19

634 54 1
                                    

"Jin katakan pada daddy apa yang namjoon lakukan padamu?"tanya yoongi pada seokjin yang terkejut,
"Memangnya ada apa daddy?"tanya seokjin gelisah ditempat duduknya.

"Kau mau menutupinya dari daddy?"yoongi memincingkan matanya curiga pada seokjin,
"Namjoon tak melakukan apapun padaku daddy"balas seokjin pelan takut.

"Benarkah?,lalu kenapa tadi pagi kau menangis?"tanya yoongi menatap tajam seokjin,
"Kau masih mau menyangkalnya,baiklah mungkin daddy harus bertanya langsung pada namjoon"yoongi berdiri dari duduknya,

"Jangan pergi daddy"seru seokjin memegang tangan yoongi,yoongi kembali duduk.
"Jelaskan!"tuntut yoongi membuat seokjin nerveous,

"Tadi pagi namjoon menamparku"seru seokjin pelan tapi terdengar jelas oleh yoongi,
"Apaaa!"yoongi mengebrak meja emosi,seokjin menenagkan yoongi yang emosi.

"Aku yang salah daddy kumohon jangan lakukan apapun pada namjoon aku yakin saat ini ia masih banyak pikiran"jelas seokjin menunduk dalam,

"Memangnya apa yang kau tanyakan hingga namjoon menamparmu?"tanya yoongi ingin tahu masalahnya,
"Aku bertanya apa ia tak ingin memiliki seorang anak dariku atau ia ingin menikah dengan perempuan untuk mendapat seorang anak"jelas seokjin tak berani menatap yoongi.

"Pantas ia melakukannya kau meragukan perasaanya,tapi itu juga tak sepenuhnya salahmu aku tahu namjoon mengatakan yang lain juga"yoongi melihat seokjin meminta penjelasan lagi.

"Ia mengatakan jika ia tak siap memiliki anak dan lebih baik tak memilikinya dulu karena kami sama-sama sibuk"seokjin menangis saat menceritakannya.

"Kau marah karena ia mengatakan itu dan kau balas dengan kata tadi,kalian berdua sama-sama keras dan tak bisa membicarakannya dengan perlahan,"yoongi menghela nafas panjang setelah tahu masalahnya.

"Memangnya kau mau memiliki anak saat ini?bukannya kau sibuk mengurus restoran ini?"tanya yoongi mencari tahu,
"Aku akan meninggalkan pekerjaanku dan juga ia jika ia tak mengerti perasaanku"seokjin mengatakannya dengan linangan air mata yang deras.

"Kau yakin dengan keputusanmu?"tanya yoongi mencari keyakinan dimata seokjin,
"Daddy!"panggil seokjin yoongi menatapnya.

"Apa daddy akan mengangapku aneh jika aku hamil?"tanya seokjin menatap yoongi,
"Kenapa kau tanyakan itu?"yoongi mencoba memcari tahu jawaban lewat mata seokjin.

"Astaga!"yoongi terkejut menatap seokjin dan seokjin mengangguk,yoongi berdiri dan langsung menghampiri seokjin.
"Mengapa kau tak memberitahu kami dari awal"seru yoongi memeluk seokjin senang.

"Taehyung pasti senang kalau tahu ia menjadi paman dan aku kakek pasti lucu sekali"ujar yoongi tak bisa menutupi rasa senangnya,yoongi melepas pelukannya.

"Kita harus membuat perayaan untuk ini"yoongi memberi ide,
"Daddy jangan!"cegah seokjin cepat sebelum yoongi mengiyakan idenya.

"Kenapa?"tanya yoongi bingung,
"Lebih baik jangan beritahu siapapun aku takut jika mereka tak menerima keadaanku dan juga aku takut jika namjoon belum siap"seru seokjin sedih.

"Baiklah kalau itu keputusanmu daddy akan menghargaimu"yoongi mengalah,
"Tapi jaga cucuku jangan sampai ia kenapa-kenapa bilang padaku kalau kau mengiginkan sesuatu mengerti"ujar yoongi mengingatkan seokjin mengingat saat ini mereka berdua tengah bertengkar.

"Jangan pernah menyembunyikan perasaanmu aku takut jika nanti membahayakan dirimu dan juga bayi dalam kandunganmu,lebih baik besok kita pergi kedokter untuk memeriksakan kandunganmu"ujar yoongi tak memberi seokjin pilihan.

"Baiklah apapun keputusan daddy aku ikut saja"ujar seokjin pasrah pada keputusan yoongi yang sepihak,yoongi mengangguk senang.

"Jae bisakah kita bicara?"tanya jimin kepada minjae yang tengah makan dikantin,
"Baiklah lebih baik kita mencari tempat yang nyaman"ujar minjae menyanggupi mereka pergi ketaman belakang agar obrolannya terasa nyaman.

"Apa yang ingin kau tanyakan?"tanya minjae membuka percakapan,
Jimin menatap minjae bingung
"Katakan saja jangan membuatku penasaran"minjae menatap jimin antusias.

"Apa kau akan menikah dengan taehyung?"tanya jimin perlahan minjae menuduk sedih,
"Jadi benar"seru jimin mengangguk-angguk paham.

"Memangnya kenapa?apa kau tak setuju?"tanya minjae menatap jimin khawatir,
"Bukan,hanya saja apa kau benar-benar yakin menikah dengan taehyung?"tanya jimin pelan takut jika pertanyaannya menyinggung minjae.

Minjae menatap jimin,
"Kau tahu jim,akupun kurang yakin dengan ini tapi taehyung benar-benar meyakinkanku jika aku harus selalu menunggunya"minjae terlihat sedih mengingatnya.

"Aku benar-benar sudah mencintainya sepenuh hatiku,tapi aku sadar betul jika taehyung belum bisa mencintaiku"minjae menangis mengingatnya,

"Jangan lanjutkan jika itu terlalu menyakitkan"seru jimin memeluk minjae menenagkan,
"Aku sadar jika aku terlalu memaksakan perasaan ini,tapi taehyung membuatku berharap lebih untuk menunggunya"keluh minjae kepada jimin yang memeluknya.

"Aku selalu mencoba lari dari taehyung bagaimanapun caranya tapi taehyung punya cara menarikku kembali kepadanya bahkan membuatku tak bisa berpaling lagi"minjae terisak-isak dipelukan jimin.

"Aku tahu taehyung masih mencintai seseorang dan aku tak bisa merubahnya bagaimanapun caranya apalagi dengan aku yang seperti ini"ujarnya menangisi wajahnya yang sekarang tak sempurna.

"Aku tak ingin seperti ini,taehyung sekarang sudah pergi dan kini giliranku untuk mencari pengantinya karena aku tahu taehyung tak bisa bahkan tak pernah mencintaiku maka aku yang harus mencari kebahagiaanku"seru minjae memahami bahwa kebahagiaannya lebih penting dari apapun.

"Kau memilih jalan yang benar dan aku selalu mendukungmu,aku sudah memperingati taehyung tapi ia berkata bahwa ia mampu tapi aku tahu bahwa ia tak bisa melupakannya sama sekali"jelas jimin menatap minjae.

"Terima kasih kalau kau mengerti dan mendukungku aku hanya bingung bagaimana mengungkapkannya pada taehyung nanti"tanya minjae mencari ide dari jimin.

"Biarkan aku yang berbicara dan nanti aku akan menyuruhnya bicara padamu"ujar jimin memberi solusi untuk minjae.

"Baiklah terima kasih sekali atas bantuan dan pengertianmu bahkan kau masih memikirkan kebahagiaanku dan taehyung"minjae tersenyum menatap jimin yang juga tersenyum.

"Baiklah bagaimana jika aku mentraktirmu makan siang direstoran milik seokjin hyung?"tawar jimin,minjae berpikir sebentar.

"Baiklah makan siang direstoran seokjin hyungmu"balas minjae tersenyum senang,
"Ayo kita kembali aku sudah membawa pergi terlalu lama nanti teman-temanmu menunggumu"ujar jimin merasa tak enak.

"Baiklah ayo kita pergi"ajak minjae mereka bergandengan untuk pergi,
"Nanti siang aku akan mencarimu oke"ujar jimin mengigatkan minjae tentang janji mereka siang nanti.


"Apa yang tengah kau pikirkan sebenarnya kenapa kau tak fokus dalam rapat tadi?"tanya yoongi menatap namjoon yang tengah menunduk,
"Mianhae daddy aku hanya terlalu lelah saja makanya aku tak fokus"balas namjoon menunduk.

"Atau kau saat ini ada masalah?"tanya yoongi pura-pura tak tahu,namjoon terkejut.
"Tak ada apapun aku hanya terlalu lelah saja"balas namjoon terbata-bata.

"Tatap aku"ujar yoongi tajam pada namjoon,namjoon menatap yoongi.
"Katakan apa masalahmu atau kau tak kubiarkan menyentuh pekerjaanmu"ancam yoongi.

Namjoon terkejut bukan main oleh ucapan yoongi yang teramat serius,
"Aku . . Aku . . Melakukan kesalahan"ucap namjoon pelan sembari menunduk,
"Aku menampar seokjin dan meninggalkannya karena marah"jelas namjoon tanpa menatap yoongi.

"Aku hanya belum siap dan takut jika memiliki seorang anak untuk saat ini,aku tak bisa mengendalikan emosiku dan aku tak pernah sempat untuk pergi kepsikolog"emosi namjoon mulai naik mengingat keadaannya yang tak stabil.

"Aku takut menyakiti orang lain karena keadaanku apalagi jika aku sampai melukai seokjin itu akan menjadi penyesalan seumur hidupku dan akan selalu kuingat selamanya"ujar namjoon dengan mata memerah dan menatap yoongi tajam sebelum kesadarannya menghilang.

"Namjoon apa yang terjadi padamu siapapun yang diluar panggil paramedis!!"teriak yoongi panik melihat namjoon pingsan.





Next ada sedikit flashback tentang namjoon . .
Mian kalau ceritanya membosankan.

HOT DADDY 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang