Chapter 2

3.8K 354 34
                                    

Pagi pun datang menyambut kesejukan dunia dengan kicauan burung menjadi pemandu alunan pagi. Sinar cahaya pun datang melewati celah gorden yang sedikit terbuka pada kamar seorang gadis remaja yang masih bergerumul dengan selimutnya. Meringkuk nyaman dengan senyuman yang terus terukir pada bibirnya selagi ia masih tidur.

Tidurnya pun mulai terusik ketika dirinya mendengar gedoran pintu yang membuat gendang telinganya serasa akan pecah. Oh astaga siapa yang berani - beraninya berisik pada jam sepagi ini?

Dorr..dorr..dorrr!!

Gadis itu membuka kedua matanya perlahan dan menghirup udara sebanyak - banyaknya. Merentangkan kedua tanganya keatas sebelum dirinya melirik arah jam yang tengah menunjukan pukul 7.

Seketika tubuh gadis itu menegang. Hingga merasakan tangannya yang bergetar. Karena untuk pertama kalinya, gadis itu bangun kesiangan. Apalagi pada hari kedua dirinya melaksanakan Prakerin.

"Oh astaga. Bodoh sekali kau Xi Luhan!"Umpatnya dengan meremas rambutnya kesal.

"Luhan sayang! Kau belum bangun nak? Bukankah sekarang kau harus masuk Perusahaan?"

Luhan memejamkan matanya menyadari bahwa pintu kamarnya ia kunci hingga mendapati ibunya yang berteriak mencoba membangunkannya.

"IYA MA! AKU AKAN KELUAR SEBENTAR LAGI!"

Selesai dengan ucapannya. Luhan segera berlari ke kamar mandi tanpa menghiraukan teriakan ibunya yang terus menyuruh Luhan membuka pintu kamarnya. Bagaimana bisa Luhan membuka pintu kamarnya? Sedangkan dirinya masih belum mempersiapkan diri.

Sepuluh menit telah selesai Luhan menyelesaikan acara kegiatan mandi dan berdandannya dengan cepat. Kini ia tengah berlari menuruni anak tangga yang menjadi pelampiasan umpatan kesalnya pagi ini.

"Sial! Kenapa anak tangganya sangat banyak sekali!"

Luhan terus menggerutu dan dengan cepat berlari ke arah meja makan. Tentu saja Luhan tidak akan makan, ia hanya mengambil sepotong roti dan meminum satu tegak susu. Dan setelahnya Luhan kembali berlari sebelum-

"Lu?! Kau tak memakai jas kejurusanmu nak?"

Sebelum Ibunya memberitahu bahwa memang dirinya lupa memakai jas jurusannya. Langkah Luhan terhenti dan segera berbalik arah hingga kembali berlari menuju kamarnya yang berada di lantai 2.

"Shit! Sejak kapan aku menjadi seorang pelupa! Ishh.. Dasar bodoh!" Gerutuannya malah kini menjadi objek pertama yang Luhan lakukan demi melampiaskan kekesalannya. Meski jika ditelusuri lagi, gadis itu yang membuat masalah. Siapa suruh ketika malam hari, dirinya malah asik menstalk acc sosial media Kim Myungsoo. Sang ketua Basket di sekolahnya. Sekaligus adik kelas baginya. Dan poin terpenting Luhan adalah, pria itu merupakan cinta pertama seorang Xi Luhan.

.

"Direktur, hari ini pukul 2 siang anda mempunyai janji dengan Presdir Lee Kwanghyun."

Sang direktur yang kini tengah membaca beberapa proposal untuk kolega yang ingin bekerja sama dengannya sedikit melirik arloji yang terpasang pada lengannya. Kerutan dahipun mulai Sehun perlihatkan tatkala melihat Jonghyun yang berjalan dan tengah membawa beberapa dokumen tebal kearahnya.

"Bahkan ini masih pukul 07.25 kenapa kau tidak memberitahuku jadwal untuk pagi ini saja?"

Jonghyun tersenyum sebelum menyerahkan beberapa dokumen tebal itu yang sempat dipeganngya kepada Sehun.

"Direktur hanya mempunyai dua jadwal hari ini. Yang pertama pukul 2 siang dan terakhir pada jam 4 sore."

"Memang dengan siapa aku punya janji pukul 4 sore?" Katanya sedikit memberenggut tak suka, karena lagi - lagi jadwal pulangnya harus tertunda karena beberapa alasan yang terkadang ia tidak ketahui.

RICHMAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang