Chapter 1

4.6K 372 27
                                    

"Wahh.. Besar sekali, apa mungkin suatu saat nanti aku dapat bekerja disini?" Ucap seorang gadis dengan masih memakai seragam sekolahnya terus berdecak kagum hampir selama 15 menit lamanya.

"Kau benar. Ini surga untukku. Beruntungnya kita yang mendapat Prakerin disini. Perusahaannya besar sekali. Aku jadi cepat ingin hari Senin." Celetukan gadis bermata sipit itu sedikit membenarkan kekaguman temannya.

"Sepertinya kita harus berterima kasih pada  Boa-ssaem." Timpal gadis lainya dengan ciri khas mata bulatnya.

"Baiklah ayo kita masuk!"

"Ayoo!!"

Ketiga gadis itu melebarkan senyumannya, memasang wajah semangat kegiatan mereka yang akan memulai prakerinnya hari senin nanti. Dan tepat hari ini adalah hari Sabtu, mereka datang pada perusahaan yang bertuliskan OH CORP, sebuah perusahaan properti terbesar di Seoul untuk meminta surat balasan ijin bahwa mereka telah diterima disana sebagai siswi prakerin (Praktek Kerja Industri) selama kurang lebih 3 bulan.

Mereka telah masuk kedalam perusahaan OH Corp yang langsung menampilkan seorang wanita cantik yang mungkin masih berumur 25 tahun. Yang nyatanya wanita itu adalah bagian resepsionis diperusahaan itu.

"Selamat siang nona. Ada kepentingan apa kemari." Ucap wanita itu ramah.

Gadis dengan mata menyerupai rusa itu sedikit menggaruk tengkuknya dan sekilas melirik kearah teman - temannya seolah sedang mengatakan 'kau saja yang bicara.'

"Ngg.. Sebenarnya kami dari-"

"Oh kalian sudah datang?"

Ucapannya terpotong hingga ketiga gadis remaja itu menoleh saat seorang pria paruh baya yang seumuran dengan ayah mereka mendekati mereka dan tersenyum simpul hingga membungkuk hormat pada ketiganya.

"Mari ikut saya." Ucap pria paruh baya itu meninggalkan ketiganya untuk segera mengikuti dirinya.

Ketiganya sontak langsung mengikuti pria paruh baya yang berjalan agak cepat didepannya. Sesekali ketiganya tersenyum kikuk kearah pegawai maupun staff yang memperhatikan ketiganya.

Ting!

Ketiga gadis remaja itu sedikit mempercepat langkah kakinya untuk segera menyusul pria paruh baya yang telah memasuki lift.

"Ngg.. Paman sebenarnya kita akan kemana?" Salah satu gadis sipit itu memberanikan diri untuk berbicara.

Pria paruh baya itu tersenyum menanggapinya."Kita akan bertemu Wakil Direktur di lantai 19."

"Wakil direktur? Untuk apa?"celetukan gadis bermata bulat itu membuat salah satu teman yang memiliki mata rusa membelalak kaget, hingga memukul pelan lengan temannya karena seolah dirinya telah berbuat kurang sopan.

"Ishh, kau ini. Tentu saja untuk menerima kita. Sudahlah diam saja. Kalian banyak bertanya."Bisik gadis bermata rusa itu sedikit berbisik.

"Baik–baik! kami diam." Ucap keduanya yang lain sambil bersidekap dada.

Pria paruh baya yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. Merasa gemas pada tiga gadis remaja itu.

Ting!

Pintu lift terbuka dan pria paruh baya itu segera keluar diikuti ketiga gadis remaja yang menyesuaikan langkah sang Paman dengan masing - masing langkah ketiganya.

"Silahkan nona tunggu 15 menit disini. Wakil direktur akan segera datang." Katanya menunjuk jajaran kursi yang tersedia.

"N-ne. Terima kasih paman." Ucap ketiganya.

RICHMAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang