Aku berjalan masuk ke dalam perpustakaan, mencari buku-buku yang bisa membantuku menyelesaikan tugas kuliah. Sudah jam 3 sore, sebentar lagi aku harus ke tempat kerjaku.
"Joohyun, kan ?"
Aku melihat ke sebelah, itu Jimin. Sudah lama aku tidak melihatnya, dia semakin chubby saja. Jimin tersenyum padaku. "Wah sudah lama sekali aku tidak melihatmu. Kabarmu baik saja, kan ?" tanyanya, aku ikut tersenyum "Aku baik. Bagaimana denganmu ?" tanyaku balik, ia menjawabnya dengan ramah. Jimin masih tidak berubah, selalu tersenyum dan ramah ke semua orang. Pantas saja Jisoo jatuh hati padanya.
Kami berjalan di antara rak-rak buku "Kau harus ikut ya berlibur bersama kami. Tenang saja, aku akan menjagamu dari Taehyung" katanya membuatku tertawa, kalau Taehyung mendengar ini mungkin dia akan menepuk kepala Jimin. Aku mengangguk pelan "Tak apa kalau aku mengajak Jisoo ?" tanyaku, ia mengangguk senang "Aku suka kalau semakin ramai" jawabnya.
"Kau juga sudah mendengarnya, bukan ?" Tanya Jimin sambil mengambil beberapa buku, aku melihat ke arahnya "Apa ?". Kami duduk di kursi ruang membaca, "Kalau Taehyung sudah putus dengan Nancy" lanjutnya. Aku tersenyum kecil lalu mengangguk. Jimin mengusap mukanya,
"Kau harus tahu bagaimana kami berkelahi dengannya saat dia bilang dia selingkuh di belakangmu" kata Jimin, sudah kuduga. Taehyung juga menceritakannya pada Bangtan. Aku mengangguk pelan "Kami sudah berusaha menyadarkannya, tapi dia tetap keras kepala. Dan ujungnya, dia berpacaran dengan orang yang salah" lanjut Jimin lagi, ya Taehyung sudah memakan karmanya.
"Bagaimana dengan mobil yang sudah dijual gadis itu ?" tanyaku pada Jimin, "Taehyung bilang tidak mau mengambilnya lagi" jawab Jimin. Jadi Taehyung melepas mobilnya dan gadis itu. Aku tertawa kecil, lucu bagiku membicarakan ini. "Apa kau mau percaya padaku, Joohyun ?" Tanya Jimin, suaranya terdengar serius. Aku menatapnya, "Soal apa ?"
"Percaya kalau Taehyung masih mencintaimu"
Aku tertegun, tidak tahu harus menjawab apa. Lalu Jimin kembali tersenyum "Kalau masih berat untukmu, tidak perlu dijawab. Aku tahu rasa kepercayaanmu pada Taehyung sudah hilang sepenuhnya, jadi percayalah padaku" jelasnya. Aku bersyukur Taehyung mempunyai teman yang baik seperti dia, aku mengangguk pelan dan tersenyum.
Sepulang dari perpustakaan, aku berjalan menuju café dan toko kue di ujung jalan, tempat kerjaku. Aku mengambil ponsel, melihat banyak chat yang dikirimkan Taehyung membuatku harus menelfonnya.
"Joohyun, ikut kan hari jumat ?"
"Iya aku ikut, dengan Jisoo"
"Yassss, baiklah, hanya 3 hari dan kita akan menginap di villa Jimin"
"Kenapa kau senang sekali ?"
"Sudah lama aku ingin menghabiskan waktuku denganmu"
"Heol"
"Hey, aku tidak bohong. Aku akan menjemputmu saat pagi"
"Arraseo, aku mau bekerja. Kumatikan ya"
"Sampai jumpa~"Aku menyimpan ponsel ke dalam tas lalu berjalan masuk ke dalam café tempat kerjaku. Harum roti dan kue yang baru matang membangkitkan semangatku, memang tempat kerjaku lah yang terbaik. Lumayan banyak pelanggan yang datang sore ini, aku melihat ke salah satu rak kue, cheese cake sudah terjual habis. Daebak.
Aku melayani pelanggan yang datang satu persatu, hingga waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Aku berjalan ke ruang pegawai, dan mengganti pakaianku. Lalu aku akan kembali ke rumah.
.
.
Author's Pov
Pagi yang sejuk di hari kamis, hujan ringan melanda kota Seoul kali ini. Karena sekarang musim panas, jadi masyarakat tidak terlalu mengkhawatirkannya. Weekend akan segera datang, membuat Joohyun bersemangat. Gadis itu sedang memakan sereal sambil menonton tv.
"Ah besok aku akan pergi bersama Bangtan" gumamnya mengingat jadwalnya selama 3 hari ke depan. Ia sudah mengambil cuti kerja dan kuliah secara bersamaan.
Gadis itu mematikan tv nya lalu berlari ke kamarnya, mengambil koper kecil untuk mengisi keperluannya. Ia mengemas pakaian, sepatu, skin care, serta kosmetik yang mungkin akan diperlukan. Karena mereka akan ke pantai, Joohyun membawa baju ganti sebagai tambahan, karena ia tidak mempunyai bikini.
Joohyun berlari lagi ke dapur mengambil beberapa sereal dan snack kesukaannya untuk dibawa besok. Setelah menyiapkan semuanya, Joohyun duduk di ranjangnya. Berpikir bagaimana bisa ia menjadi sedekat ini dengan Taehyung. Padahal minggu kemarin ia berusaha untuk menjauhi pria itu.
"Ya, tidak ada salahnya berteman. Hanya teman, tidak lebih" gumam Joohyun memastikan. Lalu ia kembali termenung, ia tidak bisa bohong kalau perasaannya dengan Taehyung sudah lenyap. Itu salah. Ia tahu dirinya lebih dari siapapun, kalau ternyata Taehyung masih tersimpan di dalam hatinya.
Ponselnya berdering menyadarkannya, Joohyun berjalan ke meja mengambil ponselnya. Nama 'Jisoo Pyong' tertulis disana.
"Ada apa ?"
"Sudah berkemas untuk besok ? Kau tidak berubah pikiran, kan ?"
"SUdah. Aku tidak berubah pikiran karena aku tidak labil sepertimu"
"Dasar. Mau pergi membeli bikini ? Aku tahu kau tidak punya bikini satupun. Tapi setelah kau memakai itu,and Taehyung will screaming cause you're so hot"
"Pikiranmu kotor sekali" Joohyun bergidik ngeri mendengarnya.Jisoo tertawa mendengar jawaban Joohyun, "Jangan lupa membawa banyak makanan. Kau tahu kan kita berdua mudah lapar"
"Iya, aku akan membuat bekal juga besok pagi"
"Yasss, kau terbaik, Joohyun! Kalau kau merasa tidak nyaman berada di dekat Taehyung, kau bisa mengatakannya padaku, jadi aku akan mengalihkannya"
"Untuk sementara, aku baik-baik saja, Jisoo. Kami hanya berteman"
"Kau yakin ?"
"Absolutely"
"Baiklah, aku percaya. Aku mau menelfon ibuku dulu ya, sampai jumpa besok"
"Sampai jumpa !"Joohyun menghela nafas pelan lalu meletakkan ponselnya, ia gugup sekaligus tidak sabar untuk pergi besok. Apa yang akan terjadi besok, pikirnya.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Untold Story
FanfictionFor you I could pretend like I was happy when I was sad, For you I could pretend like I was strong when I was hurt. - he said like that 2 years ago. :) ●mengingatkan kalau Son Joohyun bukan Irene RV! Son Joohyun adalah karakter oc atau kalian boleh...