Prolog

303 29 10
                                    

Pagi ini aku sudah di bangunkan dengan suara debur ombak dan dinginnya angin pagi yang menggelitik tengkuk ku. Sebenarnya aku masih enggan membuka mata. Tetapi pagi ini hari pertama di Fun Camp. Event tahunan yang sudah aku ikuti sejak masih duduk di awal kelas 9. Fun Camp kali ini di laksanakan bertepatan dengan liburan semester ganjil. Kebetulan Mama juga mengizinkan aku mengikuti event ini. Cukup banyak komunitas petualang maupun pecinta alam yang mengikuti Fun Camp. Disinilah tempat para pecinta alam ataupun para petualang dan sejenisnya bersilahturahmi. Di Fun Camp ini lah aku juga semakin memiliki banyak teman.

"Indonesia itu indah Ra, apa kamu nggak bosen? Tiap hari yang di pegang gadget terus. Mending joint ke komunitas petualangan nya kak Ata," ujar kakakku.

Namanya Alvaro Nata Praja. Dia selalu membujukku untuk mengikuti komunitasnya. Awalnya aku terpaksa bergabung dengan komunitasnya, tetapi lama kelamaan petualangan menjadi salah satu hobiku.

Oh iya, namaku Aurora Valerie. Aku orang yang sederhana. Tidak terlalu mementingkan penampilan, tetapi rapih. Terkenal cuek tapi sebenarnya aku ini asik.

"Ara.. Ara.. AURORA!" Teriakan Abel membuyarkan lamunanku.

"Hiks, apaan si Bel! Nggak usah teriak-teriak segala sih. Sakit telinga gue!"

"Lo itu mikirin apa sih Ra? Bangun tidur udah ngelamun aja. Buruan geh, peserta disuruh kumpul sekarang ! Agenda pagi ini kita bersih-bersih di tepi pantai," Ujar Abel dengan cepat.

"Iya-iya! Bawel banget sih lo. Lo duluan aja ntar gue nyusul"

Abel berbeda komunitas denganku. Tetapi kami sudah saling mengenal dengan baik sejak pertama kali aku ikut event ini. Secepatnya aku merapihkan isi tendaku, kemudian pergi ke WC umum di area pantai untuk mencuci muka. Setelah selesai aku langsung bergabung dengan peserta yang lain.

Sialnya, ternyata peserta sudah berkumpul semua sejak tadi. Aku telat.

"Nama kamu Aurora? Kenapa bisa telat? Udah jam berapa ini? Kamu kesiangan ya? Kebiasaan di rumah begini ya? Lelet!"

Buset dah, ini orang bawel banget. Jelas tahu namaku, membaca id card yang aku pakai !. Kakak panitia ini sepertinya rekan kakak ku. Menyebalkan. Kak Ata yang juga jadi panitia disini malah menertawaiku dibelakang rekannya.

"Iya kak, maaf tadi di WC antri," Jawabku ketus.

"Alasan klasik! Udah sana gabung sama yang lain!"

Aku menghampiri Abel yang membawa kantung plastik sampah. Ikut memunguti sampah dengan peserta yang lain. Sudah mood ancur karena tadi pagi dan sekarang sampah yang sudah terkumpul di kantung plastik ini malah menjadi berantakan karena di tabrak seorang lelaki.

"Anjir lo ya! Lo itu jalan ngeliat nya kemana?! Gue udah capek-capek ngumpulin malah lo berantakin!"

"Sorry ya, gue nggak sengaja nabrak lo, sini biar gue yang beresin sampahnya"

Dengan kesal aku ikut memunguti sampah-sampah itu, tentu nya tanpa senyum.

"Sekali lagi gue minta maaf ya, tapi bener deh gue tadi nggak sengaja. Kenalin gue David Raka Dinata" Cowok menyebalkan itu mengulurkan tangannya mengajak berkenalan tapi aku tidak menyambutnya.

Tiba-tiba Abel sudah dibelakangku. Sepertinya dia sudah melihat semuanya.

"Namanya Aurora Valerie, Vid. Panggil aja Ara. Lo itu maka nya kalo jalan hati-hati!," ujar Abel

"Lo kenal cowok ini Bel?" Tanyaku kesal

"Kenal Ra, satu komunitas sama gue. Udah lo nggak usah cemberut gitu kan David udah minta maaf tadi," jelas Abel

"Bilang sama temen lo Bel, kalo jalan itu pake mata. Iya, udah gue maafin," sambungku ketus.

"Jalan itu pake kaki Ra, bukan pake mata," sahut David, semakin membuatku kesal di tambah lagi dengan senyum sok manisnya yang membuat tanganku ingin meremas wajahnya saat itu juga.

Waktu itu aku belum menyadari, ternyata pertemuan singkat itu menjadi history luka yang cukup panjang dan cukup mendalam. Semua yang ku jalani sudah dengan 'sungguh' ternyata dia hanya sekedar 'singgah'. Hingga akhirnya aku menyadari sebuah penghianatan. Tetapi aku masih saja bertahan. Terkadang tanpa kita sadari, banyak yang terluka karena sesuatu hubungan yang kita jalani.

'Kamu seharusnya tahu, aku yang selalu menunggu. Aku yang selalu ikut merasakan lukamu, tetapi kamu masih saja tidak peduli perasaanku. Aku tak apa. Tetapi ketahuilah, kamu masih memiliki tempat bersandar dikala rapuh. Aku selalu menunggumu. Dan aku, tempatmu untuk pulang.' *Secret_prince

Prolog dan chapter 1 masih biasa aja ya hehe
Mulai seru di chapter 2 dan seterusnya.. Vomment ya ❤
Jangan siders oke..
Kalo suka nanti nulis terus deh hoho..
Maacih yang uda baca love you 😘❤
- Dewi Ranggawati

AURORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang