Tidak perlu berlebihan soal cinta
Karena segala sesuatu yang berlebihan
Hasilnya tidak akan lebih baik dari yang dilakukan secara sederhana●●●●●●●●●
Author pov
Kriing.....kriiing
Bel istirhat telah berbunyi. Viendra berjalan santai menuju kelas Elea. Dengan wajah yang sangat datar, namun tidak mengurangi kadar ketampanan dirinya.
Setelah sampai dikelas Elea, ia melihat keadaan kelas benar benar sepi. Matanya menyapu seisi kelas dan ia melihat seorang gadis yang sedang menelungkupkan kepalanya dimeja pojok paling belakang kelas.
Viendra sangat tahu dan sangat mengenali gadis itu. Dia adalah gadisnya. Eleanya. Viendra mulai melangkah mendekati Elea.
Ia duduk dibangku sebelah Elea. Viendra menatap Elea lekat, betapa beruntung dirinya bisa mendapatkan Elea. Pikirnya
Viendra mengelus lembut rambut panjang Elea yang tergerai Indah. Karena merasa ada gangguan, Elea pun terbangun dari tidurnya itu.
"Lohh kak Viendra ngapain dikelas aku?" Tanya Elea sambil menatap Viendra.
"Ke kantin yu, kamu pasti belum makan kan. Aku gak mau kamu sakit" jawab Viendra.
Viendra melihat lebih jelas ke arah pipi Elea. Ia melihat bekas kemerahan dan ada cap jari disana. Ia yakin bahwa itu bekas tamparan yang sangat keras.
"Pipi kamu kenapa?" Tanya Viendra dingin. Tatapan mata lembutnya kini berganti menjadi tatapan tajam menusuk.
"E..enggak papa kok, tadi ini gatel terus aku garuk deh. Ehh malah merah kaya gini" Elea berusaha mencari alasan.
"Jangan bohong, kamu tahu kalo aku paling gak suka dibohongin" ujar Viendra mendesis
"Ehmm ini ditampar kak Monic" ujar Elea lirih bahkan hampir berbisik yang masih dapat didengar oleh Viendra.
Tangan Viendra langsung terkepal kuat bahkan sampai kuku jarinya memutih. Tidak, dia tidak suka 'miliknya' disakiti oleh orang lain.
"Siapa?" Tanya Viendra dengan suara yang sangat dingin.
Entah kenapa aura disekitarnya terasa begitu mencekam. Bahkan Elean pun merasakan bahwa saat ini Viendra sedang sangat marah
"Ehm..k..kak monic" jawab Elea lagi tergagap
BRAK!!!
Tiba tiba Viendra menggebrak meja yang ada didepanya. Elea yang ada di sebelahnya pun sontak terkejut dengan apa yang Viendra lakukan.
Untung saat ini kelas sedang sepi jadi tidak ada yang melihat kejadian tadi. Tiba tiba Viendra berjalan keluar kelas Elea dengan tergesa dan tangan yang mengepal.
Elea yang melihat hal tersebut langsung mengikuti Viendra karna ia takut Viendra berbuat macam macam.
Dan benar saja, ternyata Viendra menghampiri Monic yang sedang makan dikantin bersama dua temanya.
"Eh beb kamu tumben nyamperin aku, kangen ya sama aku?" Ujar Monic dengan suara centilnya. Bahkan tanganya pun sudah bergelayut dia lengan Viendra.
Elea yang melihat hal itu pun hanya mampu terdiam. Ia tidak berani protes apalagi melarang. Yang ia lakukan hanyalah diam dan menyaksikan.
Sementara Viendra sudah sangat muak dengan segala tingkah Monic. Dia merasa jijik dengan gadis disebelahnya ini.
Viendra pun menghempaskan tangan Monic kasar sehinggak Monic jatuh terduduk dilantai kantin.
"Apa yang lo lakuin?" Tanya Viendra dingin
"Aku gak ngapa ngapain beb sumpah" jawab Monic masih dengan suara centilnya
Dalam hati Viendra memaki Monic dengan berbagai umpatan kasar.
"LO APAIN CEWE GUE HAH?!?!?" Teriak Viendra marah
Arkan, Randy, dan Agas pun menghampiri Viendra karan mendengar suara teriakan Viendra. Mereka tahu bahwa Viendra bukanlah orang yang mudah marah apalagi terhadap perempuan. Tapi jika sudah seperti ini berarti Viendra sudah benar benar muak.
"Bro tahan, inget yang lo hadepin ini perempuan" ujar Arkan menenangkan Viendra
"Cewe kaya dia gak pantes dikasihanin. Dia udah nampar Elea dan itu berarti di berurusan sama gue" jawab Viendra sambil menatap tajam Monic yang sedang menangis sambil menunduk
"Apa!! Lo tampar adek gue" ujar Rendy marah. Selama ini dia tidak pernah sekalipun memukul adiknya. Jangankan memukul, membentak saja tidak pernah. Lalu siapa Monic yang berani melakukan hal itu kepada adiknya.
"Gu..gue minta maaf hiks..hiks gue cuma gak suka karna Elea udah rebut Viendra dari gue" jawab Monic sambil menangis
"Sejak kapan gue jadi milik lo? Ngaca! Lo itu gak lebih dari seorang bitch yang haus uang" ujar Viendra. Ya begitulah Viendra. Dia jarang sekali bicara tapi sekalinya berbicara panjang maka perkataanya bisa lebih tajam dari pedang.
Monic yang mendengar perkataan Viendra pun merasa malu yang amat sangat. Pasalnya mereka masih berada dikantin dan seluruh pengunjung kantin menatap kearahnya.
"Mulai besok lo sama temen temen bitch lo gak usah sekolah disini lagi. Sekolah ini gak pantes buat orang kaya lo!" Setelah mengatakan itu Viendra pergi meninggalkan kantin sambil menarik Elea juga.
Sementara Randy, Arkan, dan Agas kembali ke kelas mereka meninggalkan Monic bersama teman temanya yang menatap mereka penuh dendam.
¤¤¤¤¤¤¤¤
Haloooooooo
Maaf yaa author lama gak update
Jangan lupa voment nyaa gaeeesss love you all😘😘😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Bad Boy
Teen Fiction{ Slow updete } Raviendra andros alvaro. Si Most wanted SMA Harapan yang terkenal dengan sikap bad boy nya. Selain bad boy, Viendra nama panggilanya ini juga sering dijuluki cool boy oleh para kaum hawa. Pasalnya sikapnya yang dingin dan tak tersen...