Bab 23

31.8K 2K 138
                                    

Setelah puas bermain, Bunga dan Dimas memutuskan untuk singgah terlebih dahulu di sebuah kafe. Memesan beberapa makanan kecil dan dua gelas minuman.

 Memesan beberapa makanan kecil dan dua gelas minuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hari yang menyenangkan bukan?"

Tanya Dimas tiba-tiba. Membuat gerak Bunga terhenti. Tidak lagi menyedot minuman dan balik menatap pria itu.

"Hmm.. Cukup menyenangkan," kata wanita itu sembari tersenyum samar.

"Cukup? Aku pikir tadi justru dirimu yang sangat menikmati permainan?" ledek Dimas dengan satu alis terangkat.

Bunga hanya bisa mengiyakan. Kembali meminum jus Alpukat miliknya untuk sedikit menghilangkan rasa canggung.

"Kamu kembali membangun tembok rupanya," dengan raut wajah sedih Dimas berucap.

Pria itu sadar, bahwa istri yang ada dihadapannya ini kembali menjadi Bunga yang membenci Dimas. Bunga yang beberapa hari lalu ingin menceraikan dirinya karena lelah dengan kehidupan pernikahan mereka.

"Apa? Aku tidak mengerti dengan perkataanmu"

"Tidak perlu menutupi. Aku sadar bahwa sekarang dirimu sedang kembali memberi jarak."

Benar. Tebakan Dimas memang tepat dan Bunga tidak bisa menyangkal pernyataan tersebut. Sebaliknya, ia memilih untuk mencoba menghadapi pria itu.

 Sebaliknya, ia memilih untuk mencoba menghadapi pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku hanya merasa aneh."

"Aneh kenapa?"

"Entahlah. Kamu yang menjadi baik seperti ini terasa sangat salah bagiku. Selama lima tahun kamu terus memperlakukan aku seperti hama. Lalu, sekarang tiba-tiba kamu ingin berbicara denganku. Meminta hak sebagai suami dan memperlakukan aku dengan baik.

"Tidakkah semua itu terasa sangat aneh dan salah?"

Dimas diam. Mencoba berpikir. Mencari kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan dirinya pada Bunga. Namun, ia menyerah. Dibanding merangkai banyak kata yang terkesan palsu, lebih baik Dimas jujur. Berbicara apa adanya. Berharap Bunga dapat mengerti dirinya.

"Aku.. Aku merasa bersalah, Bunga."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[END] Behind The MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang