Bab 56 [Akhir Sebuah Kisah]

23.3K 1.4K 98
                                    

Penulis selalu melihat sebuah cerita secara objektif

Menghilangkan satu per satu peran tanpa bahagia

Melukai seberat mungkin tokoh kedua

Dan mempertemukan kembali tokoh utama

*****

"Tuan, Nyonya..."

"Ada apa, Mbak?" Bunga dan Dimas bertanya heran saat seorang pelayan menerobos waktu santai mereka di ruang tengah.

"Ada rama-ramai orang di luar. Bilangnya mereka itu wartawan."

"Wartawan? Untuk apa ada wartawan di depan rumah?" Bunga kembali bertanya. Namun, pelayan di hadapannya hanya menggeleng cepat dengan raut wajah amat bingung.

"Mungkinkah mereka ingin menanyai masalah perusahaan?" kata Dimas pada istrinya.

"Masa iya sampai datang ke rumah?" Bukan menjawab, Bunga malah bertanya balik pada suaminya itu.

Kring! Kring!

Suara bising ponsel Dimas memecah hening bingung di antara mereka. Tulisan 'Ibu Mertua' tertera jelas pada layarnya.

"Untuk apa Ibu menghubungi dirimu?" tanyanya pelan.

"Entahlah. Akan aku angkat lebih dahulu untuk memastikannya."

Tangan Dimas telah terulur, namun Bunga menghentikan gerakannya.

"Biar aku saja." Dan dengan satu gerakan, wanita itu telah menyambungkan hubungan.

[Halo, Bu...]

[Bunga? Kamukah itu?]

[Iya, ini aku, Bu.]

[Syukurlah, Nak. Akhirnya Ibu bisa berbicara denganmu.]

[Memangnya ada apa? Kenapa suara Ibu terdengar panik?]

[Ini semua karena foto-foto itu, Nak. Fotomu dengan pria dari keluarga Hartono itu. Sebenarnya apa yang kamu lakukan, Bunga?!] Suara ibunya terdengar frustasi.

Hartono? Mungkinkah foto-fotoku dengan Dana?

Deg!

[Bunga! Jelaskan semuanya, sekarang! Sebenarnya apa yang kamu lakukan dengan pria itu?!] Kali ini terdengar suara bentakkan ayahnya. Membuat Bunga hilang fokus seketika.

"Bunga ada apa?" tanya Dimas saat melihat wajah linglung istrinya.

Mata Bunga menatap balik Dimas, namun tidak dengan hatinya. Ia takut. Amat gemetar karena semua kebohongan yang selama ini ia sembunyikan.

[Bunga! Jawab pertanyaan Ayah!]

[Aku... Aku melakukan hal yang sama dengan Dimas.]

[Apa maksudmu?!]

Bunga memejamkan mata. Menarik napas dengan amat berat.

[Aku berselingkuh dengan pria itu. Dana. Aku berselingkuh dengannya.]

Langit terasa runtuh. Tidak ada suara yang terdengar dari ujung ponsel. Dan saat Bunga membuka kembali matanya, ia mendapati Dimas yang sedang menatapnya dengan wajah sedih.

[Maaf...] wanita itu kembali membuka suara. Bukan hanya untuk kedua orangtuanya, namun lebih pada pria yang sedang berada di hadapannya itu.

"Bolehkah, aku?" Dimas meminta izin. Mengulurkan satu tangan untuk meraih ponsel yang Bunga genggam.

[END] Behind The MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang