21

644 54 0
                                    

Seokjin masuk kedalam ruangan tempat namjoon dirawat,disana namjoon terbaring dengan infus dipergelangan tangannya dan wajah yang pucat.

Seokjin mendekat kearah namjoon,
"Apa yang terjadi padamu?kenapa kau sampai seperti ini?"tanya seokjin sedih melihat namjoonnya yang tak berdaya.

"Namjoon banyak fikiran dan jarang tidur hanya minum minuman saja dan lebih banyak merokok"sahut yoongi yang tengah duduk disofa menatap seokjin yang masih khawatir.

"Tapi ia tak kenapa-kenapa bukan?"tanya seokjin menatap yoongi,
"Ia hanya tidur nanti ia akan bangun kalau ia lapar,jangan khawatir"jawab yoongi tersenyum pada seokjin.

Seokjin menatap namjoon lalu mencium kening namjoon sebentar dan duduk disebelah yoongi yang tengah menutup matanya,
"Daddy apa aku salah"tanya seokjin menatap yoongi yang membuka matanya dan menatapnya.

"Memangnya kesalahan apa yang kau lakukan?"tanya yoongi bingung,
"Kejadian waktu itu"jawab seokjin sedih mengingat kejadian menyedihkan itu.

"Tak ada yang salah hanya saja kalian sama-sama keras kepala,jangan menyalahkan diri sendiri,kalian sama-sama terluka"ujar yoongi membuat seokjin mengerti.

"Terima kasih daddy"seru seokjin memeluk yoongi,
"Aku merasa lebih baik sekarang"seru seokjin tersenyum lega lalu menatap namjoon.

"Daddy pergi dulu untuk mengurus sesuatu,jangan terlalu khawatir nanti jimin dan hyorin akan kemari menemanimu"seru yoongi memakai jasnya kembali,

"Daddy juga harus selalu jaga kesehatan jangan sampai jatuh sakit"sahut seokjin mengatar yoongi sampai depan pintu,
"Tentu saja,kalau ada apa-apa segera telepon daddy paham"yoongi memberi ciuman dikening seokjin dan pergi.

Seokjin menutup pintu dan berjalan mendekat kearah ranjang,
"Maafkan aku namjoon"seru seokjin menatap namjoon sedih,
"Seharusnya aku tak mengatakan hal yang membuatmu marah"sesal seokjin akan perkataannya yang menyakiti namjoonnya.

"Kau tak perlu meminta maaf"sahut namjoon yang sebenarnya sudah sadar saat seokjin menutup pintunya,
"Namjoon"panggil seokjin terkejut melihat namjoon sudah siuman.

"Mengapa kau malah menangis"namjoon mengusap air mata seokjin yang mengalir,
"Kau membuatku khawatir"seru seokjin mengusap wajah namjoon yang lumayan pucat.

"Maafkan aku yang membuatmu khawatir,dan terakhir kita bertengkar hebat aku juga menamparmu apakah masih sakit"tanya namjoon mengusap pipi seokjin.

"Sudah tak sakit lagipula kejadian itu sudah 2 hari yang lalu,tapi bagaimana bisa kau jadi seperti ini?"tanya seokjin yang tak habis pikir dengan jalan pikiran namjoon,
"Aku terlalu frustasi dan daddy memarahiku karena tak fokus dalam pekerjaanku tapi malah mengacaukannya"balas namjoon ingat kelakuannya yang begitu bodoh.

"Jangan pernah mengulanginya lagi kau mengerti,kau harus cepat sembuh agar tae tak mengkhawatirkanmu"seru seokjin membuat namjoon tersenyum,
"Aku akan cepat sembuh karena kau merawatku dan akan membuatku makan sayuran apapun agar aku sehat kembali"balas namjoon membuat seokjin senang.

Namjoon bangun dari tidurnya dan menyandarkan punggungnya pada sandaran ranjang rumah sakit,
"Kemarilah aku merindukanmu"namjoon menarik seokjin untuk duduk dipangkuannya,
"Tapi kau masih sakit"seru seokjin lumayan takut.

"Yang sakit perutku bukan kakiku dan aku sudah sehat karena kau disini"ujar namjoon membuat pipi seokjin memerah,
"Kau masih sempat mengodaku"ujar seokjin memeluk namjoon erat,
"Kau membuatku ingin memakanmu"ujar namjoon menjilat telinga seokjin.

"Joon ah jangan"ujar seokjin geli,
"Bukannya sangat nikmat"sahur namjoon mengusap tengkuk seokjin seduktif,seokjin menutup matanya menikmati usapan seduktif namjoon pada tengkuknya.

"Kau mengiginkannya juga?"bisik namjoon ditelinga seokjin,seokjin menatap namjoon dan menangkup wajah namjoon,
"Kau yang paling tahu apa yang kuinginkan"bisik seokjin didepan bibir namjoon lalu menjilatnya pelan.

"Kau sangat nakal"namjoon tersenyum melihat seokjin yang tengah menggodanya,
Namjoon menekan tengkuk seokjin dan melumat bibir seokjin yang menggodanya itu.

