Bab 9 - Cerita

218 38 60
                                    

Hari kamis yang suram. Begitulah cara Ayesha mendefinisikan suasana hatinya sekarang. Setelah mengalami kejadian kelam--karena Papanya datang--kemarin siang, ia kehabisan energi untuk menyapa semua orang. Kerjanya seharian ini di sekolah cuma melamun. Lisa dan segenap sahabatnya yang lain tentu merasa bingung. Ayesha tak mengucapkan sepatah kata pun, dan hanya menyahut singkat ketika diajak berbincang.

Waktu menunjukkan pukul 13:45 kala Jeslyn meletakkan buku tulis Kimia-nya di atas meja. Ia bergerak risau sambil memantau Ayesha yang duduk di sampingnya. Jeslyn tahu ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu. Meskipun terkenal garang, Ayesha tak pernah menampilkan sikap gamang. Ini baru pertama kalinya, dan Jeslyn begitu khawatir ketika prasangka-prasangka buruk mulai bermunculan di kepalanya.

"Sha...," panggil Jeslyn. Si pemilik nama menengok, tapi tidak menjawab. "Lo kenapa?"

Ayesha menggeleng. Wajahnya tak memiliki ekspresi.

"Gue tau lo lagi ada masalah."

Ayesha memalingkan muka, enggan bersitatap dengan Jeslyn.

"Tapi gue gak tau masalah lo apa. Mungkin kalo lo bersedia cerita, gue bisa kasih saran atau apa pun itu yang bakal bikin lo lebih lega nantinya."

Hening. Tak ada sahutan dari cewek berambut cokelat sebahu itu.

Jeslyn memutar otak untuk menarik minat Ayesha. Ia menempelkan telunjuknya di dahi, dan mulai bergumam tak jelas.

"Gue gak apa-apa."

Sontak Jeslyn mendongak. Ia kaget sekaligus ragu kalau yang didengarnya tadi itu suara Ayesha. Apakah Ayesha memang menanggapinya?

"Ya. Gue gak apa-apa."

"Wiiih!" pekik Jeslyn sembari membelalak. "Keren juga lo bisa baca pikiran gue?!"

"Apaan sih, gak jelas!" cetus Ayesha memutar matanya malas. "Gue gak mau aja lo sampe khawatir berlebihan ke gue. Karena pada kenyataannya, gue emang gak kenapa-napa."

"Oh...." Jeslyn membulatkan mulutnya seraya mengangguk-angguk. "Eh, Sha, by the way gue mau cerita!"

Ayesha memusatkan perhatiannya kepada Jeslyn, dan memilih mengabaikan Bu Humaira--guru Kimianya--yang baru tiba di kelas.

"Lo tau, kan, kemaren gue sempet pergi ke UKS bareng si Bandot?" tanya Jeslyn.

Ayesha mengernyit, mencoba membuka lembaran adegan di memori otaknya. Tak berselang lama ia pun mengangguk. "Iya. Terus gimana?"

"Gak gimana-gimana. Dia kikuk banget, Sha. Bahkan dia ngediemin gue sampe suasana di UKS garing. Untungnya si Petugas PMR yang ngecek gue kerjanya cepet. Dia ke luar dari UKS dan ninggalin gue berduaan sama si Bandot itu."

"Gue harap lo berdua gak khilaf, ya," komentar Ayesha.

"Gak lah! Mana ada. Dia masih kekeuh, gak mau ngomong apa-apa. Akhirnya gue sendiri yang terpaksa mulai percakapan. Daripada nambah garing, ya, kan?"

"Lo bahas apa?"

"Program KB."

"What?! Maksud lo...."

STAND BY ME : The Bestie Story [Reborn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang