Mr. Right

753 86 9
                                    

❗WARNING❗
Bab ini mengandung adegan 21+
Bagi pembaca di bawah umur silakan lewati bab ini...




Theodore Narendra. Dia tampan. Kaya. Juga pintar. Sayangnya gaya berpakaian yang ia pilih terlalu...kuno. Rambut lurus klimisnya selalu disisir ke belakang. Wajahnya bebas dari segala rambut halus. Selama aku mengenalnya, tak pernah sekalipun aku lihat ia berkumis atau berjambang. Bakal rambutnya saja tidak pernah tampak. Maksudku wajahnya itu selalu mulus. Belum lagi kulit kuning langsat mulus miliknya. Aku yang wanita saja kalah. Dia itu seperti bayi. Bersih, mulus tak bernoda. Tampan tentu saja. Sayangnya ada kaca mata tebal norak yang selalu bertengger manis di hidungnya. Lalu, kalau bukan mengenakan sweater, pasti kemeja. Itupun satu ukuran lebih besar dari tubuhnya. Kauspun dia hanya punya model seperti itu-itu saja. Untuk celana dan sepatu juga hanya berkisaran itu-itu saja. Intinya, semua baju yang ia punya menutupi, menghalangi, menyembunyikan segala bentuk tubuhnya yang sebenarnya cukup...bagus?

Pria ini sebenarnya tampan dan kaya, tapi cupu luar biasa. Bahkan dulu waktu pertama kali kami bicara, dia gemetaran dan keringat mengucur dari seluruh tubuhnya. Kalau bukan karena aku duduk berhadapan dengannya selama setengah jam penuh, aku mengira dia pasti habis dari gym.

Dia ini seorang pebisnis sukses, tapi bicara dengan perempuan -yang bukan partner bisnisnya- bisa membuatnya pingsan di tempat. Bisnis propertinya ada dimana-mana.

Bukan! Plis jangan berpikir terlalu tinggi dulu!

Yang kumaksud bisnis properti itu...bisnis buka kos-kosan! Iya kos-kosan. Kalau kalian ingin tertawa, tolong tahan. Aku sudah cukup menderita. Terima kasih.

Oh, yang kumaksud menderita itu adalah karena aku harus terjebak dengan pria cupu ini selamanya. Iya selamanya.

Theodore atau biasa kupanggil Teddy -kadang 'mas Theo' kalau orang tua Teddy atau orang tuaku ada- ini suamiku. Pria cupu 35 tahun inilah yang katanya akan membimbingku untuk membina rumah tangga. Katanya!

Aku sih tidak terlalu percaya ya. Masa iya pria cupu begini yang harus jadi pemimpinku? Jangankan memimpin atau membimbing dalam membina rumah tangga. Kusuruh ini-itu dia menurut. Semua-muanya aku yang memutuskan. Dari memilih menu makan, perabotan rumah, sampai keputusan memiliki anak juga aku yang memutuskan.

Itu sebabnya sampai pernikahan kami berjalam hampir dua tahun begini, belum ada tanda-tandanya seorang bayi hadir di antara kami. Aku sih no ya!

Oh iya, aku mau memberi tahu sesuatu. Perhatikan ya wahai kalian wanita-wanita di luar sana yang selalu mengeluh karena didominasi suami, punya suami yang begitu penurutpun tak jauh lebih bahagia. Aku contohnya.

Teddy terlalu lembek untuk seorang pria berumur. Dia terlalu payah untuk kusebut sebagai kepala keluarga.

Aku kadang heran sendiri kenapa dulu kuiyakan saat dia mengajakku menikah. Aku dengan Teddy, menikah secara sukarela. Bukan melalui perantara orang tua bertajuk perjodohan. Bukan!

Kami bertemu waktu aku sedang ada kerjaan untuk meliput suatu kegiatan di sebuah universitas yang berdekatan dengan kos miliknya. Kebetulan, salah satu narasumber yang harus kuwawancarai tinggal di kos-kosan Teddy juga. Kebetulan juga, waktu itu Teddy sedang ada di sana menanyakan perihal aliran air yang katanya berlumut. Mataku membutakanku waktu itu.

Melihat sekilas penampilan Teddy, dia itu tampan. Oh em ji. Berapa kali harus kubilang dia tampan tapi cupu. Kesan pertama yang kudapat waktu itu dia terlihat seksi dengan penampilan ala-ala nerd. Tahu kan lelaki masa kini tapi tampilannya cupu? Kukira dia seperti itu. Jadi aku nekat tebar pesona.

Berpura-pura mau mengenal narasumber melalui sudut pandang orang lain yakni bapak kos! Aku malu sendiri jika mengingat bahwa harus aku yang mengajaknya lebih dulu untuk makan siang di sebuah kafe. Sudah aku yang mengajak, dia diam sepanjang kami di sana. Menjawab apa yang diperlukan. Selebihnya dia diam dan menunduk. Waktu itu aku mulai curiga tapi kutepis karena mataku yang berpikir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EstorieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang