#Bayang 9

27 8 0
                                    

"Kesuksesan sejati adalah ketika kita membuat orang lain bahagia."

🥀🥀🥀

Setelah 3 bulan aku diwisuda, aku melamar disebuah institut kejaksaan negeri Bandung dan aku diterima disana. Sebuah keajaiban yang tak pernah kuduga. Hari ini adalah hari pertama ku masuk kerja, aku benar benar merasa gugup dan tak percaya diri.

Sebuah WhatsApp masuk dan ternyata dari Rama.

PriaAneh : Good luck, hari pertama kerjanya😊😊😊.

Hera : iya makasih.

Ku memandang sebuah gedung megah yang ada di hadapanku, tak pernah ku bayangkan sekarang aku menjadi salah satu bagian disana. Aku menaiki tangga menuju pintu masuk, terlihat seseorang menghampiriku

 Aku menaiki tangga menuju pintu masuk, terlihat seseorang menghampiriku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf, ada yang bisa saya bantu?" Tanyanya lembut.

"Maaf, mba bisa saya ketemu dengan pak Adi?"

"Oh, iyaa. Mari saya antar"

Kami pun, menuju sebuah ruangan yang berada di lantai 2.

"Ini mba ruangannya."

"Terimakasih."

Aku pun mengetuk pintu tersebut dan mulai membuka knop pintunya dengan perlahan. Ruangan tersebut sangat luas dengan dominasi cat berwarna putih dan banyak sekali rak rak besar yang tertata disana, tak lupa sebuah meja dengan kursi besar berada disana. Ku lihat seorang pria muda tengah duduk disana sambil tersenyum kepadaku.

"Silahkan duduk." Titahnya.

"Oh iya, terimakasih pak."

"Hera?"

"Iyaa pak saya hera." Kataku sambil menjabat tangannya.

"Selamat datang dan selamat bergabung dengan kami, kamu sudah mulai bisa bekerja hari ini. Ini daftar kasus-kasus yang harus kamu tanganin." Pak Adi menyerahkan beratus ratus lembar kertas kepadaku.

"Gila aja kali banyak amat" batinku.

"Oh, iyaa pak."

"Ruangan kamu berada di lantai 1, nanti kamu diantar oleh siska ya. Dia adalah asisten mu selama kamu bekerja disini apa ada yang ingin ditanyakan?"

"Tidak, pak sudah cukup jelas. Kalau begitu saya ke ruangan saya dulu ya pak."

"Oh iyaa silahkan."

Aku pun keluar ruangan pak Adi, dengan tumpukan kertas kertas itu yang berada di tangan ku.

"Selamat siang Hera."

Sontak kertas kertas yang berada di tanganku pun terjatuh, aku sangat kaget tiba tiba seorang cewek berada di depan ku dan menyapaku.

" Maaf, membuatmu kaget. Aku Siska mari kubantu." Iya memunguti kertas kertas yang berceceran dilantai tersebut.

"Oh, iyaa aku Hera. Makasih yaa."

"Mari kutunjukan ruangan mu." Aku berjalan mengikuti siska menuju sebuah ruangan.

"Tadaaa.. disini kau akan bekerja, gimana suka?"

"Iyaa suka, makasih yaa siska."

Aku pun merapikan semua berkas berkas ku kedalam sebuah rak besi yang berada di pojok ruangan tersebut, banyak sekali lembar lembaran hingga tertumpuk berantakan.

"Sis, apakah kertas ini boleh ku buang? Soalnya udah penuh banget. Aku mau naro punya ku disini."

"Oh, iyaa. Itu punya pak Anwar dia udah resign satu bulan yang lalu."

Ketika aku sedang merapihkan kertas kertas tersebut, aku menemukan sebuah dokumen. Aku sangat kaget ketika membaca isinya. "Kasus Pembunuhan Seorang Wanita Muda"  aku meremas kertas itu, emosi ku benar benar tak terkontrol lagi. Sebab kasus itu sampai saat ini belum teratasi.

"Sis, siapa yang menangani kasus ini?"

"Oh, itu yang nanganin kasus itu pak Dodi."

"Boleh aku ketemu pak Dodi?"

"Tapi pak Dodi sudah pensiun sekitar 1 tahun lalu. Dan sekarang dia sedang dirawat di rumah sakit. Soalnya dia punya penyakit paru-paru gitu."

Hanya dialah satu satunya orang yang dapat membantuku mencari tau penyebab Athala meninggal, sebab dia yang menangani kasus itu.

"Kira kira dia dirawat dimana?"

"Di rumah sakit kartika kencana, ada apa kau bertanya tentang pa Dodi?"

"Oh, gapapa kok."

°°°


Hari ini hari pertama Hera bekerja, aku ingin membuatkan sesuatu untuknya. Ya walaupun, aku ga bisa masak sih.

"Ibuuuu.. buuu." Teriakku sambil mengobrak abrik lemari untuk mencari buku resep yang biasa digunakan ibu.

"Apasih, yaampun sampe berantakan gitu. Nyari apa sih?"

"Buku resep ibu mana?aku perlu ni."

"Nihh, buat apa sih?"

"Ada deh."

Sup krim jagung, keliatannya enak. Aku memotong motong bawang bombay dan berbagai macam sayuran tak lupa jagung. Ku larutkan susu full cream.

"Dreettt...drettt" Handphone ku berbunyi tertera di layar Dito.

"Hah ganggu aja sih" decak ku.

Ku matikan handphone ku dan melanjutkan membuat supnya. Tak perlu lama lama supnya sudah jadi, tak pernah ku bayangkan akan hal ini hehehe.

Ketika aku ingin mengantar kan sup ini ke Hera, tiba tiba Dito datang. Kenapa mahkluk menyebalkan itu selalu mengganggu ku.

"Wiii.. rama masak apaan lu. Anjailah mau dong." Tanpa basa basi ia langsung menyendok sup itu, dan menghabiskannya.

"Eh anjir, lu diabisin lagi. Buat Hera itu."

"Ciee...cie demen lu ya ama Hera." Ledeknya.

"Apansi, Hera itu sahabat gua. Gua masih belom bisa lupain Athala." Jawabku sendu.

"Move on lah, Athala itu udah gaada, lu mau kaya gini terus?meratapi kematian dia. Udahlah, Athala udah bahagia disana."

"Dreettt...dretttt" Handphone Dito berbunyi.

"Hallo, kak. Oh iyaa bentar yaa aku otw nih."

"Ram, gua cabut dulu yaa. Mau jemput kaka dibandara."

"Oh iyaa, eh ini sup gua abis."

"Yaelah, emang bakal dimakan kan. Cepet cepet move on lu hahaha"

Dito itu mempunyai kaka perempuan namanya Griselda, sejak 3 tahun yang lalu ia memutuskan untuk pindah ke Jerman. Namun, Dito tidak ikut sebab dia harus menyelesaikan pendidikan nya disini. Aku pun tidak begitu mengenal ka Griselda. Namun, yang ku tau dia sangatlah ramah kepada siapa pun .

-Aloe






ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang