Layaknya pelukan ibu yang hangat dan menenangkan. Hutan memiliki kehangatan yang menenangkan, sekaligus mengerikan dimana bisa saja terdapat banyak makhluk lain yang tak kita sadari. Termasuk hutan pinus misterius yang memiliki keindahan luar biasa, hanya saja karena kemisteriusan dan aura mistis penduduk setempat memilih untuk menjauhinya. Tapi hal itu tidak berlaku pada Suho, menurutnya semakin penduduk menjauhi suatu tempat semakin baiklah untuk dia tinggali.
Hari ini adalah hari ke 83 dia menjelajahi bumi setelah dengan terpaksa turun ke bumi atas perintah Zeus yang tidak lain adalah pamanya sendiri. Suho adalah anak seorang dewa, dewa Poseidon lebih tepatnya. Nama aslinya adalah Fýlakas. Tidak seperti sodara saudaranya yang lain Theseus, Triton, Polifemos atau Agenor, dia tidak terlalu terkenal di kalangan manusia karena dia tidak tertarik untuk turun ke bumi dan menjadi pahlawan, lagi pula Suho merasa tidak sehebat saudaranya yang lain karena dia hanya anak setengah dewa setengah manusia. "manusia adalah mahluk yang lemah dan mudah mati" itu yang suho muda pikirkan saat itu setelah dia melihat ibundanya tergeletak tak bernyawa. Sejak saat itu dia selalu berfikir dalam waktu dekat hidupnya juga akan berakhir sama seperti ibunya, tapi takdir berkata lain, darah ayahnya lebih kental mengalir dalam dirinya, setelah 100 tahun berlalu Suho tetap terlihat seperti remaja 19 tahun sama seperti di hari ibundanya meninggal.
Sampai akhirnya sebuah ramalan tentang anak anak yang dapat menghancurkan bumi menggangu ketenagan pamannya Zeus dan menyeretnya untuk datang ke planet biru ini. Misinya adalah untuk menemukan anak-anak yang di ramalkan Zeus akan menghancurkan bumi karena pertengkaran hebat yang mereka ciptakan. Sebenarnya perintah zeus adalah untuk membunuh mereka setelah Suho, menemukanya, tapi sialnya Suho adalah salah satu anak dalam ramalan tersebut, itu berarti dirinya pun akan ikut terbunuh dalam misi kali ini. Hal ini tentu saja membuatnya kesal "kenapa aku harus terbunuh hanya karena sesuatu yang belum terjadi" pikinya saat itu.
Karena itu dia memutuskan untuk turun ke bumi dan menemukan anak anak dalam ramalan tersebut, hanya saja tidak untuk di bunuh tapi untuk menyatukan mereka, dia meyakini jika mereka bersatu maka tidak akan ada pertengkaran yang dapat mengancam keselamatan bumi, dan tidak ada alasan untuk dirinya mati.
Setelah berpindah pindah tempat selama 83 hari dia berharap kali ini dia datang ke tempat yang benar. Dengan perlahan dia menjejakan kakinya ke tanah.
"Hoaaa... Ini tempat yang sangat indah... Jotta*..."
(*Jotta ungkapan untuk menyukai sesuatu)
Suho menarik nafas panjang, menghirup udara segar yang tak dapat dihirupnya sebebas dan semenyenangkan ini. ia berbalik, memutar badan, mengamati dan merasakan bahwa dirinya hidup dan akan tetap hidup...
Seorang anak kecil yang entah datang dari mena berlari kearahnya. Matanya biru bening, rambut pirangnya yang tertiup angin, ditambah tubuhnya yang bersinar terkena cahaya manahari membuatnya terlihat seperti malaikat. Suho terpana. Tanpa sadar Suho merentangkan tangan. Seperti ayah yang sedang bermain bersama sang anak, Suho menunggu anak itu berlari kepelukannya
Sayangnya...
Roooaaarrrr.....
Hwussss...
Prang...
Khayalan Suho pecah, hancur berkeping-keping sesaat setelah malaikatnya menyemburkan api tepat ke tubuh Suho. Kaget, sontak tubuhnya bergulingan di tanah, berusaha memadamkan api. Anak tadi terdiam memperhatikan dan menggelengkan kepala mengikuti gerak tubuh Suho.
"Kris hyung... Mwohae* ?"
(* Mwohae = apa yang kamu lakukan)
Dibalik puggung Kris ada seorang anak lelaki yang lebih kecil. Ia menatap lekat-lekat Suho, lalu dengan santai sambil menggoyangkan ekornya berjalan mendekat. Senyum iblis nampak jelas terpampang di wajahnya. Tanpa aba-aba ia meniupkan angin yang cukup kencang hingga membuat api berkobar lebih besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forecast (EXO Fanfic)
Fantasíasebuah ramalan tentang kehancuran bumi membuat Suho harus terlibat dalam sebuah misi besar untuk menyelamatkan bumi atau nyawanya yang akan jadi penggantinya.