Chapter 10

1.4K 126 20
                                    


"Pak ahn mengatakan bahwa mobil itu tua,seperti era 90an klasik,tapi ia takut salah mengira juga kyuhyun-ah",jeda pria itu sambil mencari foto foto mobil di smartphonenya dari ciri ciri itu.

"itu sudah terjadi sekitar 15 tahun yang lalu,sulit untuknya mengingat lagi karena sekarang dirinya sudah tua" sambung Changmin.

Kyuhyun mencerna setiap tuturan kata dari changmin.Pria itu merasa familiar dengan ciri ciri mobil yang dipaparkan oleh changmin.

"Sulit bagi kita,untuk mencari saksi mata kejadian itu",gumam kyuhyun.

"Kyuhyun-ah,seperti ini bukan mobilnya?",Changmin menyodorkan ponselnya untuk memberi tahu apa yang telah dilihatnya.

Kyuhyun menelisik setiap inci gambar mobil itu,matanya sedikit menyipit mengingat sesuatu.perkataan changmin sukses membuat Kyuhyun menatap pria itu.

"Appamu pernah punya mobil seperti ini bukan?",tanya changmin seakan menjawab perasaan perasaan familiar kyuhyun terkait dengan mobil tersebut.

Kedua mata mereka saling memandang satu sama lain mencari kebenaran tersebut

*****


Seohyun terdiam menatap langit kamarnya,hari ini ia sedang malas untuk pergi keluar dari kamarnya,sungguh bukan seperti dirinya yang selalu bersemangat.

Gadis itu meraih ponselnya dan mencari nomor yang sudah dua minggu tidak ia telpon.dalam beberapa detik saja sambungan tersebut diangkat.

"Seohyun-ya".

Panggilan semangat itu membuat Seohyun ingin pulang dan memeluk wanita yang sudah membesarkannya itu.

"Nenek,aku sangat rindu padamu",ujar Seohyun dengan bibir yang sedikit bergetar menahan tangisnya.ia ingin menceritakan semua beban yang berada di pundaknya,namun sekarang bukanlah waktu yang tepat.

"Aku juga sangat merindukanmu,kapan kau akan pulang? apa kau tidak merindukan masakanku?".

Gadis itu menjauhkan ponselnya dari wajahnya,ia menutup mulutnya ketika isak tangisnya melengos dari bibirnya agar tidak terdengar oleh neneknya.ia mengatur nafasnya untuk menormalkan suaranya seperti semula.

"Aku akan pulang secepatnya nenek,tunggu aku".

Setelah mengobrol beberapa menit untuk menyalurkan rasa rindunya,setelah itu ia segera menaruh ponselnya di atas meja nakas.Ia bangkit dari ranjangnya menuju jendela memandangi langit yang berawan,cuaca hari ini tidak terlalu panas.ia memandang beberapa burung yang hinggap diatap garasi mobil.jika saja ia seekor burung mungkin dirinya akan terus terbang melupakan masalah yang ada,hanya saja ia tersadar dirinya bukanlah burung,dirinya manusia.

Hingga ia tidak tersadar bahwa pelayan song sudah berada dibelakangnya membawakan barang rajutan Seohyun yang belum terselesaikan.

"Aku sudah mengetuk pintu kamarmu beberapa kali,tapi kau tidak menjawab",ujar pelayan song seraya mendudukan dirinya di kursi tersebut dan menaruh barang bawaannya di meja.

Seohyun berjalan mendekati tempat wanita itu dan duduk berhadapan dengannya.gadis itu mengambil bahan rajutan berwarna biru yang belum selesai dibuatnya.

"Biasanya kau mengajakku duluan untuk merajut,tapi sekarang malah sebaliknya",pelayan song hanya menggelengkan kepalanya disertai tawa ringannya.

Seohyun hanya tersenyum tipis menanggapi pernyataan wanita didepannya.ia mulai menusuk jarumnya pada kain tersebut,dengan telaten ia mengikuti pola yang sebelumnya sudah ia buat.

"Jika kau mempunyai masalah,aku harap masalah itu hanya berada di dalam satu titik,tidak perlu berdampak dengan kebiasaan semangatmu,seohyun-ah"

Langkah tangannya berhenti sesaat mendengar nasihat milik pelayan song,ia menatap wanita yang sedang merajut kain miliknya."ahjumma,maafkan aku tidak bisa menceritakan apa yang telah terjadi".

Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang