Bab 11 - Goyang Dumang

175 37 44
                                    

Jika biasanya Ayesha tiba di sekolah tepat sebelum gerbang ditutup, maka kali ini tidak. Waktu baru menunjukkan pukul 06:02 ketika Ayesha memasuki ruang kelasnya.

Sejujurnya Ayesha malas pergi ke sekolah lebih awal. Hal ini terpaksa dilakukannya untuk menghindari sang Papa yang akan mengomelinya habis-habisan bila ia terlambat. Keberadaan Papa di rumahnya memang sangat menyiksa. Ayesha jadi tidak leluasa untuk mengerjakan hal-hal yang ia suka.

Suasana di kelas 11 IPA 2 terbilang sepi, hanya satu-dua bangku yang baru terisi. Ayesha bergerak santai menuju meja paling belakang, ternyata Jeslyn belum datang. Begitu pun dengan teman-temannya yang lain. Tapi ia mencoba positive thingking, mungkin teman-temannya masih bergelut dengan guling di kasur masing-masing.

 Tapi ia mencoba positive thingking, mungkin teman-temannya masih bergelut dengan guling di kasur masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hendak melempar tas, Ayesha dikagetkan oleh suara feminin yang memanggil namanya. "Kak Ayesha?"

Ayesha sontak berbalik. Netra kecokelatannya menangkap sosok cewek mungil dengan rambut dikepang dua. "Siapa lo?" selidik Ayesha, mengamati cewek itu dari atas sampai ke bawah.

"Aku Rana, Kak. Anak kelas sepuluh IPS tiga."

"Oh," cetus Ayesha tak tertarik.

"Eh, iya. Aku mau nyampein ini buat Kakak." Rana menjulurkan sebuah kotak kecil panjang menyerupai sebuah mistar.

Mata Ayesha menyipit. Tiba-tiba saja ia teringat paket kecil yang dikirim ke rumahnya sebulan lalu. Lantas ia menggeleng cepat-cepat. Tidak mungkin.

"Apa ini?" delik Ayesha.

Rana menggeleng. "Gak tau, Kak. Aku cuma disuruh ngasihin doang ke Kakak. Aku gak tau isinya."

"Dari siapa emang?"

"Hmm... aku juga gak tau, Kak. Aku belum hapal nama-nama kakak kelas."

"Lah, tapi lo tau nama gue?"

"Kalo Kak Ayesha sih jelas tau, kan pas Demo Ekskul kakak ngenalin diri sebagai Ketua Ekskul Pencak Silat."

Ayesha menghela napas. Satu fakta mengenai dirinya yang enggan ia sebarluaskan adalah yang satu itu. Bahwa ia adalah Ketua Ekskul Bela Diri di sekolahnya. Bukannya tak sudi untuk mengakui, Ayesha hanya tak ingin dikenali. Oleh siapa pun itu. Ayesha tidak suka menjadi pusat perhatian. Namun sayang, setiap individu yang diberi wewenang sebuah jabatan pastilah lumrah bila harus dikenal banyak orang. Karena pemimpin itu tugasnya mengayomi, sedangkan Ayesha paling malas bersosialisasi. Kecuali dengan teman-teman dekatnya sendiri.

"Oke, gue terima. Tapi kalo isinya berbahaya, lo siap nanggung konsekuensinya?"

Rana menelan ludah kasar.

"Bercanda," kekeh Ayesha yang malah terdengar mengerikan.

"He he. Ya udah, Kak, kalo gitu aku pamit dulu, ya."

Ayesha mengangguk. Mempersilakan Rana melalui tatapan tak ramahnya.

Tak lama setelah punggung Rana hilang ke balik pintu kelas, Ayesha menyaksikan gerakan lain yang muncul dari sana. Saat ia mencoba memastikan, ternyata itu Juan yang datang dengan senyuman lebar.

STAND BY ME : The Bestie Story [Reborn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang