Bab 8

64 6 6
                                    

Nick POV

Sebulan telah berlalu semenjak liburanku ke Indonesia namun bayangan perjalanan selama liburan masih tercetak jelas di ingatanku. Bayangan perjalananku bersama Kirana, meskipun hanya mengendarai kendaraan umum atau bahkan berjalan kaki. Meskipun hanya makan di kedai makan pinggiran jalan, kopi pahit pun akan terasa manis jika itu diseruput sembari memandangi Kirana. Wajah dengan sorot mata yang meneduhkan itu memang tak bosan untuk dipandangi dan aku sangat menikmati kebersamaan itu. Aku bukan lelaki penuh romansa. Bahkan boleh dibilang aku tidak pernah berjalan bersama wanita jika itu bukan urusan bisnis, ya kecuali dengan keluargaku.

Ya Tuhan, kenapa aku bisa sedekat ini dengan perempuan yang notabene baru kukenal. Biasanya aku selalu bersikap profesional dan menjaga jarak dengan kaum hawa. Please, jangan berpikir macam-macam yaa seperti aku yang memiliki trauma masa lalu dengan perempuan atau bahkan aku yang memiliki ‘sesuatu’ yang menyimpang. Aku tidak seperti itu. Hanya saja aku memang tidak bisa bersikap supel dengan perempuan. Tapi Kirana. Bahkan saat pertama kali melihatnya di bandara pun aku langsung berkeinginan mengenalnya lebih lanjut.

Akhir-akhir ini aku pun sering memikirkan Kirana. Entah mengapa aku merasa begitu tertarik dengan sosok sederhana itu. Biasanya di malam hari setelah aku menyelesaikan segala pekerjaaku dan bersiap untuk istirahat, aku selalu menyempatkan diri untuk memegang ponselku dan ber-chat ria dengan Kirana. Ya setelah berperang batin, akhirnya aku memberanikan diri untuk menghubunginya terlebih dahulu.

Kini jam digitalku menunjukkan angka 10 PM yang mengartikan bahwa di Indonesia sekarang sedang pukul 7 malam.

Nicholas C : kamu sudah makan?

Kirana D : sudah. Barusan sama Ibu dan Pakdhe. Disana jam berapa Nick?

Nicholas C : jam 10

Kirana : udah malam. Kamu tidur gih. Besok kan kerja:D

Nicholas C : okay, Baby. Aku tidur dulu yaaa. Kamu jangan tidur terlalu malam. Night.

Kirana : please sir. I’m not your baby-_- sleeptight, big baby

Aku tersenyum melihat pesan terakhir yang dikirimkan Kirana. Aku pun mematikan ponselku dan meletakkannya di atas nakas. Merebahkan badan lelahku keatas ranjang. Menatap langit-langit kamarku yang tiba-tiba—entah mengapa memunculkan wajah Kirana yang sedang tersenyum ke arahku. Aku terkikik geli membayangkan sikapku yang seperti remaja yang tengah kasmaran. Sudah lama aku tidak merasakan perasaan hangat ini. Sepertinya tidak salah untuk merasakan jatuh cinta lagi.

***

Sebulan yang menyebalkan. Akhir-akhir ini pekerjaan sangat menumpuk di kantorku. Aku harus sering lembur di kantor untuk mengerjakan revisi desain-desainku. Maklum perusahaan tempatku bekerja sedang akan mengeluarkan produk baru sehingga aku pun harus bekerja keras mengerjakan desain untuk produk itu.

Seperti hari ini, aku terpaksa lembur lagi di kantor untuk menyelesaikan desain kemasan produk itu. Bos ku menginginkan hasil jadinya besok pagi. Disaat aku sedang menyeruput kopi hitam sambil memandangi laptopku, tiba-tiba ponselku bordering. Kirana?. Aku langsung menyambar ponselku dengan semangat.

“hello, Ki”

“Ki? Who is Ki?”

Ya Tuhan, aku langsung membaca nama yang tertera dilayar ponselku. Oh no! Stella.

“Hello, Nick! Are you there? Tell me! Who is Ki?”

“Ah, Stella. Whatsup? I’m busy now” aku berusaha mengalihkan pembicaraan, namun Stella tetaplah Stella dengan segala keingintahuannya.

“Who is Ki?”

client” jawabku singkat—berbohong.

ohh really?

Gadis PrambananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang