Chapter 9: Untuk Melihatmu Bahagia

147 16 1
                                    

hai hai mentemen, maaf baru bisa up date lagi, baru kelar ngurusin sekripsi dan keperluan kampus lainya. semoga masih pada inget sama cerita ini. Aku kangen kalian... !!!

Maaf kalo ada keslahan penulisan dan sejenisnya, Terimakasih banyak sudah membaca cerita ini, jangan lupa tinggalin komen atau Vote ya, biar aku makin semangat nulisnya,

Selamat baca :*

Luhan POV

"Hari ini cuaca di luar terlalu panas" itu yang sejak tadi aku katakan setiap kali mereka mengajaku untuk keluar rumah dan akhirnya tinggal aku sendiri yang ada di rumah ini. Di tinggal sendirian ternyata tidak menyenangkan, tapi sinar matahari yang terlalu panas juga sama tidak menyengkanya untuk ku. Bukan, bukan karena aku takut terbakar, mitos itu hanya berlaku pada vampire-vampire lemah bukan untuk keluargaku, sejak ribuan tahun lalu sebelum aku di lahirkan, keluargaku sudah terbebas dari kutukan sinar matahari, termasuk vampire yang berubah karena darahku seperti Jongin, jadi aku tidak akan terbakar karena sinar matahari, hanya saja aku tetap tidak menyukai teriknya matahari, entahlah rasa hangatnya membuatku tidak nyaman.

Membicarakan matahari membuatku haus, aku ingat Suho baru saja membeli darah O- kemarin, seharunya masih ada persedian yang tersisa di lemari pendingin, itu pun kalo Jongin tidak menghabiskan stoknya semalam, anak itu, seperti remaja dalam masa pertumbuhan, porsi makanya menyeramkan. Dia bilang itu adalah tidakan pencegahan, karena setiap hari dia harus bergaul dengan manusia di sekolah. Tapi mengingat ini hari sabtu, sepertinya jatah darah ku akan aman.

Sekantung darah O- di campur es batu dalam gelas, siap menyegarkan hari yang panas. Tambah nikmat di minum sebari bersantai di atas sofa empuk kesayangan Suho yang aku yakin harganya tidak kalah mahal dengan mobol sport Jongin, ahhh bahagia itu sederhana.

"tet tot tet tet tot, cekrek" (Suara orang menekan pin dan membuka pintu)

Suara pintu terbuka, aku tidak terlalu perduli dengan siapaun yang datang, tidak ada yang bisa menggangu acara santaiku hari ini. Tapi sepertinya kali ini aku salah, mahluk itu dengan lancang mengunci pandangaku ke arahnya hanya dengan berjalan melewatiku menuju pentri dapur yang tidak jauh dari tempat ku berada. Tidak ada dinding yang memisahkan ruang tempatku berada dan pentri dapur, hanya sebuah meja pentri sepinggang dan beberapa gelas yang tergantung di atasnya. Aku masih bisa melihat dengan jelas apa yang sedang mahluk itu lakukan dari tempatku berada. bahkan aku dapat melihat dengan jelas jakun yang bergerak gerak saat dia meminum air mineral langsung dari botolnya atau setes air yang tidak sengaja lolos dari bibir tebalnya dan tampa sadar berlari menuruni lehernya yang putih pucat. Ahhh sial kenapa tiba tiba udara di sini panas sekali. Apa yang dia lakukan, apa dia sedang menggodaku ?, Tidak luhan tidak Kyungsoo hanya minum, berhentilah berfikir yang tidak-tidak.

Sial, dia pasti sengaja menggoda ku, apa apan itu, membasahi rambutnya dengan air mineral dan seenaknya saja membuka bajunya di depan ku. Bagaimana aku bisa bertahan untuk tidak menerkamnya jika dia memperlihatkan badan putih pucatnya dengan air yang menetes dari rambutnya seperti itu. Ahhh kyungsoo benar benar membuatku frustasi.

"Hyung..."

"Hyung..."

"Hyunggg apa yang sedang kau lakukan ?!!!"

"Yahh, kim Jongin, tidak usah berteriak triak seperti itu"

"Maaf, habisnya hyung, sudah ku pangil berkali kali tapi hyung tidak merespon"

"baiklah.., ada apa ?"

"apa yang sedang kau laukan ?"

"tentu saja bersantai, sepeti yang kau lihat"

"bersantai ?, dengan menghancurkan sofa favorit Suho Hyung ?"

Aku melirik ke arah sofa yang sedang ku duduki, ya ampun, aku baru sadar kuku kuku ku mencakar sofa saat aku memperhatikan Kyungsoo tadi.

Forecast (EXO Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang