12 (maaf banget ya huhu)

7 1 0
                                    


MAAP BANGET TELAT UPDATE :(((((((((





Joohyun mengelus-elus punggung Jisoo, gadis itu masih tersedu-sedu di atas kasurnya. Padahal sudah seminggu berlalu, ia masih memikirkan perkataannya pada Jimin. Bahkan seminggu ini dia tidak masuk kuliah karena tak sanggup melihat wajah Jimin.

"Jisoo-ya, kalau seperti ini, kau seharusnya jangan mengatakan hal itu padanya"

"Aku hanya tak mampu menahan perasaanku lagi, Joohyun-ah"

Joohyun menghela nafas pelan "Ya, seperti inilah yang namanya rasa sakit hati karena pria" gumamnya pelan. Jisoo duduk di ranjangnya dan mengusap wajahnya, bahkan sembab seperti ini pun gadis itu masih terlihat cantik.

Ia mengikat rambutnya ke atas "Aku ingin ke taman bermain".

.

.

"Di taman bermain ?"
"Iya, Jisoo masih sangat sedih. Aku tidak mungkin meninggalkannya sendiri"
"Baiklah, Jimin juga masih merasa bersalah padanya. Kalau sudah mau pulang, telfon aku. Aku akan menjemputmu"
"Arraseo, aku pergi"
"Ne"

Taehyung meletakkan ponselnya ke saku jaketnya, ia melihat ke arah Jimin yang duduk sambil melamun. Apa yang terjadi pada pasangan ini sebenarnya ?

"Aku akan menanyakan satu pertanyaan. Sebenarnya kau lebih memilih Jisoo atau Jennie ?"

Jimin tersentak dan menatap ke Taehyung. Ia tidak menjawab apapun, ia tidak bisa memilih salah satu atau kedua-duanya. Pria itu menunduk dan menghela nafas kasar.

"Kalau kau melewatkan Jisoo, artinya kau bodoh. Jisoo adalah gadis yang selalu diincar-incar pria di kampusmu. Semua orang tertarik padanya, kecuali aku. Aku lebih tertarik dengan temannya" oceh Taehyung tak karuan.

"Tapi kalau kau membuang Jennie, artinya kau juga bodoh. Blasteran seperti dia tidak akan kau dapatkan dimanapun, swag and sexy. Tapi lebih seksi Joohyun-ku" tambahnya lagi.

Jimin menatapnya tajam membuat Taehyung berhenti berbicara, Taehyung tertawa melihat ekspresi Jimin yang baru kali ini sangat sangat galau.

Taehyung menyandarkan punggungnya ke kursi cafe, "Tapi kalau sampai sedih seperti ini, aku jamin kau juga ada rasa kepada Jisoo". Jimin hanya diam.

.

.

Jisoo memakan vanilla-nya dengan lahap, taman bermain adalah tujuannya saat ia benar-benar sedih. Gadis itu duduk sambil memainkan kakinya. Ia memakai bando telinga kucing yang barusan di belinya bersama Joohyun.

Joohyun datang membawa 2 bungkus twist potato, ada rasa Spicy, dan ada rasa Cheese. Jisoo mengambil yang Spicy.

"Belum merasa baikan ?" tanya Joohyun, Jisoo menggeleng pelan dan memanyunkan bibirnya. Joohyun menghela nafas, "Mungkin kau harus bertemu dan membicarakan ini lagi dengannya". Jisoo tersentak, ia tidak pernah membayangkan hal seperti itu.

"Maldo andwae! Tidak mungkin" bantahnya, "Aku hanya memberi saran" Joohyun tersenyum lalu meminum lemonade-nya.

Setelah selesai makan, mereka pergi bermain wahana. Ya hampir semuanya, kecuali komedi putar. Karena menurut mereka itu terlalu membosankan, mereka membayar cukup mahal dan hanya berputar-putar di atas kuda ?

Mereka lebih menyukai wahana yang cukup membuat banyak orang berteriak, yang membuat adrenalin terpacu begitu berada di kursinya. Jisoo dan Joohyun adalah maniak permainan semacam itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Untold StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang