Chapter 12

1.7K 147 24
                                    

Seminggu kemudian tak ada yang lebih baik untuk Luhan. Hari - harinya seperti teror. Bagaimana tidak. Hampir seminggu ini Jaehyun dan Myungsoo bergantian bertamu kerumahnya dimalam hari. Untung saja Sehun selalu lembur akhir - akhir ini. Jadi, Luhan bisa sedikit bernafas lega.

"Luhan sayang..kenapa tidak kasih minum untuk mereka."Titah Nyonya Xi memberitahu Luhan yang hanya duduk menahan kesal dimeja makan.

"Jangan membuat mereka menunggu."Katanya lagi membuat Luhan menghela nafas dalam menatap ibunya.

"Maa, suruh mereka pulang saja."Kata Luhan mengerucutkan bibirnya.

"Ehh kenapa?"Tanya nyonya Xi bingung karena sepertinya Luhan tidak menyukai kedua teman lelakinya."Lagi pula mereka tampan. Oh sayangku.. Mama tidak tahu kau punya teman yang sangat begitu ingin dijadikan menantu oleh mama."

"Maaaa.."Rengek Luhan benar - benar kesal karena ucapan konyol dari ibunya yang terus mengoceh tentang menjadikannya menantu.

"Kemari."kata nyonya Xi menarik lengan putrinya dan membawa Luhan untuk mengintip Jaehyun dan Myungsoo yang sepertinya sedang saling menatap.

"Lihat..-Yang itu sangat tampan."Katanya menunjuk Jaehyun membuat Luhan memutar kedua bola matanya malas."Dan yang itu sangat keren."Tambah nyonya Xi bersemangat menunjuk Myungsoo.

"Yang benar saja Maa.."Luhan membalikkan tubuhnya untuk pergi ke kamar, sebelum ibunya akan semakin berkata hal yang aneh - aneh.

"Eehh tunggu dulu.."Ucap Nyonya Xi menarik lengan Luhan dan memaksa kembali mengintip.

"Mama memilih dia saja. Tapi jika kau mau yang itu juga tidak apa - apa."Kata Mama Xi terkekeh.

Luhan berdecak sebal saat ibunya mulai bertingkah kekanakan.

"Ayolah Ma..dia adik kelasku."Kesal Luhan."Aku dan mereka hanya teman."

"Ohh mereka adik kelasmu?"

"Tidak..Yang mama sebut tampan dia kakak kelasku."

Mama Xi memekik lalu menutup mulutnya berbinar."Astaga..astagaa..benarkah? Mama tidak percaya kau berada diantara cinta segitiga. Yang satu junior lalu yang satunya lagi senior. Hmmm, kau memang luar biasa sayangku.."

Luhan menggeleng tak percaya. Tak menyangka ibunya plinplan dalam mengatakan suatu hal.

"Bukannya mama bilang hanya Sehun yang boleh jadi menantu mama—Mmphh"

"Sssttt.."

Luhan menatap sebal kearah ibunya yang membekap mulutnya. Sedikit mendelik sebelum ibunya melakukan hal yang sama sengan menatap lebih mengerikan kearah Luhan. Membuatnya harus mengalihkan pandangan kemana pun karena salah tingkah.

"Sssttt...Anak ini. Kau harus sopan pada orang tua. Bagaimanapun aku ini ibumu."Katanya berujar kesal.

"Aku salah apa?"Tanya Luhan melipat kedua tangannya meminta penjelasan karena menjadi pihak tersalahkan jika sudah berdebat bersama ibunya."Mama sendiri yang mengatakan hanya Sehun yang boleh menikahiku."

Pletakk..!

"Maaaaa..."Rengek Luhan karena kepalanya dipukul sang mama.

"Pengecualian untuk mereka. Kau dengar?"Katanya mendelik kemudian menghampiri kedua pria tampan yang telah masuk list calon menantu mama Xi.

"Terus saja pengecualian."Ledek Luhan yang memutuskan bergabung diruang tamu. Takut ibunya mengatakan sesuatu yang lebih gila.

..

RICHMAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang