Bab 49

17.4K 1.3K 26
                                    

Hubungan kita terasa bagai sebuah permainan bianglala

Berputar di tempat yang sama

Tanpa tujuan dan kepastian yang jelas

*****

Dana mengerjakan tugas kantor tanpa semangat. Raganya memang berada di sana, namun tidak dengan jiwa pria itu. Sudah lewat tiga hari dari kejadian Bunga yang berada di berita. Semua pemberitaan kini telah bersih, walau masih ada beberapa majalah bisnis yang menulis tentang artikel mereka.

Bagi Dana, tidak lagi ada yang perlu di permasalahkan. Lagipula, pria itu sangat ingin mendapat kabar dari Bunga. Tapi, sepertinya Bunga menganggap setiap  masalah masih terus berlanjut. Wanita itu memutuskan untuk tidak bertemu Dana terlebih dahulu.

Bunga bilang tidak ingin membuat situasi menjadi kembali kacau. Dan tanpa memberi penjelasan lebih, wanita itu benar-benar hanya menghungi Dana melalui pesan dan tidak menerima setiap panggilan darinya.

Dana marah dengan sikap Bunga. Tentu saja. Tapi, ia harus bersabar. Memberi Bunga waktu dengan setiap rencana yang masih ia jalankan.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu membuat kesadaran pria itu kembali. Menoleh lurus. Mencoba berpikir akan tamu yang datang saat itu.

Tidak ada yang menghubungiku lewat interkom, lalu siapa yang datang di saat seperti ini?

"Masuk," jawabnya masih dengan bingung.

Hingga mata hitam Dana melihat jelas ke arah wanita itu.  Wanita yang bahkan telah lama ia lupakan kehadirannya.

Vina. Mau apa lagi dia datang ke sini?

"Kamu boleh keluar, Mira."

Mencoba mengatasi situasi, Dana segera memerintahkan sekretarisnya untuk pergi. Meninggalkan dirinya berdua hanya dengan tunangannya tersebut.

"Jangan melihatku seperti itu. Kamu memperlakukanku seakan aku ini musuhmu." Vina terus melangkah. Lalu, duduk di hadapan Dana. Bahkan, sebelum pria itu mempersilahkan dirinya.

"Kamu mau apa ke sini?"

"Tentu ingin menemui tunanganku. Kamu pikir aku ke sini untuk apa?" tanyanya sembari tersenyum.

"Tidak usah berpura-pura. Jelaskan tujuanmu yang sebenarnya."

Dan satu kalimat Dana langsung membuat raut wajah cantik Vina berubah. Ia tidak lagi tersenyum dan balas menatap Dana tajam. Kemudian, dengan masih memegang sebuah amplop besar di tangan, wanita itu berdiri. Kembali berjalan dan berhenti tepat di depan meja kerja Dana.

"Ini! Aku ingin meminta penjelasanmu mengenai semua foto itu."

Dana hanya mengamati lekat setiap gerak Vina. Mengambil amplop yang dilempar. Membuka dan melihat isi di dalamnya.

"Hahaha..." Dana tertawa masih melihat beberapa lembar foto yang tersisa.

"Kenapa tertawa! Seharusnya kamu memberi penjelasan!"

"Apalagi yang harus aku jelaskan?" Dana menaruh kembali tiap lembar foto di atas meja. Balas menatap Vina dengan tenang.

"Maksudmu?"

"Semua sudah jelas, Vina. Aku berselingkuh di belakangmu. Dan wanita ini... Aku ingin menikahinya."

"Tidak... Tidak mungkin! Kamu pasti berbohong! Kamu bilang tidak akan setia denganku! Jadi, bela dirimu dan bilang bahwa semua ini bohong!"

[END] Behind The MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang