Beberapa Minggu setelah kejadian itu aku mulai memjauh dari Deo. Karena aku nggak mau jadi PHO di antara mereka. Tapi sepertinya Deo mulai menyadari hal itu.
Ini ceritanya dari Ian...
" Eh Ian! " Deo memanggil Ian yang baru aja dateng di kelas, dan
Saat itu aku lagi nggak di kelas.
" Apaan? Biasanya sibuk ngurusin Natally mulu...
tumben tumbennan manggil aku... Butuh ya? "
" Aisshh... Nggak usah bahas itu dulu ngapa! Aku mau tanya nih.. Bylla kenapa sih? Kok kayaknya ngejauh gitu dari aku? "
" wuehh... Mana aku tau lah.. Dia nggak—"
" Hai iann! " sapa Meyshe, Kadek, dan Nafisah sehabis dari kantin.
" Ada apaan nih? Kenapa? Kenapa? " tanya Nafisah kepo.
" Masak Bylla marah sama Deo.. Kenapa coba? Kalian tahu nggak? " Ian kebingungan.
" Ehhmm.. Nggak tahu tuh... Dia nggak cerita apa apa sama aku igh... " jawab kadek..
" Ke aku juga enggak... " meyshe menimpali.
" Emang kalian ada apa sih? Kok sampe Bylla marah gitu sama kamu? " nafisah tambah kepo. (emang kepoan tuh bocah 😂)
" Ehm tul tuh... Bylla itu orangnya sabar... Tapi sekali kamu sakitin... Dyaar!!! Bisa nggak dapet ampub dari dia kamu... " tambah meyshe.
" Gitu ya? Nanti sampe rumah biar aku chat dulu lah... Kali aja dia mau maafin aku..."
" Ya udah... Semangat Deo! " kata Kadek menyemangati
Deo pun keluar nyamperin temen temen se geng nya itu.
" Huffft... Umtung aja kita pinter akting 😓" ujar ian
" Bener... Bener... Bisa kacau kalok ketahuan... " sahut nafisah
🍫🍫🍫
Satu hari sebelumnya...
Berhubung aku udah buntu, so aku panggil anak anak buat main ke rumahku, yang sebenarnya aku mau curhat sih... 😅
" Gimana... Gimana? " kadek membuka pembicaraan
" Jadi... "
Ku ceritakan semuanya dari awal. Dari aku deket sama Deo sampe aku mulai nyaman sama dia.
" Tapi kamu nggak suka kan sama dia?" tanya ian.
" Eemm... Nggak tau juga... Aku bingung. Lagian aku juga maaih suka kan sama Daniel... Gimana coba? 😣"
" Kamu tahu kan kalok deo suka sama Natally? " gantian Nafisah yang bertanya.
" Tau lah... entah kenapa aku sakit hati waktu denger dia mulai suka sama Deo. Padahal ni ya.. Beberapa hari lalu kita baru aja curcol curcol gitu... Dia bilang nggak suka sama Deo! Plin plan banget kan tuh anak! 😤"
" Santai... Santai... " meyshe mencoba menenangkan ku.
" Eeeummm... Oh ya.. Kalok besok besok dia tanya soal aku tolong jangan jawab apa apa ya.. Bilang aja aku nggak cerita apa apa gitu... " pintaku pada mereka.
" Berarti kita harus boong gitu? " tanya kadek.
" Ya bukan boong juga sih... Cuma nggak cerita yang sebenernya aja... Hehehehe 😅"
" Yeey... Sama aja atuh neng.. " jawab mereka serentak.
Sejenak aku melupakan semua itu dengan kehadiran mereka semua di hidupku. Thankssss my friendsss... 😘😘😘
🍫🍫🍫
Beberapa bulan berlalu aku mulai melupakan semuanya. Deo ataupun Daniel. Karena aku sedang sibuk dengan ujian akhir yang akan aku hadapi.
Mei...
" Yeeeyy... LULUS!!! " kami berteriak dengan lantang lalu mulut kami sibuk komat kamit mengucapkan syukur pada Sang Pencipta.
" Nilai... Nilaii... " pintaku pada mereka berempat sambil mengajak mereka menjauh dari keramaian.
" Sabar ngapa! Kamu juga belom buka nilainya kan? " sahut Ian.
" Buka bareng bareng aja deh... " saranku.
" Okey... Aku itungin yaa... " kadek memberi aba aba.
Satu...
Dua...
Tiga...
" Jangan sebutin dulu! Kita sebutin satu satu... Urut dari yang paling muda ya... Ntar yang paling tinggi pulang traktir! Setuju??? " seru Meyshe
" Setujuhhhhh! " jawab kami bersama sama.
" Nafisah berarti!" Ujar Kadek
" 36,85!" Sebutnya dengan bangga.
" Aahhh... Kalah deh aku..." meyshe mengeluh
" Berapa emangnya? " tanyaku.
" 35,75..." dia menunduk lesu
" Okey giliran aku... 37,05... " kata kadek santai
" Argghh... Kurang dikit lagi nyelip Kadek lho... Aku 37 pas lagi 😥 tapi udah bersyukur juga sihh" Iam dilema antara sedih dan bahagia.
" Halahhh... Aku traktir 😩"
" Berapa... Berapa? " mereka kepo 😅
" 38 😭" ( dapet bagus kok sedih yak... 😂)
" Yess! Berarti Bylla traktir... " seru mereka dengan bahagia...
Nggak tahu aja kalok aku senep gini 😥😭 untung masih ada uang tabungan 💁
" Ntar sore ya berarti... " kata Ian.
" Di rumahnya sapa ya? Kadek? " tanya Nafisah.
" Okey. Makanannya?"
" Seblakk! " jawab aku, Ian, dan Meyshe bersamaan.
" wokeh guyss... Come on! Go home... " seru Nafisah.
🍫🍫🍫
Sore hari di rumah kadek...
" Gimana persiapan kalian? " tanyaku membuka percakapan.
" Soal perpisahan di puncak bogor ya? " Meyshe mengingat ingat.
" Ya iyalah... Emang kita ada acara apaan lagi? " sahut Ian
" Ya sorry dong... Tau sendiri aku suka lupaan... "
" Udah.. Udah... Pada kurang apaan buat acara besok? Jajan? Baju? "
Kadek angkat bicara.
" Kalok aku sih udah komplit... Udah disiapin sama ibu kemaren... " ucap Nafisah.
" Aku masih kurang jajanan nya nih... " Ian mengeluh.
" Titip aku aja gimana? Aku belum beli kok... Bylla udah belom jajanannya? " kadek menawarkan diri
" Udah kok... Udah siap semua.. 👍 btw seblaknya kapan dateng sih?😅"
Aku menggerutu karena laper berat.
" Bentar... Pak go jeknya masih otw nih... " jawab Kadek sambil terus memandangi hpnya.
Malam itu ku habiskan waktu bersama mereka. Ya.. Lupa soal Deo... Ataupun Daniel
Walau aku tahu itu cuma sementara
🍫🍫🍫
Cukup sekian chapter kali ini...
Don't forget to vote, coment, dll lah pokoknya 😅
Bantu share juga ya... Mohon dukungannya untuk Wattys 2018
Matursuwun... 😊👋👋👋 Gusti Mberkahi😇
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at ME!
RandomBaca... Dan ikuti alurnya... Maka kamu akan tahu seperti apa aku aslinya Mana sahabat sejati dan mana yang tidak! Mana cinta yang menerima apa adanya dan cinta ada apanya. Don't look at me from the cover! Remember that! Salam, Bylla 💝
