Sweetest 10

1.3K 102 16
                                    

Awalnya juga tidak ada rasa
Tapi lama-lama jadi cinta
- Salsha

Salsha terbangun jam setengah 6 pagi karena perutnya yang terasa mual. Lagi-lagi, pikir Salsha. Tapi mau bagai mana lagi ini adalah resiko ibu hamil, walau tidak semua ibu hamil merasakan yang namanya morning sick.

Iqbaal yang baru saja menyelesaikan sholat subuhnya, membuka pintu kamar dan mendapati Salsha yang sedang muntah di kamar mandi. Masih dengan gamisnya, ia segera menyusul ke kamar mandi.

Memegang rambut Salsha yang tergerai dengan tangan kirinya, juga Memijat tengkuk dan punggung Salsha pelan dengan tangan kanannya.

Salsha membasuh wajahnya setelah merasa mualnya berhenti namun tidak dengan sakit kepalanya yang semakin menjadi-jadi.

Iqbaal membatu Salsha menuju kasur untuk berbaring. Tidak lupa ia mengambil tisu. Setelah Salsha berbaring dan memakai selimut ia mulai menepuk-nepuk tisu yang sudah ia lipat di wajah Salsha untuk mengeringkan wajah istrinya yang basah.

"Aku akan membuatkan mu teh" ujarnya setelah selesai mengeringkan wajah Salsha. Salsha pun hanya dapat mengangguk lemah. Ia beranjak dari tempatnya setelah mengecup singkat kening Salsha.

Tidak lama Iqbaal kembali dengan segelas lemon tea hangat di tangannya. Kembali duduk di sisi kasur.

Membatu Salsha untuk meminum teh nya. Iqbaal meletakkan gelas tes di atas meja samping kasur setelah Salsha selesai meminumnya.

"Lebih baik sweetheart?"

Lagi-lagi Salsha hanya dapat menangguk.

"Aku akan mengganti baju sebentar" ujarnya lagi

Salsha memejamkan matanya lelah. Ini adalah sakit kepala yang paling sakit yang pernah Salsha rasakan selama ini. Sampai-sampai rasanya ingin pecah saja.

Selesai mengganti baju di walk in closet, Iqbaal ikut berbaring di atas kasur membawa Salsha ke dalam pelukannya untuk sedikit menenangkannya.

Salsha membalas dengan melingkarkan tangannya erat di pinggang Iqbaal dan membenamkan wajahnya di dada suaminya.

Iqbaal terdiam, tangannya mengelus kepala Salsha pelan.

Sampai beberapa saat kemudian ia merasakan napas Salsha yang teratur. Ia mengganti tangannya untuk memeluk punggang Salsha dan berhenti mengelus kepalanya.

Iqbaal berkali-kali mengecup puncak kepala Salsha pelan.

"Aku mencintaimu" bisiknya pelan.


***


Iqbaal meletakkan segelas susu coklat di atas nampan dengan semangkuk bubur yang ia buat tadi juga tidak lupa sepiring potongan buah apel. Ia membawa nampan itu menuju kamar.

Di saat ia membuka pintu kamar ia melihat istrinya yang sudah terbangun dari tidur. Iqbaal tersenyum kepada Salsha yang di balas dengan senyuman lemah di bibir pucatnya.

Iqbaal meletakkan nampan di atas nakas. Duduk di samping Salsha kemudian mengecup bibir pucat Salsha sebelum membatunya untuk mengubah posisi sedikit duduk.

"Sarapan dulu okey"

Iqbaal mengambil semangkuk bubur yang masih sedikit panas itu. Menyuapi Salsha sedikit demi sidikit, tidak lupa ia meniup tiap suapan juga mencicipinya. Memastikan apakah bubur itu masih panas atau tidak.

Salsha pun menerima suapan demi suapan, ia merasa sekarang tubuhnya lebih baik dari pada subuh tadi, sakit kepalanya juga sudah berkurang.

Ia merasa perutnya sudah cukup kenyang walaupun buburnya masih tersisa setengah, ia tidak mungkin menghabisi bubur itu karena masih ada segelas susu ibu hamil rasa coklat yang belum ia sentuh sama sekali sejak tadi juga sepiring cantik buah apel dengan potongan yang simetmris itu.

"Aku sudah kenyang" ujarnya

"Baiklah" jawab Iqbaal, ia meletakkan mangkuk itu bertukar dengan mengambil segelas susu. Memberikannya kepada Salsha.

Salsha meminum susu itu seperempat kemudiam memberikan lagi gelasnya kepada Iqbaal.

"Nanti akan ku habiskan dan apelnya akan ku makan" ujarnya

Iqbaal mengangguk.

"Sudah merasa lebih baik?" Tanya Iqbaal seraya mengelus sisi kepala Salsha.

Salsha tersenyum "karena mu, aku menjadi lebih baik"

Iqbaal juga tersenyun, memajukan tubuhnya untuk mengecup kening Salsha lama.

"Terima kasih" ucap Salsha setelah Iqbaal menarik tubuhnya kembali.

"Itu sudah kewajibanku sweetheart"

"Aku juga minta maaf karena terlalu banyak menyusahkan mu" terang Salsha dengan rasa bersalah.

"Semenyusahkan apapun dirimu, kau itu tanggung jawabku, bagian dari hidupku. Dan juga aku memilihmu untuk menyusahkan hidupku bukan wanita lain" ujar Iqbaal di iringi dengan tawa kecil

Salsha juga ikut tertawa, diringi dengan senyuman yang tulus. Senyum yang jarang Salsha tunjukkan dengan siapapun atau mungkin sudah tidak pernah ia tunjukkan. Dan sekarang ia tersenyum seperti itu lagi kepada seorang Iqbaal, seorang Dokter yang tiba-tiba mengajaknya untuk menikah, juga seorang yang telah berhasil meluluhkan hatinya. Dan merasakan apa yang namaya Cinta..



________________________

Yuhuuuuuu,
Selamat malam guys.
Hehe maap yaa updatenya tengah malam mulu, soalnya otak aku encernya pas tengah malem aja😂😂..

See you in de next part yaaaaaaa



Salam pengejar_atlet























Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Sweetest DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang