-Seperti rindu, sepakbola bisa membuat seseorang rela menunggu demi kememuaskan hatinya untuk melihat tim kesayangannya berlaga, maupun melihat idolanya didalam lapangan hijau-
🐼🐼Farhan POV
Farhan berjalan mondar mandir di kamar tidurnya yang sangat dingin karna sedari tadi pagi ia tidak mematikan Ac kamarnya. Farhan resah kepada Asya yang sejak tadi ia chat, namun tak kunjung ada balasan.
Farhan
=> -Sya?
-Sya? Lo lagi sibuk ya?
-Sya? Kok gak dibales sih?
-Lo gak sedang marah kan sama gue?
(Delive)'Padahal chat gua udh masuk, tapi kok gak dibaca² juga sih, dia kenapa ya?'. Farhan membayangkan sesuatu yang tidak tidak mengenai Asya.
'Udahlah, positif thinking aja gue, siapa tau Asya emg Sibuk', Guman Farhan seorang diri dikamar nya itu.
Farhan kembali merebahkan tubuh yang lumayan kekar itu keatas kasur empuk miliknya.
"Permisi den, ini bibi bawain makanan untuk den Farhan, soalnya dari tadi belum makan" Kata bi ira sambil mengetuk pintu kamar Farhan yang cukup keras itu.
Karna kasihan dengan bibi, Akhirnya Farhan membukakan pintu itu agar ia bi ira bisa masuk kedalam kamar, "Iya bi, tunggu sebentar".
Farhan merupakan sosok anak yang terkenal baik hati. Jauh berbeda dengan Fahri. Fahri memang sih diluar sana baik. Namun jika didalam rumah. Sikapnya berubah mencapai 180°. Mungkin karna Mama nya lebih pro ke Farhan daripada nya.
Klekk
Pintu keras itu pun terbuka dengan bantuan tangan Farhan.
"Nih den, bibi taruh disini aja ya" Seru bibi sambil meletakkan makanan di atas nakas.
"Trimakasih Bi" Balas Farhan sambil tersenyum.
"Bibi permisi dulu ya" Pamit Bi ira.
"Ehh, tunggu dulu bi, Fahri kemana ya bi?" Tanya Farhan karna dari tadi ia tidak melihat batang hidung adik kandungnya itu.
Bi ira pun menjawab apa adanya, "Oohh, den Fahri tadi dia bilang ada tanding futsal gituu lah den".
"Oo, kalau mama mana Bi?".
"Kalau nyonya sih tadi katanya mau ke tempat temannya den".
"Makasih Bi atas infonya". kata Farhan sambil berterimakasih kepada bi ira.
"Sama sama den Farhan" Bi ira pun meninggalkan kamar dingin milik anak majikannya itu.
'Tumben ya Fahri pergi gak bilang ke gue. Biasa nya bilang dulu. Ya meskipun dengan cara yang sok ngeras'
"Mama juga, kok perginya dadakan sih? kayak tahu bulat aja'.
🐼🐼
"Ayukk turunn" Kata Fahri kepada Asya yang daritadi tidak nyaman dengan pakaiannya.
"Gak ah, gue disini aja" Ujar Asya menolak ajakan Fahri.
"Kenapa? Lo gak pede dengan pakaianlo? Biasanyakan kalo main bola lo pake ini juga. Lah sekarang kok gak pede gitu sih, Asya ayolahh!!" Fahri mulai membujuk Asya lagi agar mau turun dari mobil sport nya itu.
Asya pun berfikir, ia juga yang dikatakan Fahri, "Yaudah deh, gue turun".
Fahri sangat senang dengan jawaban dari mulut Asya, "Nah, gitu dong, ayukk".
KAMU SEDANG MEMBACA
Love A Women Football
Teen FictionSesuatu yang indah untuk dinikmati, terlalu buruk untuk dilewati, itulah Sepakbola. •• "Ohh,, Gue seneng kalau lho suka bola seperti gue. Makasih ya Sya" Guman Farhan. "Kan lho udah tau kalau gue emang suka bola, jadi gak perlu makasih lah" Jawab As...