"Tetap Bungkam."
🥀🥀🥀
Seorang gadis muda berjalan menyusuri bandara terlihat anggun dengan senyuman yang tersungging di wajahnya yang cantik tanpa polesan bedak.
"Haii, sister welcome back."
Pria itu tersenyum dan memeluk kakanya erat erat.
"Udah lama juga ya gua ga pulang."
"3 tahun, gimana disana?"
"Baik, kasusnya udah selesai?" Tanya nya dengan penasaran
"Beress."
°°°
Hera menghempaskan badannya ke kasur, benar benar hari yang melelahkan. Ia, harus menyelesaikan kasus pembunuhan seorang nenek oleh cucunya. Ada ada saja jaman sekarang ini, bayangkan saja cucu membunuh neneknya sendiri. Hera mengecek handphone nya tidak ada notif yang muncul, berharap rama mengiriminya pesan. Ah apa yang kau pikirkan Hera. Ia pun menuju dapur untuk meminum segelas air. Besok adalah hari pertama nya melakukan sidang, semoga saja keberuntungan berpihak padaku."Tok...tok..tok"
Terdengar seperti bunyi ketukan pintu. Aku mengintip dari balik gorden, terlihat seorang wanita tengah berdiri di depan pintu rumahku dengan payung yang berada di tangannya. Memang malam ini hujan turun cukup deras disertai dengan kilatan kilatan petir yang menyeruak di luar sana.Ku buka perlahan lahan pintu tersebut, dan ternyata Siska.
"Maaf ya Ra, malem malem dateng gini. Aku mau numpang nginep boleh?soalnya ujannya gede banget aku gabisa pulang."Ku mempersilahkan Siska masuk, dan memberi dia sebuah handuk untuk mengeringkan pakaiannya yang sedikit basah. Aku buat kan juga teh hangat untuk sekedar menghangatkan tubuhnya.
"Makasih yaa."
"Iyaa sama sama."
"Ra, kenapa kamu tanya tanya soal pak Dodi?"
"Aku ingin menguak kembali kasus adik ku."
"Kasus adikmu?" Tanya nya penuh keheranan.
"Kau tau kasus pembunuhan gadis muda 3 tahun yang lalu?"
"Iyaa tau, itu adikmu? Pantas saja kamu bertanya soal Pak Dodi, aku pun tidak terlalu tau dengan kasus itu. Yang ku tau semenjak menangani kasus itu Pak Dodi hendak resaign dari jaksa. Aku turut berdukacita yaa Ra."
Siska memeluk ku dengan erat, baru kali ini aku merasakan sebuah pelukan tulus dari seorang teman.
"Jangan sungkan sungkan untuk cerita sama aku, kalau kamu lagi ada masalah ya."
Aku pun menganggukannya. Dan kami pun tertidur karena jam sudah menunjukan pukul 23.00
°°°
Hari ini sidang pertama ku akan segera dimulai. Aku mengenakan jubah jaksa untuk yang pertama kalinya. Thal, liat sekarang aku menjadi seorang jaksa.Sidang sedang berlangsung
"Hadirin di mohon untuk berdiri"
Tak lama kemudia para hakim berserta jajarannya hadir.
"Hadirin dimohon untuk duduk kembali"
"Terdakwa Toni Martoni melakukan pembunuhan terhadap neneknya pada 18 September 2016, terdakwa kesal karena sang nenek selalu mengolok ngoloknya karena malas bekerja dan selalu menghamburkan uang. Untuk itu, saya menuntut terdakwa Toni Martoni atas pembunuhan dengan pasal 250 UU Pidana." Aku menyatakan argumen dengan lantang kepada sang hakim.
"Pengacara Peter, apa anda mengakui tuduhan yang diajukan oleh jaksa?"
Sang pengacara pun berdiri dan menyanggah argumen yang telah di berikan oleh jaksa.
"Tidak, Yang Mulia. Terdakwa Toni Martoni tidak bersalah. Ia kerap mendapat tekanan dari neneknya tersebut dan membuatnya sangat stres. Karena itu ia tidak sengaja menghantamkan benda tumpul ke hadapan sang nenek."
°°°
- Rama POV
Hari ini, Dito mengajak ku untuk makan malam dirumahnya. Ku dengar kakanya baru pulang dari jerman. Aku memasuki sebuah rumah besar dengan latar yang sangat luas, terdapat sebuah air mancur di tengah halamannya.
"Woi bro, ayo masuk." Ajaknya terhadap ku.
Aku mengikuti langkah kakinya menuju sebuah ruang makan, disana terdapat seorang perempuan yang tengah menuangkan teh ke dalam cangkir.
"Kak, ini temen gua namanya Rama." Dito memperkenalkan ku kepada kakanya
Perempuan itu tersenyum kepada ku, dan menjabat tangan ku. "Griselda, Silahkan dinikmati makan malamnya."
"Gimana kak kuliahnya di jerman?" Tanya Dito mencairkan suasana.
"Ya, lancar si. Kangen banget sama masakan indo. Oiya, kamu kuliah ram? Ambil jurusan apa?."
"Arsitektur kak."
"Gausah kaku, panggil aja Griselda."
Aku pun hanya mengangguk.
- Aloe

KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow
General Fiction[SLOW UPDATE] [VAKUM SEBENTAR PASTI BAKAL DI LANJUT] . . . Bagaimana perasaan mu bila kamu dicap sebagai bayangan saudarimu? Kau hanya bayangan yang tak kan pernah bisa jadi nyata. Heranata Putri Dwi Atmaja adalah seorang gadis biasa yang mempunyai...