Sweetest 2

4.7K 159 2
                                        

"Takdir itu untuk di jalani
Bukan untuk di komentari"
-Salshabilla Azzaira

-------------------------------------------------------------

Seorang wanita sedang berdiri dibalik kaca besar menatap jalanan kota New York yang lenggang dengan segelas coklat hangat di tangannya. Teramat bagus di saksikan jika dari ketinggian.

Wanita itu bernama Salshabilla Azzaira, Mungkin namanya terdengar terlau cenderung mengarah ke Asia, mengingat sang ibu yang berwargakenegaraan Malaysia.

Salsha yatim piatu ketika umurnya menginjak 13 tahun di karenakan orang tuanya mengalami kecelakaan pesawat, sejak saat itu Salsha hidup seorang diri. Salsha terpaksa bekerja menjadi pelayan di sebuah cafe untuk membiayai hidup juga sekolahnya.

Sampai umurnya menginjak 18 tahun Salsha bertemu seseorang yang menjadikannya seorang model. Baru menginjak 1 tahun debutnya di bidang modeling nama Salsha melesat naik mengalahkan nama-nama yang telah lama terjun kedunia medoling. Terkadang juga ada beberapa produser yang mengajaknya bermain film dan menjadikannya pemeran utama. Sejak saat itu hidup Salsha berubah, walaupun hidupnya menjadi penuh dengan kemewahan tetapi Salsha tidak menjadi seorang yang angkuh ataupun melebih-lebihkan apa yang ia dapatkan. Salsha terbiasa hidup dermawan, selalu membagi-bagikan hartanya kepada mereka yang kurang mampu atau ke panti asuhan. Oleh karena itu banyak rekan model dan seniornya yang menyukai Salsha.

Salsha terkekah mengingat kejadian 2 minggu yang lalu. Kejadian itu membuat Salsha bukan seorang gadis lagi, tetapi ia tidak memusingkan ke-virginnan-nya yang di ambil oleh pria yang tidak ia kenal. Toh sekarang umurnya sudah 23 tahun, jadi Salsha tidak memusingkan hal itu. Lagi pula Salsha pikir ia tinggal di Negara yang bebas, sangat jarang menemukan perempuan di atas 20 tahun yang masih virgin di negaranya.

Namun Salsha merasa aneh akhir-akhir ini, karena perutnya terus terasa mual. Salsha mencoba berfikir dan ia tau gejala apa itu.

"Apa jangan-jangan?" Tanya Salsha pada dirinya sendiri

Salsha lantas bergegas mengambil kunci mobilnya dan menuju apotik terdekat. Tidak membutuhkan waktu lama Salsha sampai di sebuah apotik. Ia pun masuk kedalam apotik itu dan disambut hangat oleh penjaga apotik yang terlihat lebuh muda darinya.

"Ada yang bisa dibantu miss?"  Tanya penjaga itu ramah.

"Aku ingin 5 tes kehamilan dengan merk berbeda" ujar Salsha

"Baiklah tunggu sebentar"

Salsha tersenyum menanggapi penjaga yang ramah itu. Penjaga itu kembali kehadapan Salsha dengan 5 tes kehamilan berbeda ditangannya.

"Ini miss. Apa ada lagi?"

"Tidak, ini saja"

Salsha pun membayarnya dan segera pergi dari apotik, tidak lupa ia mengucapkan terimah kasih kepada
Penjaga apotik ramah nan muda itu.

Salsha memeriksa dengan semua tes kehamilan yang ia beli dan semua hasilnya positif, tidak salah lagi Jase saat ini sedang mengandung.

"Laki-laki sialan. Kenapa dia tidak menggunakan pengaman" ujar Salsha geram.

💉💉💉

Mobil Salsha membelah jalanan kota New York yang lenggang karena orang-orang sedang bekerja, mengingat ini masih jam kerja.

Salsha dalam perjalanan menuju rumah sakit swasta yang berada di New York. Ia bukan akan memeriksa kandungannya tetapi ingin menggugurkannya. Apakah Salsha tidak  memikirkan sebelum ia membuang anaknya sendiri, walaupun hadirnya baby Salsha tidak di dasarkan oleh cinta.

Salsha melangkah menuju ruang Dokter Kandungan, ia berharap semoga dokter itu mau membantunya. Salsha menghentikan langkahnya ketika sudah berada didepan pintu berwarna putih gading, cukup lama ia terdiam didepan pintu itu dan akhirnya setelah mengumpulkan keberaniannya Salsha pun mengetuk pintu besar didepannya.

Setelah sipersilahkan masuk, Salsha membuka pintu putih itu. Dapat Salsha lihat disana seorang wanita seumuran  dengannya menggunakan jas Docter sedang duduk di kursi yang berada dibalik meja kerjanya. Salsha mendekat perlahan kemudian duduk didepan wanita itu. Wanita itu tersenyum lembut kearah Salsha.

"Ingin memeriksakan kandungan miss?" Tanya wanita itu, senyumnya tidak pernah pudar dari bibirnya. Dapat Salsha lihat nama wanita itu dari Bordir jas dokternya, Shara Hamilton. Nama yang bagus pikir Salsha.

Salsha menggeleng kemudian tersenyum  "Aku ingin menggugurkan kandungan ku" ujar Salsha pelan.

"Menggugurkan?" Tanya Shara meyakinkan. Salsha mengangguk yakin.

"Kalau boleh tau kenapa miss ingin menggugurkannya?" Tanya Shara lembut.

Salsha pun menceritakan kejadian sialan itu kepada Shara. Salsha menceritakan panjang lebar kejadian malam yang suram itu, Shara mendengarkan dengan baik. Selain Docter yang ramah Shara juga pendengar yang baik, pikir Salsha.

"Baiklah Miss Salsha, mari kita buat jadwal pertemuan besok. Bagaimana?"

Salsha terperengah melihat Shara mengetaui namanya.

"You know me?" Tanyanya

Shara terkekah dibalik senyum manisnya "siapa yang tidak tau dirimu. Salshabilla Azzaira Seorang model juga pemain film papan atas Hollywood"

"Kau terlalu berlebihan Docter"

Shara tertawa pelan kemudian tersenyum "jadi besok bisa bertemu miss Salsha?"

"Tentu"

"Kalau begitu datang lah lagi besok pukul 9 pagi miss"

Salsha menggangguk kemudian berdiri. Sharapun ikut berdiri dan menjabat tangan Salsha.

"Thank you" ujar Salsha

"You're welcome" balas shara.

------------------------

Halooo man-teman, gimana suka ga sama 'My Sweetest Doctor'.. Aku harap kalian suka yaaaa.

Tbc...........

Salam pengejar_atlet
23-06-2018

My Sweetest DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang