.
.
.
Aku mengerjapkan mataku saat cahaya matahari menembus tirai jendela. Aku menggeliat lalu bangun dengan lesu. Aku membuka lebar tirai jendela, lalu membuka jendela, membiarkan udara pagi Seoul menyebar ke dalam rumahku. Aku tersenyum melihat lingkungan sekitarku yang sibuk, padahal baru jam 7 pagi.
Aku berjalan ke dapur lalu membuat sarapan yang sederhana, sereal dan segelas susu.
"Tapi aku ingin kau tetap berada di sisi Taehyung"
Aku menghela nafas pelan saat ucapan Ibu Taehyung semalam menghantuiku. Pasti susah untuk tidak terikat lagi dengan yang namanya Kim Tae Hyung, pikirku kesal. Baiklah, ini kulakukan hanya untuk ibunya. Dia mempercayaiku, jadi aku harus melakukannya. Aku hanya perlu mengawasi dan melihat keadaan Taehyung, itu saja. Tidak lebih.
Setelah selesai sarapan, aku membuat beberapa makanan, seperti telur gulung, nasi campur, bakso ikan dan sosis. Aku menyimpannya di dalam kotak makan siang dan berencana membawanya ke tempat Taehyung pagi ini.
Aku membersihkan rumah dan mandi, berhubung ini hari libur, jadi aku bisa menghabiskan waktuku diluar atau ke rumah Jisoo. Aku memakai kaus crop tee berwarna hijau tosca, celana jeans, ditambah jaket denim diluarnya. Untuk apa rapi-rapi, hanya mau menemui mantan.
Aku sudah sampai di depan rumahnya. Awalnya aku ragu untuk menekan bel, sedikit gugup. Tapi untuk apa aku gugup ? Ah, tidak penting sekali. Aku menekan belnya sekali, tak lama kemudian terdengar bunyi pintu terbuka. Kurasa itu dia yang berjalan membuka pagar. Dia tertegun melihatku ada di depannya, aku mengalihkan pandanganku ke arah lain.
Aku menyodorkan kotak makan siang yang kupegang "Sebagai permintaan maafku karena kelewatan. Untuk yang kemarin, atau kemarin-kemarinnya" kataku, dia menerima kotak makan siangnya. Pria ini tersenyum lebar lalu menyubit pipiku pelan "Joohyun, kau baik sekali" jawabnya senang. Lalu ia menyuruhku masuk ke dalam, aku berjalan mengikutinya.
Kami duduk di sofa ruang tamunya, dia memakan makanan yang kubuat pagi tadi. Nampaknya lahap sekali. Aku melihat beberapa botol alcohol di atas counter dapurnya. Dia pasti minum-minum lagi. "Taehyung" panggilku, ia berhenti mengunyah lalu menatapku.
"Aku tidak mau mengunjungimu lagi kalau kau masih minum alkohol" lanjutku.
Walaupun minum minuman keras di Korea ini diperbolehkan dengan bebas, tapi aku tetap tidak suka kalau keseringan, apalagi ketergantungan. Seperti Taehyung, kata Jimin, semenjak dia putus denganku, alkohol menjadi kesehariannya. Jadi aku mungkin bisa menghentikannya.
Dia tersenyum hambar "Baiklah, aku tidak akan minum lagi. Apapun untukmu" jawabnya dengan jelas, "Aku janji" tambahnya. Aku percaya kali ini. "Habis ini mau kemana ?" tanyanya, aku berpikir tujuanku kemana setelah ini. "Ke rumah teman" jawabku. Dia menatapku "Teman siapa ?" tanyanya lagi, mulai curiga. "Jisoo" jawabku lagi.
Dia mengangguk pelan, "Mau menemaniku dulu ? Setelah itu aku akan mengantarmu ke rumah Jisoo" tanyanya. Aku kaget mendengarnya, sudah lama aku tidak mendengar ajakannya seperti tadi. Yah aku lumayan merindukan masa-masa itu. "Kemana ?" tanyaku balik memastikan tujuannya. "Makam kakak" jawabnya. Aku kaget, lagi. Benar, hari ini ulang tahun mendiang kakak Taehyung, Kim Tae Hee.
Aku mengangguk pelan "Baiklah" jawabku. Ia tersenyum senang lalu berlari ke kamarnya, seperti berganti baju. Pertanyaan aneh muncul di pikiranku, apakah Taehyung juga pernah mengajak Nancy ke sana ?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Untold Story
FanfictionFor you I could pretend like I was happy when I was sad, For you I could pretend like I was strong when I was hurt. - he said like that 2 years ago. :) ●mengingatkan kalau Son Joohyun bukan Irene RV! Son Joohyun adalah karakter oc atau kalian boleh...