Chapter 7

3K 288 28
                                    

Satu minggu pun telah berlalu sejak acara lamaran dadakan berlangsung begitu sempurna. Dan hal itu pula pada keesokan harinya semua berubah begitu cepat tatkala Luhan masuk kantor semua staff maupun karyawan menunduk hormat padanya bagai ratu yang harus selalu dipuja dan dijaga.  Setiap langkah yang ia pijak semua pandangan mata tak berani menatap dirinya. Bahkan Sekretaris Direktur Oh yang selalu ia panggil paman Kim pun menyambut baik kedatangannya terlalu sopan dan formal. Luhan hanya bisa menggeram tertahan tak dapat melakukan apapun sesekali jika ia ingin Luhan akan meminta seperti-"jangan lakukan lagi"-yang mana tak satupun dari mereka menurut pada ucapannya dan berakhir menghela nafas berat. Ia tahu perbuatan yang harus menanggung ketidaknyamanan ini tidak jauh dari campur tangan

"Oh Sehun sialan!"Ucapanya menggeram marah dan berjalan cepat hanya menatap satu titik yaitu keberadaan Sehun di ruangannya

"Nona Luhan anda tidak bisa-.."

Luhan mengepalkan tangannya melewati meja paman Kim yang memperingati tapi tak didengar olehnya karena merasa terlalu marah sampai

BRAKK

"Beraninya kau Oh Sehun!-..Ah maaf aku akan keluar"Luhan tertunduk malu dan merasa gugup disaat ia membuka pintu kasar lalu berteriak kencang, ia melihat banyak sekali orang disana sedang berdiskusi entah mengenai apa. duduk dengan posisi meja melingkar. Ia hanya tersenyum canggung sebelum benar - benar keluar dan bersumpah sebelumnya ia sempat bertatapan dengan mata Sehun yang begitu dingin.

"Ishh kenapa tidak diberi tanda sih jika sedang rapat, dia kan bisa menaruh spanduk diluar pintu"Gerutunya begitu kesal dan menghampiri paman Kim yang tengah tersenyum gemas kearahnya tapi masih mempertahankan rasa hormat padanya

"Paman Kim kenapa tidak memberi tahuku aku kan jadi malu"tuduhnya yang mana langsung menyembunyikan wajahnya di atas meja

"Saya sudah memberitahu tapi anda tidak mendengar sepertinya" Jawab Paman Kim membuat Luhan bertambah kesal karena Sekertaris dari sang Direktur masih mempertahankan keformalannya.

Luhan mendongkak menatap memelas Sekertaris Kim sembari menyatukan kedua telapak tangannya memohon"Paman kau tidak seperti ini sebelumnya, jangan dengarkan Sehun-,,.maksudku Direktur tentang peraturan konyolnya"

Cklekk

belum sempat mendengar jawaban dari Sekertaris Sehun, Luhan dibuat menoleh saat pintu ruangan Sehun terbuka menampilkan beberapa orang yang tadi berada diluar satu persatu keluar dan memberi salam pada Sehun. Sampai yang terakhir dia lihat adalah Sehun keluar dan berbicara pada pria baruh baya yang ia yakini rekan bisnisnya

"Aku harap anda bisa mempertimbangkannya lagi Direktur"

"Ya akan aku pikirkan"

Percakapan terakhir yang didengar Luhan hanya sampai disitu lalu kedunya berjabat tangan dan si pria paruh baya itu pergi meninggalkan Sehun seorang diri. Tak lama pandangan mereka bertemu sampai Luhan memutuskan kontak mata terlebih dahulu dan mengambil dokumen yang berada di meja dan membacanya lamat - lamat sesekali ia melirik kearah Sehun yang kini tengah berjalan kearahnya. Luhan berpura - pura sibuk dan mengerjakan hal yang sebenarnya ia tidak tahu harus bagaimana sampai suara tegas itu menyapanya terlampau dingin dan mengerikan

"keruanganku sekarang"Titahnya tanpa penolakan yang mana Luhan hanya berdehem

"Aku sibuk"yang mana berhasil membuat Sehun mendesis dan berbicara terlalu santai hingga bulu kuduknya merinding

"Keruanganku sekarang atau aku akan menciummu"

Luhan memejamkan matanya dan sangat kesal melihat seringaian licik Sehun yang kini berlalu untuk masuk lebih awal ke ruangannya

RICHMAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang