Datang

871 117 1
                                    

Disini Park Jiminie.

Kemarin aku bermain bersama Namjoon hyung di taman bermain dan menginap di sebuah hotel. Aku sudah bangun, dan aku sudah mandi. Namjoon hyung belum bangun dari tadi. Mungkin dia sangat lelah. Tapi sekarang sudah jam 8 pagi. Seharusnya ia sudah bangun. Aku membangunkan Namjoon hyung.

"Hyuuungg, ayo bagun. Kita akan melewatkan sarapan." Kataku sambil menggoyang goyangkan badan Namjoon hyung.

"Hmm, iya Jiminie." Jawab Namjoon hyung lalu mengusap mata.

Namjoon hyungpun mandi dan bersiap. Aku menunggu Namjoon hyung sambil menonton tv. Selesai mandi aku mengajak Namjoon hyung sarapan di hotel. Kami turun dari lantai 9 ke lantai 2.

"Sayang, kau memesan tiket sarapan juga?" Tanya Namjoon hyung.

"Iya hyung, aku tau kau tak banyak makan kemarin. Jadi aku memesan tiket sarapan." Jawabku sambil tersenyum pada Namjoon hyung.

"Kau memang kesayanganku Jiminie." Kata kata Namjoon hyung membuat pipiku sangat merah. Namjoon hyung yang melihatnya langsung mengecup bibirku.

"A.. ayo kita makan hyung." Jawab Jimin sambil berjalan keluar dari lift.

Kami makan disana dengan makanan yang sangat sering kumakan. Tapi Namjoon hyung terlihat lahap memakan makanannya. Melihat perilaku Namjoon hyung aku merasa senang.

Selesainya makan kami check-out hotel dan ke rumahku. Sesampainya di rumahku aku disambut oleh pelayan pelayanku dan bertanya apakah orangtuaku sudah datang.

"Jimin! Mengapa kemarin kau tak pulang?" Tiba tiba suara keras datang dari tangga. Ia adalah ibu Jimin.

"A.. maaf ibu, kemarin aku pergi ke taman bermain bersama Namjoon hyung dan kita kemalaman, karena jauh kita menginap di hotel." Aku mencoba menjelaskan ke ibuku.

"Huh, aku tau Jimin, kau tak pernah ke taman bermain sebelumnya. Tapi bukan berarti saat kau baru sembuh. Ibu takit kau jatuh sakit lagi." Kata ibu Jimin mengkhawatirkan Jimin.

"Maafkan aku nyonya, meskipun saya tau Jimin baru sembuh, saya tidak melarangnya lebih keras." Kata Namjoon hyung mencoba menyalahkan diri agar aku tidak dimarahi.

"Bagaimanapun ini sudah terjadi nak Namjoon, tak apa." Kata ibuku sambil mengelus punggung Namjoon hyung.

"Tapi." Seketika ibuku berkata seperti itu.

"Ada apa ibu?" Tanyaku.

"Yah, aku menyewa mata mata untuk menjagamu Jimin. Dan lihat apa yang kutemukan." Kata ibu sambil menunjukan foto aku dan Namjoon hyung berciuman.

"E.. itu.." kataku gugup.

"Maaf nyonya, saya menyukai Jimin. Saya tidak akan mengulanginya lagi." Kata Namjoon hyung menyela. Seketika itu dia mendapat tamparan dari ibuku.

Suasana itu membuatku terpaku. Aku tak menyangka ibuku menyewa mata mata dan Namjoon hyung kehilangan kepercayaan ibuku. Aku takut aku tidak bisa bertemu dengan Namjoon hyung ataupun ibu. Aku mencintai keduanya.

"Ibu, aku bisa jela-" kataku mencoba menyelamatkan Namjoon hyung agar dia masih bisa bertemu denganku.

"Penjelasan Namjoon sudah cukup Jimin! Sekarang Namjoon, Keluar!" Teriak ibu yang tak bisa kusangka sangka.

Bersambung...

Terbit setiap sabtu

Fate (My Little Student)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang