Chapter 2

868 89 11
                                    

Aku menyadarinya, Bukan berarti dulu aku tak menyadarinya. Kalian adalah sahabat terbaik yang tidak akan tergantikan.

Lee HaeChan
.
.
.

Hari ini hari libur. Haechan terlihat berjalan kesana sini mencari sesuatu dikamarnya.  Wajahnya tertekuk karena kesal.

"Eomma...!" Doyoung masuk ke kamar sang anak dengan wajah bingung nya.

"Ada apa ini Chanie... kenapa kamarmu seperti kapal pecah begini. Aigoo..." Doyoung menghela nafas lelah melihat kelakuan anak sulung nya.

"Kemeja biru ku tidak ada..." Rajuk Haechan.

"Kemeja mu dipakai Jisung. Dia tidak bilang?"

"Aishhh... Aku akan menelefon nya."

"Pakailah baju lain chanie... Jisungie sudah keluar dari jam 8 tadi. Eomma akan memasak sarapan buat appa dulu. Jangan lupa membereskan kekacauan ini sebelum kau keluar rumah."

Haechan Kesal karena Jisung selalu memakai baju nya. Meski ukuran tubuh mereka hampir sama haechan tidak suka bajunya dipakai. Padahal saat membeli baju mereka selalu membeli bersama, Tapi sampai rumah jisung selalu bilang menyukai bajunya. Sekarang dia harus kelimpungan menyetel kaos nya dengan kemeja yang lain. Haechan Suka memperhatikan penampilannya. Tidak heran dia selalu ribut masalah baju dengan adiknya.

"Awas saja jisung jika sampai bajuku kotor akan aku tendang dia." Masih dengan mengerutu haechan membereskan baju yang berserakan di kamarnya. Meski malas dia tetap melakukannya jika tidak Eomma nya akan menghukumnya karna tidak membereskan kamar. Eomma nya adalah seorang dokter yang sangat cinta kerapian dan kebersihan. Eomma nya juga sangat mengerikan jika sedang marah. Haechan kadang bingung bagaimana bisa Appanya yang kalem dan penuh kasih sayang bisa bertekuk lutut di hadapan eommanya yang hyper. Tapi meskipun begitu Haechan Sangat menyayangi Eommanya.

Kling~
"Kau jadi ikut? tunggu lah di halte bus dekat rumahmu."

"Assa...!"  Haechan terlihat bersemangat. Wajahnya terlihat sangat berseri. Sampai suara ringtone ponselnya berbunyi. Haechan segera mengangkat telfon dari sahabatnya.

"Wae...?" Sapanya malas.
"Kau beneran tidak mau ikut?"
"Gak mau... kalian mau aku jadi pendengar.!"
"Aku dan lucas akan pulang sore. kau benar tidak bosan dirumah?"
"Tenang saja, Lagian itu acara club basket mana mungkin aku seenaknya ikut."
"Jae hyung bisa mengaturnya."
"Shirreo...."
"hah baiklah jika itu maumu." halaan nafas kecewa dari sebrang membuat haechan sedikit merasa bersalah karena berbohong. Haechan hanya ingin mencoba berjalan jalan dengan teman barunya. Lucas dan Mark mengikuti pertemuan exschool basket. Sebenarnya Haechan pun mengikutinya. Tapi haechan mengikuti club hanya karena sahabatnya disana selebihnya haechan terlalu malas untuk berkeringat.

"Oke Lee Haechan siapa bilang kau hanya bisa hangout bareng si tiang dan si pucat. kekeke keliatannya menyenangkan." Haechan sangat bersemangat. Dia menuruni tangga dengan semangat dan menyapa kedua orang tuanya.

"Pagi Mom dad..." Haechan adalah anak yang manis. manis di depan kedua orang tuanya.

"Kau mau keluar juga Chan ah.?" Tanya Taeil yang melihat anak sulungnya yang terlihat sangat rapi.

"Hehehe... tentu saja appa, mana ada anak muda weekend dirumah." Sahut Haechan. Doyoung yang ada di sampingnya mengacak rambut putranya gemas.

With You  #Mark #Haechan #Lucas {Complete}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang