Part 6

1.5K 225 60
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.
Seohyun POV

Aku tak tahu apa yang terjadi di depan sana. Kenapa semua orang terlihat panik ? Bahkan Yonghwa oppa pun beranjak dari sampingku dengan tergesa-gesa menuju ke depan. Aku merasa sedikit aneh ketika tiba-tiba laju bus semakin cepat, para penumpang di dalamnya pun terlihat sangat panik.

Baru saja aku akan berdiri dari dudukku untuk melihat ke depan sana, aku merasakan tubuh dan kepalaku membentur jendela yang berada di sampingku. Aku juga mendengar sebuah benturan yang cukup keras di sertai jeritan di depan sana.

Aku memegangi kepalaku yang terasa sangat sakit, kucoba untuk berdiri dari dudukku untuk melihat sekitarku.

"Astaga, Dokter Jung, anda baik-baik saja ?"

"Gwenchana, kita keluar sekarang. Tolong hubungi rumah sakit terdekat secepatnya. "

"Baik, dokter. "

Sayup-sayup aku mendengar pembicaraan Yonghwa oppa dengan salah seorang perawat. Aku berjalan mendekati Yonghwa oppa, dapat ku lihat ketegangan di wajahnya.

"Oppa. "

"Seohyun ? Kau tak apa-apa ?"

"Ne. Oppa, keningmu berdarah. " kataku sambil menunjuk keningnya yang mengeluarkan darah, ku rasa itu di sebabkan karena pecahan kaca bagian depan bus yang tak sengaja mengenai keningnya.

"Hanya luka ringan, kita harus cepat menolong mereka, Seohyun-ah. " Yonghwa oppa menunjuk ke samping kananku. Aku membelalakkan mataku ketika melihat kecelakaan beruntun di jalanan, banyak pengendara motor tergeletak di jalanan dengan kondisi yang lumayan parah.

Kami semua turun dari dalam bus mobil, beruntung tidak ada satupun dari kami yang mengalami luka berat.
"Ambil semua peralatan medis yang kalian bawa masing-masing !! Kita hanya memiliki waktu sekitar dua puluh menit untuk menunggu ambulan datang. Kita hanya bisa memberikan mereka pertolongan pertama. " perintah Dokter Bae

"Baik, sajangnim. " serempak kami semua

Kami semua langsung bergegas melaksanakan perintah dari ketua kami, Dokter Bae.

Aku berlari ke arah seorang ibu hamil kuperkirakan usia kandungannya baru tujuh bulan, ia tampak mengerang kesakitan sambil memegangi perutnya.
"Ahjumma..."

"To...tolong... "

"Tentu ahjumma, ahjumma tenang saja, semuanya akan baik-baik saja. "

"Ta...tapi suamiku..." lirihnya, ia menunjuk ke arah belakangku. Aku membundarkan mataku kala melihat suami dari ahjumma ini terhimpit diantara bagian depan badan bus dan pohon besar.

"Astaga... " Ahjumma itu memegang tanganku sambil menangis.

"Selamatkan sua...miku dulu...kumohon... "

"Ahjumma, tapi... "

"K..kumohon... "

"Ahjumma, kondisi ahjumma harus ditangani secepatnya. "

"Kumohon...ak...aku tak bi...sa me...lihat suamiku...seper..ti itu."

"Perawat Cha !!! Bantu aku disini !!!" teriakku

Perawat Cha menghampiriku dengan cepat, aku meminta Perawat Cha untuk memeriksa kondisi ahjumma ini sementara aku akan menolong suaminya.

"Ahjussi, ahjussi apa kau mendengarku ?" kataku dengan nada yang cukup keras, sebenarnya aku tak kuat melihat kondisi ahjussi ini. Kurasa dia adalah korban kecelakaan yang paling parah diantara yang lainnya.

Someone Like You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang