lurus, tidak kutemukan ekspresi apapun. Seperti itulah dia meninggalkanku saat itu, aku tersenyum miris.

Beberapa hari kedepan, Taehyung tidak menemuiku lagi. Dia tidak menelpon atau mengirim pesan yang tidak penting lagi. Dia juga tidak datang ke kampus atau ke tempat kerjaku. Mendadak aku merasakan kesepian, sial. Aku mendorong troli belanjaan-ku, mengambil beberapa sereal dan mie instan yang aku suka.

"Joohyun" panggil seseorang, aku melihat ke belakang. What ?! Itu ibunya Taehyung.

Aku membungkuk pelan dan menyapanya "Annyeonghaseyo, Ibu". Wanita paruh baya itu tersenyum, "Apa kabar, Joohyun ? Kau semakin cantik saja ya, sudah lama aku tidak melihatmu" jawabnya dan mengusap bahuku lembut.

Apa Taehyung sudah memberi tahu ibunya kalau kami sudah putus ? Aku tersenyum pelan, "Bagaimana kabar Ibu ? Baik-baik saja kan, bu ?" tanyaku, wanita itu mengangguk mengiyakan. Ibu Taehyung mengajakku untuk berbincang-bincang sebentar dengannya di kafe terdekat.

Kami berdua duduk sambil meminum minuman kami, aku membeli Americano, sedangkan Ibu Taehyung membeli smoothie, mirip seperti anaknya. "Bu, aku ingin mengatakan sesuatu padamu, tentang aku dan Taehyung" ujarku gugup, bagaimana pun aku harus memberitahu sebenarnya agar dia tidak salah paham. "Ya, apa itu, Joohyun-ah ?" balasnya, aku meneguk pelan

"Sebenarnya, aku sudah putus dengan Taehyung, bu. Sudah setahun yang lalu" jelasku, dia menatapku tak percaya.

"Apa anak nakal itu menyakitimu ? Apa yang dia lakukan ? Aku akan memukulnya nanti karena dia tidak memberitahuku tentang hal ini" balasnya, aku tertawa pelan.

Ya, dia menyakitiku. Bahkan sampai sekarang aku masih sakit, bu.

"Tidak apa-apa, bu. Itu sudah setahun lewat, jadi aku sudah melupakan masalahnya" balasku

Aku tidak akan pernah lupa juga masalahnya

"Tapi aku ingin Taehyung tetap berada di sisimu, jika kau nyaman dengan keadaan seperti itu. Aku kurang memberinya perhatian saat dia masih kecil, dan itu fatal. Makanya dia sangat memberontak" aku terdiam mendengar perkataan Ibu Taehyung, aku tahu Taehyung tidak begitu dekat dengan ibunya karena ibunya sibuk bekerja. Tapi membiarkan Taehyung kembali ke sisiku ? Aku belum pernah memikirkannya.

"Ya, aku akan memikirkannya, bu" balasku dan tersenyum.

.

.

.

.

.

.

Jangan lupa vote dan komen, guyss..

Bonus for you

Bonus for you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Untold StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang