Bab 4

264 30 3
                                    

Maaf baru update setelah sekian lama vakum. Ini dikarenakan saya sibuk dengan tugas2 dann... males nulis. Heheheh pdhl alur cerita udh jdi tinggal dikembangkan saja. Tapi yaa namanya males wkwkwk
Ga nyangka ternyata ada aja yg ngevote cerita iseng saya ini. Bahagia bgt deh, semoga itu bisa menjadi pacuan bagi saya untuk kembali menulis:)

***

Kirana POV

AKU KESIANGAN!!!
Ini sudah lewat setengah jam dari jadwal janjiku dengan Nick. Semalam aku tidur terlambat karena baru tiba di rumah pukul 23.30. Aku khawatir Nick menungguku terlalu lama di halte.

Dengan tergesa gesa, aku keluar dari kamarku dan berpamitan dengan ibu. Bahkan aku tidak sempat sarapan meski ibu menyuruhku.

Aku mengayuh sepedaku dengan cepat, sekali kali melirik jam tanganku. Hingga aku tak melihat lubang besar didepanku. Aku berusaha menghindar namun ternyata aku justru menabrak seorang pejalan kaki hingga orang itu terjatuh. Aku yang juga terjatuh merintih kesakitan sambil berusaha bangkit untuk melihat orang yang aku tabrak.

Aku berjalan menghampirinya dan membantunya duduk. Dia seorang pemuda yang sepertinya bukan orang desa sini. Aku baru melihatnya, mungkin ia pendatang.

"Maafkan saya mas, ayo saya bantu. Saya sungguh tidak sengaja mas. Saya terburu buru." kataku sambil memegang lengannya.

"Ah iya tidak apa apa" katanya santai meski wajahnya menunjukkan kesakitan. Aku melihat ternyata sikunya berdarah. Dengan cepat aku mengambil sapu tangan di tas ku dan membersihkan lukanya. Aku membalut sikunya dengan sapu tanganku.

"Maaf mas, jadi luka begini. Perlu saya antar ke puskesmas?" Tanyaku

"Tidak perlu. Ini hanya luka kecil. Sudah tidak apa apa" katanya sambil berdiri dan membersihkan celananya yang kotor.

Tiba tiba aku kembali teringat dengan Nick.

"Maaf mas, bukan saya tidak mau bertanggung jawab. Tapi sekarang saya sedang terburu buru. Saya harus pergi. Sekali lagi maaf mas" kataku pelan sambil menunduk.

"Its okay. Saya tidak apa apa kok" jawabnya menenangkanku. Aku langsung mengangkat kepalaku dan tersenyum. Berlari mengambil sepedaku yang ummhh semoga tidak rusak dan bisa digunakan. Pemuda itu juga membantuku mengangkat sepeda.

"Ah, terima kasih mas. Maaf sudah menabrak mas" kataku. Dia hanya tersenyum sambil memasukkan tangannya kedalam saku celananya.

"Kalau begitu saya permisi dulu" pamitku dan dia hanya tersenyum kembali untuk menjawab perkataanku.

Aku segera mengayuh sepedaku menuju halte. Kali ini aku mengendarainya dengan hati hati. Aku tidak mau kembali menimbulkan korban.

Begitu tiba di halte, aku langsung turun dari sepeda dan berlari untuk mencari keberadaan Nick. Aku mulai panik ketika tidak menemukan keberadaan Nick dimanapun. Ponsel Nick juga tidak bisa aku hubungi. Aku kembali melirik jam tanganku. Ya Tuhan, aku terlambat satu jam, keluhku dalam hati.

"Sedang mencari siapa nona manis?"

Suara itu. Aku langsung berbalik dan menemukan sosok Nick di belakangku.

"Nick!!!" Seruku sambil memukuli dadanya. "Aku panik mencarimu. Aku takut kau hilang atau tersesat. Dari mana kau?!"

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu. Dari mana kau? Aku sudah menunggumu satu jam disini" tanyanya sambil menyilangkan tangannya didada dan menatapku tajam. Aku yang menyadari posisiku dan kesalahanku langsung tertunduk.

"Maaf aku terlambat menjemputmu. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi" kataku. Kemudian kuangkat kepalaku untuk melihat reaksinya. Dia hanya tersenyum.

Gadis PrambananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang