Brruukkk....
Kini aku menabrak sesuatu , bukan hanya menyenggolnya dan dia adalah manusia pastinya. Ya benar! Ada pundaknya! Dan kubiarkan diriku bersandar di sana.
Ku lepas kacamataku lalu ku letakan di kantong celanaku.
" hikss... Hikss.. To.. Long.. Hikss.. Siapapun.. Hiksss.. Kamu.. Bi.. Arkan Ku... Hikss.. Me... nangis di pundakmu sebentar saja... Ku mohon... Hikss... Hikss... "
orang itu tak mengucapkan sepatah kata pun. Ia benar benar mengizinkan aku meminjam pundaknya untuk sementara waktu.
5 menit kemudiaan...
" Ayo ikut aku! " ajaknya.
Tanpa berkata kata aku langsung menuruti ajakannya. Dan saat itu dia memegang tanganku erat.
" Ki.. Ta mau.. Ke.. Hikss.. Mana? " tanyaku dengan terbata bata.
Dia tak menjawab. sepertinya aku mengenal dia. Tapi siapa??
Kala itu mataku sembab dan lebih lengkapnya aku tak memakai kacamataku, Sehingga semuanya buram.
Aku sangat yakin mengenal rasa nyaman ini... Rasa nyaman saat aku di dekatt.... Arggghhh!😣 mana mungkin dia. Semoga saja dia bukan orang yang jahat...
🌴🌴🌴
" Masih suka nangis aja... " katanya di tengah keheningan malam.
Sepertinya sekarang kita berada di bukit belakang villa dan kami berdua sedang duduk di sebuah pohon yang cukup rindang.
" Kok.. Hikss.. Kamu ta.. hu aku sering nangis... ?"
Waitt... Aku kenal suara ini, tapi mana mungkin itu dia...
" Tunggu bentar deh.. Aku pake kacamata dulu, biar aku bisa li—"
Belum sempat ku mengambil kacamata di kantong, dia sudah menghentikan tanganku
" Nggak perlu! Kamu pasti kenal siapa aku..." dia berkata dengan lembut.
Dia memandangku dengan tatapan yang menyejukan dan kini kami berhadapan muka dengan jarak satu sampai dua centi saja.
" Euhhmnn... coba aku inget inget dulu... Kamuu... " dia mulai menunjukan wajah tengilnya semoga aku nggak salah tebak...
" Siapa hayyoo?? "
" Eummm... Juna!!! "
" Yupsss! Ternyata masih inget aja kamu sama aku... Setelah sekian lama kita nggak ketemu... "
" Hehehehe... Ya inget lah, kamu kan firs—"
Sebelum sempat ku lanjutkan, jari telunjuknya sudah menempel di bibirku dan aku hanya bisa termangu menatapnya.
" aku minta maaf..." suaranya terdengar lesu, seperti menanggungg sebuah beban yang aku sendiri nggak tahu apa itu.
" Aku salah... Dulu aku nggak mau dengerin penjelasan kamu, aku langsung mutusin aja pindah ke luar kota ninggalin kamu 😔 aku masih ke kanak kanakan banget ya? " lanjutnya.
Aku tersenyun tipis padanya.
" Aku juga minta maaf, aku telat jelasin ke kamu kalok aku nggak suka sama Steve... Kita cuma temenan biasa aja waktu itu, karena ayahnya Steve bener bener ngerasa bersalah banget sama aku soal kasus bullying itu 😔"
" Ya udah lah, nggak usah di inget inget terus... Udah lewat juga 😊 kalok di inget inget dulu kita polos banget ya waktu SD 😅"
Kami menengadahkan kepala bersama memandang semesta di atas kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at ME!
RandomBaca... Dan ikuti alurnya... Maka kamu akan tahu seperti apa aku aslinya Mana sahabat sejati dan mana yang tidak! Mana cinta yang menerima apa adanya dan cinta ada apanya. Don't look at me from the cover! Remember that! Salam, Bylla 💝