Ciuman itu menjadi semakin panas tangan namjoon tak berhenti mengusap tonjolan kecil pada dada seokjin yang membuat seokjin melengguh nikmat,
"Eunghhhh . . Jooneummmhhh"tak ada niatan untuk menghentikan kegiatan itu,seokjin sendiri sudah terbakar nafsu.

"Ahhhh.  . Hahhh . . "Seokjin mengambil nafas dan namjoon yang melanjutkan lumatannya pada leher seokjin dan membuat tanda,
"Yayayayaya apa yang kalian lakukan!!!"seru hyorin menghentikan kegiatan namjoon dan seokjin.

"Jin hyung kalian benar-benar tak tahu tempat"sahut jimin mengelengkan kepalanya melihat adegan panas hyung-hyungnya,
"Yak namjoon biarkan aku turun"seru seokjin dengan pipi yang merah malu tapi namjoon tak melepaskannya.

"Biarkan saja mereka tak akan protes tapi iri saja"sahut namjoon santai tak berniat melepaskan seokjin dari pelukannya,
"Biarkan saja mungkin namjoon hyung sedang ingin manja"sahut jimin duduk disofa.

"Seharusnya kita tak usah kesini karena namjoon sudah sembuh"ujar hyorin sakarstik kepada namjoon,
"Noona sebaiknya kau jaga baik-baik kandunganmu daripada memikirkanku"balas namjoon melirik keperut hyorin yang mulai membesar.

"Aishh.. kalian membuatku iri saja"ujar jimin melihat adengan romantis didepannya,
"Apa kau sudah siperiksa?"tanya hyorin membuat seokjin melompat dari pangkuan namjoon,
"Astaga!!!!aku lupa memanggil dokter"ujar seokjin langsung berlari keluar,

"Kau membuatnya lupa"ujar hyorin mengelengkan kepalanya,
"Aku pergi memangil dokter dulu!!"seru seokjin kembali lagi lalu pergi lagi.

"Astaga jinhyung sangat lucu sekali"ujar jimin tertawa melihat seokjin yang berlarian mencari dokter,
"Kau membuatnya repot kau tahu"hyorin memarahi namjoon.

"Jangan lakukan hubungan seks untuk sementara waktu sampai kau benar-benar sembuh"perintah hyorin tanpa menatap namjoon dan duduk disebelah jimin yang tengah memainkan handphonenya.

"Hyung sebenarnya masalah apa yang saat ini tengah kalian ributkan?lebih baik cepat berbaikan agar kalian tak terluka"ujar jimin menatap namjoon dengan sedih,
"Akan kuselesaikan masalah ini secepatnya agar kau tersenyum"balas namjoon dengan senyum diwajahnya.

Dokter masuk bersama seokjin untuk memeriksa namjoon,dokter mengatakan bahwa namjoon sudah baik-baik saja dan bisa pulang besok.
Jimin dan hyorin memutuskan untuk pulang agar namjoon dan seokjin bisa menyelesaikan masalah mereka.



Seokjin saat ini tengah tiduran bersama dengan namjoon diatas ranjang rumah sakit dengan tangan saling berpegangan,
"Jinnie . . "Panggil namjoon seokjin menatap namjoon.
"Maafkan aku karena aku menyakitimu dan membuatmu menangis apalagi kata-kataku waktu itu membuatmu terluka"sesal namjoon teringat akan kejadian dulu.

"Aku juga minta maaf karena tak paham keadaanmu saat itu"namjoon menyatukan dahi mereka,
"Kita sama-sama emosi saat itu jadi jangan merasa bersalah lagi,kita lupakan saja masalah itu"ujar namjoon mengecup bibir merah seokjin.

"Aku mau jujur padamu joon,"seokjin menatap namjoon
"Aku hamil"suara seokjin melirih tak ada jawaban apapun dari namjoon keheningan mendominasi ruangan putih itu.

"Kenapa kau tak mengatakannya dari awal dan diam saja astaga aku telah menyakitimu saat itu"ujar namjoon terduduk,
"Joon maafkan aku"sesal seokjin menundukkan kepalanya.

"Hei jangan sedih kau membuatku senang akhirnya pewaris min lahir juga"ujar namjoon memeluk seokjin senang,
"Kita harus merayakannya bersama yang lain"namjoon mencium seokjin.

"Apa kau tak malu"cicit seokjin takut jika perkataanya menyingung namjoon,
"Apa maksudmu kau luar biasa"ujar namjoon
"Tapi aku laki-laki"seokjin menatap namjoon sedih.

"Kau membuat yang lain iri karena kelebihanmu itu sayang kau mengerti,jadi kau harus senang dan bangga"ujar namjoon membuat seokjin menangis bahagia,
"Kau membuatku sempurna joon ah"seokjin memeluk namjoon senang.


Kebahagiaan datang saat kita menyadari bahwa setiap kesalahan dan tangis akan berubah menjadi kebahagiaan.




Yuhuuuu end . .

HOT DADDY 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang