Chapter 3: Game's

158 18 0
                                    


Lampu jalan masih berwarna merah. Begitu pula dengan warna hamparan diatas sana. Semilir angin berhembus, menenpuk lembut tengkuk putih pria berambut biru. Ia menatap lekat langit, mata sipitnya terpejam untuk sesaat. Mengucap selamat tinggal pada mentari.

Pria bernama Byun Baekhyun itu masih hikmat dan menikmati semilir angin pembawa musim, sambil menanti merah menjadi hijau. Senyumnya perlahan menghilang sesaat sipit hitam maniknya terbuka dan tertangkap kilau manik biru milik pria yang ternyata sudah menatapnya sejak tadi.

Ya, di seberang sana, sekitar 25 meter dari posisinya. Seorang pria berambut pirang yang tengah duduk di bangku taman depan caffe shop menatapnya. Sorot matanya memancarkan kilau berbeda. Seolah ia adalah pria belasan tahun yang menanti kekasihnya.

"Apa yang di lihatnya?" Baekhyun celingukan, melihat ke kanan kiri. Mencari seseorang yang mungkin saja pria itu tatap.

"Mungkinkah dia menatapku? Eyyy... ssshhh..." Baekhyun sedikit memiringkan kepalanya ke kanan, lalu pria disana tersenyum. Sedang pria itu tersenyum geli.

"Cantik..."

Glupp... Baekhyun menelan ludah, saat membaca gerak bibir pria tadi.

"What... huaahhh... Sepertinya dia gila... Ah, aku tidak peduli lagi, lagi pula aku tidak tertarik pada hubungan seperti itu." Baekhyun menarik nafas. Menyiapkan langkah.

Mereka semakin dekat, sayang firasat Baekhyun tak enak akan pria itu. Bukan. Bukan karena tatapan atau kata yang di ucapkannya, bukan pula karena ia seraya berdiri seolah menanti Baekhyun sampai kepelukannya. Hanya saja, aura dan atmostfer di taman terasa berbeda. Ia merasa diawasi.

Tanpa aba-aba. Tangan kanannya mengeluarkan sebercah cahaya. Siap menyerang pria itu atau siapapun yang dirasa berbahaya. Entahlah, firasatnya kuat akan hal seperti ini, pria di hadapannya pasti bukan manusia biasa. Namun, belum sempat menyerang, pemuda berambut coklat meraih tangan pria tadi.

"Hyung." Kata pemuda itu, lalu pergi.

***

"Sshhh... Sebenarnya siapa mereka? Jika mereka hanya manusia biasa lalu kenapa aku harus mengeluarkan kekuatanku? Eyyssshhhh...." Katanya kesal sambil menendang angin. Menepuk tangan kanannya.

"Bagaimana dengan pose keren ku ini? Oyss... Sia-sia aku berpose keren." Tambahnya mengingat tadi ia berpose seperti detektif yang menunggu penjahat. Tangan kirinya dimasikkan ke kantung celana sedang yang kanan memegang pistol kecil. Hanya pistol tersebut digantinya menajdi kilatan cahaya abstrak tanpa bentuk yang siap membutakan siapapun.

Sshshhshh.... whishper... whishper...

Baekhyun menggaruk kepala yang tak gatal menyadari orang-orang di sekitar berbisik, membicarakan tingkah konyolnya.

"Ahemm.." Ia berdehem, membenarkan kerah kemejanya lalu melanjutkan perjalanan.

***

"Xiumin-ah... Bagaimana?" Katanya sambil menepuk punggung Xiumin.

"oh... Suho. Haha, aku rasa dia orang yang menarik. Lihat saja tingkahnya." Ia menunjuk ke arah Baekhyun yang saat ini berjalan cepat sambil menyembunyikan wajahnya menggunakan tangan.

"Ada apa dengannya? Apa yang kalian lakukan?" Tanya Suho.

"Entah.. haha..." Xiumin mengangkat bahu.

"Kita akan tahu setelah mendengar cerita Kris dan Sehun nanti. Ayo kita pulang, aku tidak sabar mendengar cerita mereka!! Karena meski hanya sesaat aku merasa Kris akan mengkhianatimu. Hahahaha...." Xiumin bangkit dari tempat duduknya, berjalan sambil tertawa mengingat Kris yang tadi terpana melihat calon penghuni rumah mereka.

Forecast (EXO Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang