10. Panggilan

92 35 16
                                    

"Males banget gue ngajarin Lym bahasa Indonesia," gumam Delko seraya mengambil baju yang telah disiapkan Lym.

"Del, kam--AAAA." Lym menutup wajahnya metika melihat Delko yang hanya menggunakan handuk sepaha.

Sontak Delko mengalihkan pandangannya ke belakang. Ia melihat Lym sudah menutup matanya di ambang pintu seperti melihat setan.

"Ck! Ngapain sih masuk-masuk, udah tau belum pake baju!" protes Delko yang nampaknya biasa saja.

"Aku tidak mengerti kau bicara apa Del, cepat pakai bajumu!" perintah Lym.

"Keluar kalau begitu, mengapa kau masih berdiri di situ? Mau lihat?" tanya Delko menggoda.

"Ihh! Apaan sih!"

Brakk

Lym menutup pintu dengan kasar membuat Delko tertawa terbahak tanpa suara melihat reaksi Lym tadi.

"Polosnya kelewatan," lirih Delko.

Beberapa menit setelahnya, Delko keluar kamar menggunakan sweater dan celana panjang. Delko duduk di samping Lym yang sedang memainkan ponselnya.

"Mulai dari mana?" tanya Delko malas.

"Apanya?"

"Belajar bahasaku lah." Delko mulai gemas.

"Oooh, kata-kata dasar saja dulu seperti what is your name, ya gitu pokoknya."

"Eumm...oke," jawab Delko.

Kemudian Delko mulai mengajari beberapa kata yang perlu diingat sampai yang tidak berfaedah seperti 'baper', 'coy!', 'woy!'. Tidak bermanfaat 'kan kawan-kawan?

Cukup lama Lym belajar bahasa Indonesia, karena memang baru pertama kalinya.

"Coy!" sapa Lym sombong dengan senyum sumringah.

"Mentang-mentang sudah bisa, sombong banget ya," ucap Delko dengan bahasa Indonesia.

Seketika senyum Lym luntur karena tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Delko.

"Del," lirih.

"Tidak mengerti 'kan?" kata Delko bangga.

"Kau belum mengajariku semuanya, bagaimana aku bisa mengerti woy."

"Nah kan, sudah bisa sebut-sebut coy, woy lagi."

Mereka tertawa bersama, Delko kembali mengajari Lym bahasanya. Hingga perlahan Lym mengerti yang Delko ajarkan.

"Del if I call you using the title Lo-Gue how?" tanya Lym, Delko membulatkan matanya.

'Pengen gaul, nih anak?' batin Delko.

"Kamu pengen gaul juga?" tanya Delko, masih dengan bahasa Indonesianya. Lym mengangguk, karena ia mulai memahami bahasa Delko.

"Jangan lo-gue, aku-kamu aja biar romantis," goda Delko yang membuat Lym mencubit perutnya."Sakit Lym!" keluh Delko.

"Bagimana jika aku memanggilmu LoDel?" ujar Lym yang membuat Delko menganga, pasalnya Lym berbicara menggunakan bahasa Indonesia.

Bagaimana bisa, dengan secepat itu Lym langsung bisa bahasanya?

"Kamu sudah lancar?" tanya Delko memastikan. Walau ragu, Lym mengangguk.

"Karena aku baru bisa bahasa kamu, maka dari itu, sekarang kita komunikasi pake bahasa kamu. Gimana LoDel?" tanya Lym.

"S-setuju aja dah gue mah, pusing mikirin lo! Kok cepet banget bisa bahasa gue," gumam Delko.

"Karena lo ngajarin gue, makanya gue bisa!" Delko kembali menganga, ia kira, Lym tidak akan mengerti jika ia berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang tidak baku. Ternyata ia salah, bahkan bahasa gaul pun Lym sudah mengerti, ternyata Lym begitu cerdas, pikir Delko.

"Del jangan mangap terus, nanti ada nyamuk masuk loh," lanjut Lym dengan bahasa Indonesianya.

Delko kembali menyesuaikan dirinya."Gue setuju sama pendapat lo tadi, dan gue akan panggil Lo, LoLym?" Delko menaikkan satu alisnya.

Lym mengerutkan keningnya. "LoDel, LoLym?" tanyanya yang diangguki oleh Delko, mengiyakan ucapan Lym.

"Deal."

Keduanya kembali tertawa, ketika menyadari nama yang mereka buat sangat aneh.

"Jadi gue dan lo manggil diri sendiri Lodel dan Lolym?" tanya Delko, yang membuat Lym mengangguk.

Hening setelahnya.

"Hmm... Lolym punya cas-san handphone?" tanya Delko dengan ragu, bahkan ia sedikit jijik sangat mengatakannya. Namun, ucapan Delko membuat Lym mengerutkan keningnya.

'Ternyata belum lancar dia hahaha,' batin Delko.

"Charger maksud Lodel? Itu alat untuk mengisi batrai handphone 'kan?" pertanyaan Lym membuat Delko dengan cepat mengedip-ngedipkan matanya, tanda tak percaya.

"Lolym tau?" tanya Delko yang diangguki oleh Lym.

"Kak Dyr, waktu itu pernah kasih tau Lolym," jawabnya yang membuat Delko tersenyum lebar.

"Cas-san nya masih ada?" tanya Delko yang tentu membuat Lym menggeleng.

"Nggak tau," kata Lym. "Lodel pengen bantu cari?" lanjutnya.

"Serius mau dicari? Yah pasti gue mau lah, orang itu penting kok buat gue. Masa iya gue gak mau nyari." Lym mencebikkan bibirnya setelah mendengar ucapan Delko.

"Lo kenapa sih?" tanya Delko curiga pada Lym, pasalnya Lym hanya diam sambil memanyunkan bibirnya.

"Kan udah deal, katanya panggilan kita Lodel, Lolym. Terus kenapa Lodel lupa?" tanya Lym cemberut.

Delko memukul keningnya."Lodel lupa," ujarnya yang membuat Lym tersenyum lebar bahkan sampai terkekeh. "Jadi itu panggilan sayang kita?" lanjut Delko menampilkan deretan gigi putihnya.

Lym mengangguk dengan polosnya."Yaudah ayo, kita cari cas-san buat Lodel," ujar Lym yang membuat Delko tertawa.

'Polos dan imut,' batin Delko.

Delko menghentikan tawanya, lalu tersenyum lebar. "Ayooo,"

~~STRAY~~
_____

Love😍
SalYos😘

Gimana chapter kali ini gaessss? Makin membosankan kah? Makin seru kah?

Alay dikit gapapalah ya

Comment yah, kutunggu comment dan vote kaliannn.

Loveeee youuuuu.

STRAY✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang