Tak banyak juga omega yang bekerja karena mereka memiliki suatu masa yang disebut dengan heat. Saat dimana hasrat biologis untuk melakukan seks sangat tinggi dan tubuh omega dalam masa subur yang paling baik. Biasanya pada saat heat, para omega yang belum memiliki mate akan meminum obat pereda, tetapi jika sudah memiliki maka alpha dari omega tersebut akan membatu omeganya untuk menuntaskan heatnya. Pada saat heat itu datang, pheromone yang dikeluarkan para omega menjadi sangatlah manis dan menggairahkan bagi para alpha maupun beta jantan. Mereka akan berlomba lomba untuk mengklaim omega tersebut, atau hanya sekedar menidurinya. Maka dari itu para omega jarang sekali ada yang bekerja karena itu sangat berbahaya. Omega yang akan mengalami masa heat akan berdiam diri dirumah atau pergi kedalam hutan. Karena jika heat itu datang saat mereka berada diluar rumah, maka akan banyak sekali alpha maupun beta yang akan menyerang omega tersebut.·・∵・·
"Aku tidak bisa melepasmu.."
Seokjin menghela nafasnya, ia menatap Jaehwan yang tengah menundukkan kepalanya. Seokjin bisa melihat jika Jaehwan mencintai dua orang yang berbeda, Seokjin tersenyum. Sikap Jaehwan saat ini menunjukkan jika alpha itu kini menyayanginya, tidak seperti dulu.
Tangan Seokjin terulur untuk mengusap surai alpha itu, "sudahlah, ini semua sudah terjadi. Temui Sooyoung, dia omega mu." Seokjin tersenyum, tapi ia tak mampu membendung air mata yang bersarang dibalik kelopak matanya itu. Ia benar-benar terpukul, tapi ia harus menerima kenyataan yang sudah terjadi itu.
Jaehwan mendongak dan menatap Seokjin, "aku ingtin bersamamu, sungguh. Bersama bayi kita juga. Berhentilah menangis, kedua mata indah itu menjadi aneh." Jaehwan mendekat kearah Seokjin, ia pun mengulurkan tangannya dan mengusap pipi Seokjin yang basah oleh air mata. Jaehwan pun merengkuh Seokjin kedalam pelukannya, Seokjin menangis tersedu-sedu didalam rengkuhan itu.
Menyedihkan memang. Ketika Jaehwan memeluknya, Seokjin tak merasa tenang. Melainkan ia merasa sedih dan terpukul karena merasakan aroma Sooyoung yang melekat pada tubuh alpha itu. Kini Jaehwan bukan miliknya lagi.
Seokjin mendorong tubuh Jaehwan untuk menjauh, ia menundukkan kepalanya lalu mengusap kedua matanya. "Ku mohon, berhenti. Aroma Sooyoung sangat mendominasi, aku membencinya. Pergilah, aku akan mengurus surat perceraian kita. Atau jika tidak aku yang akan pergi."
"Aku akan pergi. Aku sungguh menyesali perbuatanku ini, aku minta maaf. Tapi, bolehkah aku menimang anakku?"
Seokjin menganggukkan kepalanya. Ia pun mengambil Jungkook dari dalam tempat khususnya dan memberikannya pada Jaehwan secara perlahan.
Jaehwan menerima bayi itu, ia menatap bayi yang kini tengah tertidur dalam pangkuannya. Bayi itu cantik, Jaehwan rasa jika Jungkook akan tumbuh seperti ibunya. Tidak hanya cantik, bayi itu juga menggemaskan. Jaehwan tak berhenti memuji bayi itu dalam sanubarinya. Penyesalan kembali datang, ia benar-benar menyesal karena sudah meninggalkan keluarganya yang sudah sempurna itu hanya karena seorang wanita yang tidak jelas bagaimana sifat aslinya.
Seokjin tersenyum, "menggemaskan ya Jungkooknya?"
Jaehwan mengangguk pelan dan matanya masih terfokus pada Jungkook, "sangat menggemaskan, seperti ibunya."
"Berhenti melakukan itu, Ken."
"Maafkan aku" Jaehwan menundukkan kepalanya kemudiam mengecup hidung bayi itu sehingga bayi itu menangis dengan kencang dan membuat kegaduhan kecil dalam ruangan tersebut.
.
Namjoon tengah memperhatikan ponselnya sembari mengernyitkan dahinya, ia tidak paham. Beberapa saat lalu Hoseok menelponnya dan memberiktahukan perihal Seokjin yang belum diklaim, bagaimana bisa itu terjadi? Seokjin jelas memiliki bayi. Namun memang saat Namjoon membawa Seokjin memuju rumah sakit kemarin tidak ada feromon Jaehwan yang muncul dari tubuh omega itu.
"oh jadi begitu.. Aku akan segera menemuimu, Seokjin." Namjon tersenyum kecil sembari memperhatikan layar ponselnya dan segera beranjak dari tempatnya kemudian berlari kecil menuju pintu keluar rumahnya itu.
.
Jaehwan sudah pergi beberapa saat yang lalu, kini Seokjin sedang diperiksa oleh Hoseok.
Hoseok merapikan peralatannya dan sesekali memperhatikan Seokjin yang sedang melamun. "kau kenapa?", tidak ada jawaban sama sekali sehingga Hoseok menyentuh pundak Seokjin. "kau baik-baik saja?"
Seokjin sedikit terkejut saat Hoseok menyentuh bahunya kemudian ia memganggukkan kepalanya dengan cepat. "ah iya aku baik-baik saja, apakah pemeriksaannya sudah selesai?"
Hoseok memgangguk pelan kemudian ia menatap Seokjin. "aku adalah doktermu, aku tahu ketika pasienku berbohong. Katakan ada apa?"
Seokjin memundukkan kepalanya dan menatap kedua tamgannya yang berada dalam pangkuannya. "aku hanya.. Yah- tidak tahu haha." omega itu mengangkat kepalanya dan tertawa canggung.
Hoseok menghela napasnya, "kau belum diklaim?"
Seokjin mengerjap pelan saat mendengar kata Hoseok kemudian ia membulatkan kedua matanya, "apa?"
Hoseok memutar kedua bola matanya dan kembali menatap Seokjin, "kau belum diklaim oleh Jaehwan."
"bagaimana kau tahu?" Seokjin meremas ujung pakaiannya sembari menatap pria dihadapannya.
"feromonmu. Feeomonmu manis, tidak ada feromon seorang alpha yang ada didalam tubuhmu. Dan yah- lehermu tidak ada tanda bahwa kau telah diklaim.." Hoseok menggaruk tengkuknya canggung dan mengecilkan suaranya dikalimat terakhirnya.
"aku tidak bisa menyembunyikannya darimu, ya?" Seokjin tersenyum kearah Hoseok dan kemudian Hoseok memganggukkan kepalanya. "aku memang belum diklaim karena suatu alasan tertentu. Namun kini, alpha itu sudah mengklaim orang lain. Bukan aku, aku harus bagaimana? Aku tidak memiliki siapa-siapa lagi. Aku juga tidak memiliki apa-apa."
Hoseok tersenyum kemudian ia mengulurkan tangannya dengan ragu dan mengusap surai Seokjin, "aku mengerti. Lalu apa yang kau khawatirkan sekarang?"
"aku harus merawat Jungkook sendirian karena tidak mungkin aku tinggal dirumah yang sama lagi dengannya. Aku tidak memiliki apa-apa, akupun tidak tahu harus membayar semua perawatan ditempat ini bagaimana, aku tidak masalah jika harus tinggal disuatu tempat yang kumuh ataupun lainnya. Hanya saja itu tidak baik bagi anakku, dia harus mendapatkan yang terbaik. Aku tidak bisa memgabaikannya, aku harus kemana sekarang. Aku tidak memiliki siapa-siapa lagi." Seokjin menundukkan kepalanya dan mulai terisak pelan.
"tinggal bersamaku. Semua biaya perawatanmu sudah ku bayar." Hoseok dan Seokjin terkejut mendengar suara lain yang menyahut pengakuan Seokjin. Dan kedua orang itu menoleh kearah pintu dimana menjadi letak sumber suara berasal.
"Namjoon?" ini Hoseok yang angkat bicara.
Tbc.
Yeay gaje sekali horeeee haha.
Ini update an terakhir saya hingga menjelang UN nanti, maaf sekali kalau tidak jelas tapi saya harap kalian menyukainya.
Happy new year! Semoga ditahun ini segala hal positif menghampiri kita semua.
Nanti setelah UN saya akan update dengan teratur dan target saya diakhir tahun sudah selesai kkk.
Saya harap saya mendapat banyak pencerahan untuk menulis haha.
Ngomong-ngomong otak saya sedang mentok tidak bisa berpikir banyak pft.
Baiklah, terimakasih untuk semua yang mau membaca cerita remahan milik saya ini. Walaupun tidak banyak yang membaca tetapi saya senang karena bisa mengeluarkan imajinasi saya kedalam sebuah karya tulisan.
Terimakasih banyak!
Sampai jumpa!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐄𝐬𝐞 𝐄𝐬𝐭𝐞 𝐓𝐮.【NAMJIN】
FantasyAku tahu siapa kau. Kenapa kau membawaku kemari? Kenapa kau membuat masalah ini menjadi sangat rumit? Kenapa kau membawaku kedalam labirin yang entah kapan berakhir dan disetiap sudut labirin ini dipenuhi oleh begitu banyak pertanyaan? Kenapa kau ti...