Delko Point Of View
"Tapi aku benar-benar bukan penjahat!! Lihatlah, aku tidak membawa apapun!" kata gue untuk meyakinkan wanita yang gue kira hantu itu.
"You are not a criminal or a robber, right?"
"Yes, i am not a villain or a robber."
"Benarkah?"
Untung gue sabar. Sudah gue bilang, gue bukan penjahat. Seandainya badan gue masih sehat, udah gue...
"Iya woy, gue bukan penjahat atau pencuri atau apalah itu. Nggak percaya banget sih lo sama gue, lagian nggak ada tanda-tanda kalau gue ini penjahat kan!!"
Apa? Diem kan lo, nggak ngerti apa yang gue bicarakan? Mampus lo sama gue!
"Kau berbicara?"
Sudah jelas-jelas sejak tadi gue bicara, malah ditanya. Masa dia tidak melihat orang ganteng seperti gue ini bicara sedari tadi?
Saking kesalnya dengan wanita ini, akhirnya gue berdiri lantas pergi masuk ke dalam rumah gitu aja meninggalkan wanita yang masih diam membeku itu di luar. Walaupun badan gue masih pada sakit, setidaknya gue masih kuat untuk berjalan.
Bodo amat deh dia teriak berkali-kali juga. Sudah pegal-pegal banget badan gue. Mending gue tidur 'kan?
Akhirnya gue memasuki satu kamar yang berada di dalam rumah ini lantas langsung merebahkan tubuh gue di atas kasur. Gue enggak tahu deh kamarnya punya siapa.
Apa?! Mau bilang gue nggak sopan? Gue sih bodo amat, salah dia sendiri memukul gue tiba-tiba.
Baru saja gue coba memejamkan mata, eh gue kembali membuka mata saat mendengar suara wanita berteriak.
"Pergi dari kamarku!! Aku ingin tidur, mengapa kau tidur di kamarku! Aku sudah bilang agar kau pergi!" jeda sesaat. "Kau tidak bisa bahasa manusia apa?!" lanjutnya, kali ini semakin berteriak.
"Berhenti, jangan berteriak lagi! Apa kau tahu, aku sedang lelah! Dan aku membutuhkan istirahat, tolong kau percaya padaku kali ini. Besok aku akan menjelaskan semuanya okey?" balas gue dengan posisi yang masih terbaring di atas kasur.
Dia diam.
Hening, kami hanya saling lempar tatap setelahnya.
Gue bangun, dan duduk di pinggir ranjang "Jika kau ingin tidur, tidurlah...."
Kurang baik apa gue? Gini-gini gue masih punya hati ya, nggak tega lah gue lihat dia kaya gitu. Masa iya dia harus tidur di luar atau di lantai, padahalkan sudah jelas kalau dia yang mempunyai rumah.
Gue melangkahkan kaki menuju luar pintu. Ya, gue memutuskan untuk tidur di luar, setidaknya gue bisa istirahat lah.
Grep
Dia nahan tangan gue.
"Di sebelah kamarku ada kamar lagi."
"Serious?"
"Yes."
Akhirnya tanpa pikir panjang, gue pergi ke kamar itu dan mengistirahatkan badan gue.
Tapi gue merasa seperti ada yang aneh, kenapa gue nggak bisa tidur? Padahal gue sudah mengantuk berat belum lagi badan gue yang pegal.
1 detik
2 detik
3 detik
4 detik
Astaga gue lupa, gue lupa bawa boneka gue! Terus sekarang apa yang harus gue peluk?
Cewek itu? Masa gue balik lagi?
Tapi gue tidak bisa tidur, gue tidak bisa tidur kalau tidak memeluk boneka.
Mata gue belum bisa tertutup juga, masih terbuka dan menelisir setiap sudut ruangan. Siapa tahu ada penghuninya kan?
"BONEKA!!" teriak gue setelah melihat boneka di atas nakas.
"Kenapa gue baru lihat?" Gue meraih boneka tersebut yang gue duga milik wanita itu.
"Lumayanlah bisa dipeluk, gede lagi bonekanya," ucap gue seraya tersenyum semringah.
Dengan senyum lebar yang terukir di bibir gue, gue terlelap.
~~STRAY~~
_______Love 🐾
SalYos 🎀
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAY✓
Romance[romance, chiklit] Pertemuan konyolnya dengan Lym, membawa Delko pada kisah cinta yang sedikit rumit. Delko si konyol, penakut dan tidak suka basa-basi, tapi selalu berbasa-basi. Bertemu dengan Lym si polos, dan cepat marah. Pertemuan mereka di Gree...