+ second step

1.3K 185 0
                                    

"It's all you, babe."

"Renjun," panggil Jeffrey dari depan pintu kelas Renjun. Renjun yang dipanggil langsung noleh ke sumber suara.

"Lo dipanggil pak Taeil, di ruang latihan sekarang." katanya.

"Oke, nanti gue kesana." ucap Renjun, Jeffrey mengangguk kemudian berlalu dari kelas Renjun.





"Permisi, pak." Renjun memasuki ruang latihan, diliatnya sudah ada pak Taeil —pembina ekskul vokal, yang menunggu. Tapi nggak cuma pak Taeil yang ada disana, ada Kiara juga.

"Ah, sini nak." panggilnya, Renjun menghampiri pak Taeil.

"Kenapa pak?"

"Gini, kan dua minggu lagi bakal ada lomba vokal duet yang nantinya akan dibawa ke provinsi untuk mewakili sekolah. Nah, saya merekomendasikan kalian berdua ke panitia. Gimana?" ujar pak Taeil.

"Tapi kenapa saya pak? Kan banyak suara yang lebih bagus daripada saya. Misalnya Jeffrey?"

"Hmm, begini. Setelah saya mendengar kembali suara murid yang ikut ekskul vokal ini, belum ada yang cocok untuk menemani Jeffrey di lomba. Tapi sejak Kiara masuk vokal, saya jadi inget kamu, Jun. Suara kalian cocok. Gimana? Kiara sih tadi udah setuju. Tinggal kamu aja." kata pak Taeil.

Renjun melirik ke arah Kiara yang sedang menatap Renjun juga. Not eye contact at all. Karena Renjun langsung mengalihkan tatapannya pada pak Taeil.

"Saya sih gapapa, pak. Tapi, Jeffrey beneran gapapa saya gantiin posisinya?"

"Gampang, saya yang bakal bilang sama Jeffrey. Kalian tinggal latihan aja, terserah mau latihan dimana dan pakai lagu apa. Latihan disini juga gapapa, tapi ruangan ini cuma sampe jam 5.30 sore ya." Renjun dan Kiara mengangguk.

"Yaudah, kalo gitu saya tinggal. Kalian boleh diskusi dulu, nanti baru bilang lagi sama saya. Ohiya, jangan lupa kalo udah bel masuk kelas ya." ujar pak Taeil yang kemudian berlalu setelah mendapat anggukan dari kedua muridnya.

"Jadi, mau lagu apa Kir?" tanya Renjun membuka percakapan diantara keduanya setelah berdiam.

"Hm bebas sih?"

Renjun jadi gugup sendiri.
"Sejujurnya gue bingung kenapa kita disatuin... gue juga belom denger suara lo murni. Karena kemarin latihan bareng-bareng. Jadi, mungkin lo bisa nyanyi sedikit? Ya biar gue ada rekomendasi juga sih."

"Hm.. oke."

Kemudian Kiara membuka suara.

"When you keep looking at me baby baby,
It's awkward, why is it like this.

"I put my head down but even the tip of your toes make my heart beat.
It's beating, beating, beating again.

"I see your feet coming towards me.
Step by step, closer to me.
My feelings are growing and I can't hide it anymore. Come on come on come on.

"When I lift my head and look at you,
You softly kiss me on the cheeks.
Would you, would you, would you?
"Oh yes I do""

Setelah Kiara mengakhiri lagunya, Renjun mengangguk berusaha menutupi perasaannya yang udah nggak karuan.

"Hm, gue ada rekomen sih. Gimana kalo walk you home-nya dreamies? Cocok kayaknya. Kalo lo nggak tau, nanti gue kirimin lagunya buat didengerin dulu. Gimana?" tawar Renjun.

"Boleh deh." Kiara menyetujui.

"Ngg, kalo gitu, gue boleh minta kontak lo? Biar bisa ngirim lagunya. Gue gapunya kontak lo soalnya." Renjun memberi hpnya pada Kiara untuk memasukan kontaknya.

Nggak kok, Renjun nggak modus. Renjun emang nggak punya kontak Kiara.

Ya modusin dikit gapapa lah tapi.

"O-oke," Kiara mengambil hp Renjun dan menyimpan kontaknya di hp Renjun dan mengembalikannya pada Renjun.

"Oke, kalo gitu gue kekelas duluan ya? Ada tugas soalnya, udah mau bel juga." pamit Renjun, Kiara mengangguk.

"Ohiya, makasih ya. Nanti lo sekalian gue masukin ke grup vokal kalo gitu." ujar Renjun sebelum bener-bener pergi dari ruang latihan.

"O-oke," jawab Kiara yang entah kenapa mendadak gugup.

Renjun tersenyum pada Kiara, kemudian berlalu.

💘🌱💘

hAhh,,, nga tau aku ngetik apaan sih ini seperti tida nyambung sama captionnya huhuhu😭 yaudala ya.

sampai ketemu di chapter selanjutnya💚

walk you home; renjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang