Chapter 3

3.8K 323 30
                                    

Hari ini adalah hari ke enam Luhan beserta dua orang temannya Do Kyung Soo dan Byun Baek Hyun menjalani tugas sebagai siswi Prakerin di Perusahaan Properti Oh Corp. Mereka menjalani hari selama kurang lebih satu minggu di perusahaan terbesar di Seoul, terbilang cukup baik dan tidak menemukan kesulitan maupun kecacatan dalam berprilaku maupun mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka. Bahkan beberapa pembimbing yang menjadi ketua untuk mengarahkan ketiganya kagum akan hasil ketiganya.

Setelah insiden beberapa hari yang lalu mengenai Luhan yang masih merasa malu atas apa yang telah ia perbuat terhadap Direktur perusahaan masalah kesalahan dirinya berbicara karena terdengar sangat tidak sopan. Meski dirinya menyadari kesalahannya tempo hari pada Direktur Oh, tapi tak mengurangi kekesalan yang telah diperbuat sang Direktur padanya. Karena setelah kejadian yang membuat dirinya terkejut bukan main, Sehun yang tak segan mengancamnya dengan nilai akhir D minus jikalau Luhan mau meminta maaf padanya. Tentu saja itu hal yang mudah. Tapi permintaan itu seolah tak didengar karena dirinya harus mau melaksanakan hukuman karena dirinya telah lancang bersikap yang tidak sepatutnya pada seorang direktur. Sebagai permintaan maafnya, Luhan harus mau menjadi tukang pijat Sehun selama dirinya melaksanakan Prakerin disini ditambah Luhan tidak boleh menolak untuk makan siang bersama dirinya.

"Cih..,jelas - jelas dia yang telah lancang menciumku. Lalu kenapa dia seenaknya menghukumku begitu saja." Kesal Luhan menyeruput bubble tea rasa taronya.

"Mencium bagaimana maksudmu?" Kyungsoo mengangkat kedua alisnya merasa bingung dengan gerutuan Luhan.

"Tidak penting. Aku kesal! Benar benar kesal!" Teriaknya sambil menendang - nendangkan kakinya di bawah meja cafe.

"Ishh! Kau ini kenapa sii?" Teriak Baekhyun yang tidak mengerti dengan sikap Luhan yang benar - benar terlihat menyebalkan selama lima hari kebelakang.

Ketiganya kini tengah berada di cafe dekat kantor perusahaan mereka melaksanakan Prakerin. Mengingat ini adalah jadwal makan siang dan ketiganya memutuskan untuk mampir ke cafe yang menjual berbagai makanan dan minuman.

"Untung saja Ahjussi itu sedang meeting luar. Jika tidak aku bisa mati!" Umpatnya mengoceh membuat Kyungsoo mengedikan kedua bahunya kearah Baekhyun yang memandangnya penuh tanya.

"Kau tahu? Aku bisa mati kesal karena ahjussii mesum itu berada didekatku. Dia itu menyebalkan.Tidak!-sangat menyebalkan!" Tambahnya lagi.

"Dari tadi kau menyebutkan nama Ahjussi, lalu Ahjussi itu siapa?" Kyungsoo berusaha berujar tenang.

"Dia seorang psikopat kau tahu?" Katanya dengan bibir memberenggut lucu.

"Serius Lu? Tapi sepertinya kau baik - baik saja..,tidak ada yang lecet ditubuhmu atau tanda-Ummh" Ucap Baekhyun memeriksa keadaan Luhan dengan teliti.

"Baek, perkataanmu berlebihan. Aku sepenuhnya yakin kalau Ahjussi yang ditemui Luhan itu bukan seorang psikopat tapi—" Kyungsoo menggantungkan kalimatnya membuat Baekhyun menunggu penasaran jawabannya sementara Luhan hanya mendelik kesal kearah Kyungsoo tapi tak menulikan pendengarannya yang ingin mencuri dengar kelanjutan perkataan Kyungsoo.

"Tapi?" Ulang Baekhyun.

"Tapi belahan jiwanya." Kekeh Kyungsoo melihat Luhan yang semakin mendelik kesal.

"Benarkah kau bertemu belahan jiwamu? Aigoo jadi disini hanya aku yang belum memiliki kekasih ya?" Kata Baekhyun dibuat sedih.

"Makanya cepat cari kekasih." Celetuk Kyungsoo menggoda.

"Isshh aku kan sedang berusaha." Kekehnya sendiri.

"Kalian dengar ya. Ahjussi itu bukan kekasihku. Dia sangat begitu menyebalkan asal kalian tahu!" Teriak Luhan tak terima.

RICHMAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang