+ (not) a question

1.4K 177 1
                                    

"In this question mark of a world. What am  i looking for?"


"Kir," panggil Renjun.

Masih bersandar dibahu Renjun, Kiara menjawab. "Ya?"

"Jeffrey...." Renjun menggantungkan kalimatnya lalu menoleh kearah Kiara yang melepas rangkulan Renjun dan bangun dari sandaran bahu Renjun.

"Aku pikir, kamu deketin aku lagi karena tau kalo aku sama Jeffrey gak ada apa-apa." kata Kiara tatapannya masih lurus kedepan.

"Aku emang tau." kata Renjun.

"Terus?"

Alih-alih jawab pertanyaan Kiara, Renjun balik bertanya. "Sejak kapan?"

"Sejak kapan apanya?" Kiara menoleh kearah Renjun dan menatapnya.

"Kamu, —ah, nggak, gak jadi." Renjun menutup kalimatnya begitu aja, membuat Kiara penasaran.

"Kenapa?" Renjun menggeleng sebagai jawabannya.

"Jun, aku serius. Nyaman sama kamu." lagi.

Nyaman aja kan? Terus Renjun harus ngapain? Mungkin selama ini Kiara juga bisa aja nyaman sama Jeffrey makanya mereka nggak lanjut ke hubungan yang lebih serius daripada jadi temen kan?

Ada saat dimana seseorang yang bikin kamu nyaman itu mutusin untuk jadi nggak lebih dari sekedar temen atau sahabat. Karena nyaman aja nggak cukup untuk jadi lebih dari sekedar temen atau sahabat.

Jadi, Renjun menyimpulkan kalo rasa nyaman Kiara pada Renjun itu cuma sebatas temen atau sahabat, ya kan? Renjun nggak mau berharap lebih, Renjun juga nyaman sama Kiara —sejak dulu, tapi selain rasa nyaman Renjun punya rasa lain yang lebih dalam. Tapi ya, balik lagi, Renjun juga nggak mau berharap lebih kalo Kiara cuma punya rasa nyaman aja sama Renjun.


"Pulang yuk?" ajak Renjun yang tiba-tiba berdiri dari kursi mengulurkan tangannya pada Kiara untuk ikut berdiri.

"Jun..." lirih Kiara, yang akhirnya menerima uluran tangan Renjun untuk berdiri.

Renjun tau, ada lagi yang mau Kiara omongin. Tapi Renjun nggak mau kalo cuma bahas rasa nyaman doang. Mengingat Kiara dengan cowok yang deket sama dia itu nggak pernah jadian, cuma sebatas temen, ya mungkin Kiara emang cuma ngerasa nyamannya jadi temen aja.

Tapi Renjun nggak mau bahas lagi, dia nggak mau denger kalimat atau kata yang keluar dari mulut Kiara kalo Kiara juga nyaman sama Renjun cuma sebatas temen.

Renjun masih mau berjuang luluhin hati Kiara biar nggak cuma ada rasa nyaman aja, ya nggak tau sampe kapan. Liat aja nanti.

"Ayah kamu gapapa kamu pulang maghrib gini?" tanya Renjun membuka percakapan saat nunggu bus —setelah selama jala ke halte nggak ada yang buka percakapan apapun jadi daripada diem-dieman nggak enak Renjun nanya seadanya aja.

Kiara menggeleng. "Lagi dinas diluar kota." jawabnya singkat.

Pantes dijemput sama bang Taeyong.

"Ibu kamu?"

Kiara menggeleng lagi. "Paling udah tau dari kak Taeyong."

Setelahnya Renjun hanya mengangguk dan akhirnya bus yang ditunggu dateng, Renjun dan Kiara langsung naik kedalam bus.






"Langsung pulang aja gapapa, Jun. Aku bisa sendiri jalan dari sini sampe kedepan rumah." kata Kiara saat udah sampe halte tujuan.

"Nggak ada. Ini udah lewat maghrib, kalo ada orang iseng gimana?"

walk you home; renjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang