Part 2

134 10 2
                                    

jangan lupa vote sebelum baca :)
happy readingg!

Shenina pov

Akhirnya pelajaran paling membosankan telah berakhir. 2 jam pelajaran isinya hanya untuk  mencatat. Kebayang kan rasa pegalnya tanganku. Saatnya aku harus meminjamkan catatanku kepada Kia. Selama jam pelajaran Sejarah Wajib, ia diizinkan meninggalkan pelajaran untuk kepentingan OSIS. Wajarlah dia kan Wakil Ketua. Hehe.

Rasanya terlalu risih bagiku berjalan melawati koridor yang penuh dengan murid lelaki. Seolah semua mata tertuju padaku. Ah ini hanya perasaanku saja. Aku bukan Kia yang sangat cantik dan memiliki banyak penggemar. Aku juga bukan Kia yang mudah bergaul dan memiliki banyak teman. Maka tidak heran jika mereka tidak pernah menyadari keberadaanku. Hanya Kia lah yang menganggapku teman dan memperlakukanku dengan sangat baik.

Tak lama berjalan, aku telah sampai pada pintu ruang osis yang terbuka. Aku mengetuknya beberapa kali dan terlihat seorang gadis tengah membereskan kertas-kertas yang berserakan di atas meja. Aku melangkahkan kaki mendekati gadis tersebut

"Sibuk banget sampe nggak kedengeran," Ucapku mengejutkan Kia.

"Ya ampun Shenin, kok ada di sini? Ngagetin ae lu."

"Nih catetan sejarah. Gue udah bawain buku lo juga. Jadi lo bisa langsung nyalin deh," Tuturku sambil menyerahkan buku itu kepada Kia.

"Ih baik bener sih lo," Senyuman manis terukir di wajah Kia. Ia menerima buku yang aku serahkan.

"Tapi shen," ucapnya menggantung. Aku hanya mengangkat kedua alisku.

"Pulpennya mana ? hehe," Senyuman itu kini telah berubah menjadi cengiran lebar. Aku yang melihatnya hanya bisa tertawa sembari merutuki diriku yang lupa membawakan pulpen.

"Di sini enggak ada pulpen, Ki ?" tanyaku kepada Kia

"Emm gak tau yaa, seingetku sih,.." Kini tangan Kia tengah menjelajahi laci meja berharap menemukan sebuah pulpen. "Nah tuh kan ada!"

"Yaudah deh kalo gitu. Gue tinggal gak papa kan? gue mau ke uks kebagian piket."

"Iya makasih ya Shen, gue bisa sendiri kok."

"Yaudah gue duluan ya, bye!"

"Bye Shenina!" ucap Kia sedikit berteriak.

***

Kini aku dan Kia tengah berdiri di parkiran sekolah. Ya, aku menemani Kia yang sedari tadi menunggu Kevin. Namun, tidak ada tanda-tanda lelaki tersebut akan hadir.

"Halo Kevin lo dimana sih?!" tanya Kia ketika Kevin mengangkat teleponnya.

"....."

"Gue udah nunggu di parkiran daritadi astaga!"

"......"

"Iya udah cepetan ini gak enak sama Shenina ditungguin!"

Nama gue dibawa-bawa nih.

Klik. Kia memutus sambungan telepon.

"Gimana katanya?"

"Masa dia lagi di BK ngerayu Pak Santoso biar ngembaliin sepatunya. Kesel ah," Kesal Kia sambil berkacak pinggang. "Udah tau ada pelajaran Pak San, masih aja pake sepatu abu-abu. Kebanyakan gaya sih," Imbuhnya.

"Yaudah gak papa kali, kan ada gue di sini," ucapku menenangkan Kia.

"Ya tapi gue kan gak enak sama lo Shen,"

"Santai aja kali, kayak ke siapa aja." aku mengibaskan tanganku.

Mendengar hal tersebut, Kia segera membuka aplikasi LINE. Aku mendekat untuk mengintip. Aku membetulkan letak kacamataku supaya dapat terlihat. Ah tapi tetap saja tidak terlihat jelas.

KiaraLee : Kevin cepetann! gausah pake sepatuu.

Kevinmc : Yaelah ntar kegantengan gue ilang dong.

KiaraLee : yaudah kalo gamau ban lo gue kempesin trus gue tinggal pulang nih!

Kia mengancam Kevin.

Kevinmc : eh jangan dong! yaudah bilang gini dulu, "kevin tetep ganteng++ meskipun nyeker! gue cinta!" jangan lupa pake llove.

"Apalagi sih nih anak!" Kia berdecak.

"Kenapa?" tanyaku kepada Kia. Kia memperlihatkan isi chatnya kepadaku.

"Yaudah tinggal copas aja, daripada lo gak pulang," Kia terlihat ragu. Namun akhirnya ia melakukan hal itu.

KiaraLee : kevin tetep ganteng++ meskipun nyeker! gue cinta!❤

"Udah nih!" Aku terkekeh melihat muka sebal Kia.

KiaraLee : mau nyeker mau kaga juga tetep aja!

Kevinmc : tetep ganteng?

KiaraLee : Tetep jelek! udah buruuu

Kevinmc : iya iya love you too

"Mabok nih orang kayaknya" gumam Kia. Aku hanya tersenyum geli melihat chat absurd mereka.

Tak lama dari kejauhan terlihat 2 lelaki yang berjalan ke arah parkiran. Ya, mereka adalah Kevin- tentu saja nyeker, dan Teman Kevin, Thomas.

"Eh Thom! tadi ada yang bilang gue ganteng meskipun nyeker pake cinta lagi!" teriak Kevin yang mulai dekat dengan parkiran. Tentu saja untuk menyindir Kia.

"Semerdeka lo aja deh," tanggapan Thomas yang berlalu menuju motor kesayangannya. Sedangkan Kevin hanya menyumpah serapah Thomas yang tidak menghiraukannya.

"Eh Thom! Ngapain lo ke sini bawa orang gak waras?" Kini giliran Kia yang menyindir Kevin.

"Udah tau gak waras masih aja lo pacarin." Jawab Thomas seenaknya. Kia hanya melotot kepada Thomas dan mengacungkan tinju di udara.

Thomas segera menaiki motor dan menstaternya. Kemudian melenggang meninggalkan area parkir sekolah. Sedangkan Kevin tengah sibuk menertawakan Kia yang mukanya semakin ditekuk.

"Udah lo gak bakal bisa bales gue! Bales cinta aja cukup," ujar Kevin seraya merangkul Kia.

"Apaan sih najis!" Kia mencibir. Melihat muka kesal Kia, Kevin sangat gemas dan mencium puncak kepala Kia.

"Gue duluan ya, Ki!" Aku berpamit karena mama sudah berada di depan sekolah.

"Eh iya Shen makasih yaa!"

Aku hanya tersenyum dan meninggalkan mereka berdua.

"Makasih udah jagain Macan gue, Shen!" itu Kevin yang berteriak. Aku hanya menoleh dan tertawa geli.

"Apa sih Kev! Mau gue terkam? Ha?!"

"Iya sini terkam aja, gue sangat bersedia!"

"Gila!"

Adu mulut mereka masih terdengar hingga aku berjalan keluar gerbang.

Ya, begitulah Kia dan Kevin. Mereka berbeda dengan pasangan pada umumnya. Gaya pacaran mereka yang kocak dan lebih sering saling membully. Mungkin mereka sudah terbiasa menjadi teman dan terlalu kaku untuk berpacaran yang seperti orang-orang biasanya.

Bisa dikatakan Kevin sangat beruntung mendapatkan gadis seperti Kia. Kia memiliki banyak keistimewaan, dari rupa yang menawan, jiwa yang berkarisma, sifat yang ramah, dan tak lupa bakat di bidang olahraga yang Kia kuasai. Ia memiliki kehidupan yang sangat berkecukupan. Ayahnya adalahs seorang pemilik salah satu hotel bintang lima di Jakarta. Namun, Kia selalu berusaha untuk tampil biasa saja dan tidak menonjol. Tidal seperti gadis remaja yang lain yang memoles muka agar terlihat sempurna, Kia sangat percaya diri dengan wajah naturalnya. Ia sudah terlihat sempurna tanpa memoles muka dengan make up.

Aku juga sangat beruntung memiliki teman seperti Kia. Entah apa yang membuat Kia mau berteman denganku. Ia sangat ramah dan tidak membeda-bedakan teman. Dengan hadirnya Kia membuat kehidupan SMA ku lebih berwarna, di tambah kocaknya Kevin dan Thomas.

Hai hai! jangan lupa tinggalkan comment ya teman-teman! comment dari kalian sangat bermanfaat bagi aku.

See you guys!

I DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang