( 04 ) Masa Lalu?

165 48 13
                                    

Suka sama seseorang kadang tidak harus memiliki. Cukup ngeliat dari kejauhan dia tersenyum dan tertawa aja udah seneng. Meskipun bukan sama kita.

***

Keesokan hari Lintang sekolah dengan wajah yang sulit di baca. Rio yang melihat wajah suntuk Lintang lantas langsung bertanya.

"Lo kenapa Lin? Kok wajahnya datar gitu sih. Ini masih pagi. Senyum dong!"pinta Rio sambil menunjukkan mukanya yang di buat-buat selucu mungkin agar Lintang tertawa. Tapi sia-sia.

Rio tidak menyerah. Rio mengambil sapu di ujung belakang kelas. Lalu menjadikan sapu itu gitar dan bernyanyi di depan Lintang.

Rio menyanyi dengan amburadul. Malah menjadi bahan tertawaan di kelas. Lintang hanya meliriknya lalu menghembuskan nafasnya kasar.

Rio yang melihat Lintang mengabaikannya membuang sapu di sembarang arah dengan wajah yang berpikir-pikir. Tapi, sapu itu terarah menuju Adel. Ketua kelas yang mudah marah, mudah tersinggung. Badannya kecil, pendek, dan mempunyai rambut jamur. Tapi pukulannya luar biasa.

"SIAPA YANG NGELEMPAR SAPU INI KE GUE?!"marah Adel sambil menunjuk-nujukkan sapu keatas. Semua hening dan bisu. Lalu semua menunjuk Rio yang nampak sedang berpikir.

Adel menghampiri Rio dengan emosi yang membara. "RIO! ELO KAN YANG NGELEMPAR SAPU INI KE GUE?!"sembur Adel sambil membawa sapu di tangannya.

Yang di tanya hanya menampakkan wajah idiotnya. "Ihh rahasain nih!"Adel memukul Rio tanpa ampun. Yang dipukul berusaha melarikan diri. Dan mereka seperti tom and jerry. Penghuni kelas seketika ketawa. Lintang pun juga tertawa.

Rio yang melihat Lintang tertawa. Menambah wajah idiotnya dan pura-pura kesakitan. Padahal pukulan Adel tidak sakit sama sekali. Hanya pukulan khas perempuan. Pukulan Adel sebelas dua belas dengan pukulan Lintang. Dan Rio sudah biasa dengan itu.

Setelah acara pukul memukul ala tom and jerry. Rio menghampiri Lintang yang masih melamun melihat ke arah jendela.

"Hei"Rio mengagetkan Lintang. Lintang sontak kaget dan kembali melamun layaknya tidak terjadi apa - apa.

"Lo kenapa sih Lin. