It's Okay, I Love You

1.2K 136 1
                                    

Disi..ni.. a..adalah.. N..Nam..joon..

Saat pagi aku bangun, aku merasa sangat pusing. Saat aku membuka mata, aku melihat Jimin di pelukanku. Aku sangat kaget, dan kami tertutup selimut. Saat itu Jimin masih tidur dan aku menunggu saat Jimin bangun.

"Hm.. aah.. hyung.. apa kau sudah bangun?" Kata Jimin sambil mengusap matanya.

"Umm.. Jimin, mengapa kamu tidur bersamaku..?" Tanyaku dengan herab pada Jimin.

"Umm.. kemarin.. hyung mabuk.. dan.." kata Jimin dengan terpatah patah.

"Oh tidak. Apa aku melakukan 'itu' padamu?" Kataku sambil memastikan.

"I..iya hyung.. kau.. mel..lakukan..nya ber..ka..li..kali.." kata Jimin sambil tergagap gagap membuatku tak percaya.

Aku tak percaya, diriku yang mabuk bisa melakukan hal itu pada muridku sendiri. Aku sangat amat menyesal. Meskipun aku tidak sadar, aku masih dapat merasakan bayangan Jimin sedang berteriak.

"Jimin, maafkan hyung. Hyung sangat menyesal." Kataku dengan raut wajah yang tak seperti biasanya.

"It's okay hyung, i love you." Katanya sambil tersenyum dan memelukku membuatku semakin menyayanginya.

"Tu..tunggu.. Jiminie, kita.. telanjang?!" Kataku kaget karena merasakan dada Jimin yang sangat lembut.

"Setelah kita melakukan 'itu', kau langsung mengajakku tidur hyung." Katanya dengan wajah yang agak merah karena malu.

"Baiklah, cepatlah mandi. Setelah ini kau akan berangkat sekolah." Kataku sambil mengecup jidat muridku ini.

Setelah itu kita mandi, dan bersiap siap melaksanakan kegiatan kami masing masing. Kemudian mengantar Jimin ke sekolah. Saat itu aku kinta ditutunkan di depan halte. Aku masih tidak bisa membayangkan bahwa aku telah melakukannya pada Jimin.

1 minggu kemudian

Aku tak berbicara pada Jimin, dan begitupun sebaliknya. Kami sudah tidak berbicara satu sama lain selama 1 minggu. Hari ini adalah hari dimana aku mengajar Jimin pertama kali setelah kejadian itu terjadi. Akupun mengelesinya secara privat di rumahnya yang sedang kosong.

Sesampainya di rumahnya aku langsung meminta pelayan memanggil Jimin. Biasanya aku langsung pergi ke tempat khusus belajar di rumah bagai istana ini, tapi karena aku sudah menidurinya, aku sangat canggung.

"Tuan Kim, sekarang Tuan muda sedang sakit, Tuan muda meminta Tuan Kim melaksanakan kegiatan lesnya di kamarnya." Kata kata pelayan itu seketika membuatku terpaku.

Aku kemudian berjalan ke kamar Jimin yang lumayan jauh dari pintu depan. 'Bagaimana aku akan mengajarnya?' 'Bagaimana aku harus berbicara padanya?' 'Apakah dia masih marah padaku?' Kata kata itu perus muncul dalam pikiranku. Sesampainya aku di depan pintu aku mengetuk pintu dan masuk ke kamar Jimin.

"Ah.. halo Jimin-ah. Bagaimana kabarmu?" Kataku memulai perbincangan yang membuat atmosfer canggung di kamar Jimin.

"Hyung.." kata Jimin sambil menyuruhku mendekat padanya.

Bersambung...

Terbit setiap minggu...

Fate (My Little Student)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang