[SLOW UPDATE]
[VAKUM SEBENTAR PASTI BAKAL DI LANJUT]
.
.
.
Bagaimana perasaan mu bila kamu dicap sebagai bayangan saudarimu? Kau hanya bayangan yang tak kan pernah bisa jadi nyata.
Heranata Putri Dwi Atmaja adalah seorang gadis biasa yang mempunyai...
"As you start your journey, the first thing you should do is throw away that store-bought map and begin to draw your own."
🥀🥀🥀
Tepat hari ini, hari yang kutunggu tunggu setelah perjuangan 4 tahun lamanya ku menimba ilmu. Akhirnya, aku menyandang gelar sarjana hukum. Benar benar tak pernah ku bayangkan, kini aku berdiri tegap dengan toga dikepala ku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seseorang pria, mendatangiku dengan sebuah bucket Lily ditangannya. Ia, pun melengkungkan senyumnya kepadaku.
"He-ra-na-ta Pu-tri Dwi At-ma-ja. S,H" Diejanya namaku yang terdapat pada selempang yang ku kenakan.
Bunganya cantik, dibalut dengan kain berwarna biru dengan pita yang senada.
"Makasih"
Tiba tiba Dito, si manusia laknat itu datang, dengan senyuman evilnya.
"Weh Weh mahasiswa abadi, lah lu kenal sama Hera?"
"Kenal lah, si cewe muka datar haha"
"Apasih lu, garing tau."
"Ternyata dunia ini sangat sempit ya. Aduh aduh, btw kapan nyusul kita nih. Kelarin tuh skripsi ya. Gua tinggal dulu ya."
Dito pun meninggalkan kami, untuk menemui doinya. Dua mahkluk itu selalu saja bermesraan dimanapun.
"Ra, hari ini lu cantik. Ettt Jan geer dulu yaa, maksud gua baju lu yang cantik."
"Dih, siapa yang geer."
"Nama lu, bagus. Oiya gua mau ngasih tau kan artinya"
Dia pun mulai menjelaskan, dan aku pun menyimak penjelasan nya yang terkesan sangat menarik untuk didengarkan.
"Lu tau ga? di Yunani ada sebuah Dewi yang bernama Hera, Hera itu adalah ratu langit yang kuat dan tangguh. Jadi lu harus sama kaya Dewi Hera kuat ngejalanin hidup ini oke"
"Suka baca baca mitologi gitu?"
"Suka banget, kaya seru gitu"
"Sama kaya Adek gua, dia suka baca baca gituan kadang terdengar suka ga masuk akal"
"Oh, lu punya Ade"
"Iyaa, tapi udah meninggal"
"Maaf, gua ga bermaksud"
"Iya gapapa"
"Gimana kalo kita cari makan aja yuk, pasti lu laper kan"
"Ga ah, gua lagi ga mood"
Tanpa seizin ku, Rama menarik tanganku, untuk menuju sebuah restoran. Namun, aku menolaknya.
"Ayolah, di hari yang bahagia ini lu harus seneng. Senyum dong senyum"
Dia menarik pipiku, dan membuat sebuah lengkungan disana.
"Ah sakit, gua gamau makan disini. Gua punya tempat makan yang ga kalah enak dibanding restoran restoran kaya gini, ayo ikut gua"
Aku pun mengajak Rama ke tukang ketoprak yang berada di pinggir jalan, namanya pak Denden dia suka jualan disini setiap sore. Ketopraknya enak harganya juga murah.
"Eh, neng hera. Ketoprak neng?"
"Iyaa, pak 2 ya kaya biasa"
"Sering makan disini ya?" Tanya Rama
"Ya gitu deh, lebih enak juga makan dipinggir jalan kaya gini. Harganya murah meriah lagi haha"
"Abis ini mau lanjut ngapain?"
"Pulang lah kerumah, pen tidur"
"Maksudnya, mau lanjut kerja dimana gitu"
"Entah, belom kepikiran. Tapi pengen coba ngelamar jadi jaksa" Jawabku sambil menyedot es teh yang berada di hadapan ku.
"Good luck yaa"
Tak lama kemudian ketoprak yang ditunggu pun datang, kami menyantap ketoprak dengan lahap. Jujur sih cacing cacing diperutku sudah meronta ronta dari tadi.
"Ram, makasih yaa. Btw gua duluan yaa"
"Oh iyaiya, hati hati Ra"
°°°
Setelah pertemuan ku dengan Rama saat itu, aku semakin dekat dengan Rama. Ternyata, Rama bukan orang buruk ia sangat menyanangkan.