"Reality is a dream and dreams are like a reality. Feels like i'm dreaming with my eyes open. People say that this is what love is like."
—
Pagi ini Renjun udah didepan rumah Kiara, jam 6.15. Padahal semalem Renjun bilangnya mau jemput Kiara jam 6.30, tapi malah kecepetan 15 menit. Tapi akhirnya Taeyong keluar, buat nyuruh Renjun masuk dulu karena Kiara masih mandi.
"Duduk, Jun." Renjun kemudian duduk di ruang tamu. "Udah sarapan, Jun?" tanya Taeyong yang masih muka bantal, rambut acak-acakan seperti orang bangun tidur.
Renjun menggeleng sambil senyum tipis. "Belum, bang. Tadi buru-buru takut telat soalnya." jawab Renjun.
"Rumah lo dimana emang?" tanya Taeyong yang sekarang duduk di hadapan Renjun. Berasa lagi interview sama Ayah si cewek buat jadi calon menantu ya, Jun? Hm.
"Jauh kalo kesini, lawan arah soalnya hehehe." jawab Renjun. Taeyong hanya mengangguk sambil bangun dari duduknya.
"Yaudah kalo gitu, Kiara bentar lagi selesai kayaknya. Gue bikin sarapan dulu ya? Lo sarapan disini aja. Bentar ya." ucap Taeyong kemudian pergi kearah dapur.
Renjun melihat kesekitar, ada beberapa foto menggantung di dinding, ada juga pigura yang berdiri diatas meja kanan-kiri sofa panjang. Ada foto keluarga Kiara, cuma bertiga. Karena emang Kiara anak tunggal. Terus ada foto Kiara kecil sedang memeluk boneka panda —menurut Renjun itu sangat menggemaskan, yang lumayan besar menggantung di dinding. Ada juga foto orangtua Kiara.
Gak salah sih anaknya bule tapi rada lokal, bokapnya aja bule ganteng, ibunya lokal abis. batin Renjun.
"Renjun?"
Renjun langsung noleh ke sumber suara, ada Kiara dengan seragam sekolah lengkapnya dan dengan rambut yang masih sedikit basah.
Cantik.
"Eh, hai." sapa Renjun sambil tersenyum.
"Maaf ya aku lama." ucap Kiara, nggak enak karena udah buat Renjun nunggu kelamaan.
"Gak kok, gue aja yang kecepetan. Takut telat soalnya hehehe." jelas Renjun.
Kemudian Taeyong teriak dari arah dapur. "Kir, Renjunnya ajak sarapan dulu sini. Gue udah buatin sarapan."
"Hm, Jun? Ayo sarapan dulu." ajak Kiara, Renjun hanya mengangguk lalu ngekor dibelakang Kiara yang jalan menuju ruang makan.
"Duduk, Jun. Dimana aja bebas kalo gak ada orangtua Kiara, mau disebelah mepet Kiara juga gapapa."
"Kak Taeyong!" Kiara langsung mukul lengan Taeyong yang bikin Taeyong langsung mengaduh kesakitan. Padahal lengan Taeyong berotot, Kiara juga mukul nggak keras, tapi tetep aja sok merasa tersakiti.
"Bercanda ih, Kir. Galak." kata Taeyong sambil ngusap-ngusap lengannya.
"Ya lagi, ngomong gak di filter." kata Kiara langsung duduk, diikuti Renjun disebelahnya sambil ketawa pelan.
"Gini emang, Jun, kalo gak ada papanya, Kiara tuh galak. Padahal ya, kalo ada tuh kerjaannya manjaaaaa banget, sok manis gitu." kata Taeyong yang udah duduk depan Kiara sambil ngambil nasi goreng buatannya yang udah disiapin di piring besar.
"Ih, kak Taeyong apaansih. Nyebelin."
"Kiara manis kok, Bang, kalo disekolah. Gak pernah macem-macem." kata Renjun.
"Yah, jaga image kali Jun, depan gebetannya?"
Eh?
"Lo maksud gue, gebetannya." lanjut Taeyong saat lihat seyum terpaksa Renjun. Tapi akhirnya Renjun hanya ketawa.
"Kak Taeyong, aku bilangin papa ya kalo makannya sambil ngobrol!" Kiara rasanya udah pingin banget mukul kepala Taeyong pake sendok nasi.
"Biar gak tegang kali, Kir. Lo gak liat itu Renjun tegang banget kayak mau ngelamar anak orang?"
"Udah ah, makan aja deh. Berisik."
Kemudian mereka makan dengan tenang, sesekali diselingi oleh candaan Taeyong.
"Pamit ya, bang. Makasih sarapannya." pamit Renjun pada Taeyong.
Taeyong yang berdiri didepan pintu rumah mengangguk.
"Hati-hati ya, Jun. Kiara ke gores sedikit bisa abis gue sama bokapnya." kata Taeyong, bercanda.
"Jangan didengerin, Jun." kata Kiara yang udah duduk dikursi penumpang.
Renjun senyum kearah Taeyong. "Duluan, bang." Taeyong mengangguk, kemudian Renjun mulai menjalankan motornya.
Jam 7 mereka udah disekolah, masih banyak siswa yang lalu lalang, masuk-keluar gerbang. Entah yang baru dateng dan keluar untuk fotokopi tugas atau beli sarapan —kantin belum buka soalnya. Dan sekolah mereka bel jam 7.30, jadi masih pada santai.
"Makasih ya, Jun. Maaf ngerepotin, maaf juga sama kelakuan kak Taeyong, dia emang gitu orangnya." ucap Kiara pas turun dari motor Renjun.
Renjun membuka helmnya, lalu mengangguk. "Gapapa, Kir. Santai aja."
"Kalo gitu, gue duluan ya?" Renjun mengangguk. "Yaudah, dahh." Kiara sedikit melambaikan tangannya ke Renjun lalu pergi.
Kemduan Renjun teriak dari arah parkiran.
"PULANG SAMA GUE YA, KIR!"
Kiara denger kok. Pura-pura gak denger aja, malu. Jadi dia jalan terus tanpa mau noleh kearah Renjun lagi.
"HEH RENJUN!" Renjun langsung noleh ke belakang. Ada temen-temennya disitu pada nyamperin Renjun.
"Pulang sama siapa, lo?!" ini Jaemin namanya. Si ganteng tapi tukang ngerdusin adik kelas.
"Abis kemana lo kemarin? Gue samperin ke rumah belom balik jir jam 7?!" nah yang ini baru Jeno temen sekelas 3 tahunnya Renjun.
"Gegayaan sia pulang malem. Kencan ya lo?!" yang ini Haechan namanya.
Renjun cuma senyum terus turun dari motornya. "Udah ah ayo, masuk kelas." Renjun jalan santai depan temen-temennya.
"Si geblek, malah senyum-senyum gak kayak biasanya!?"
💘🌱💘
—hehehehehehe gatau ah, gue bingung sama chapter yang ini heuheu ketulis gitu aja soalnya.
anw, chapter ini agak panjang kan ya? semoga kalian gak bosen deh dan,
semoga kalian menikmati chapter ini💚
KAMU SEDANG MEMBACA
walk you home; renjun
Fanfiction"i have nothing more to say but wait until we see each other tomorrow. i want to give you a hug to warm you up." [#09 in 00liner -July, 22nd 2018] [#10 in 00liner -August, 3rd 2018] ✅rasa lokal, dikit. ✅ga baku-baku banget. ✅agak cheesy. start;...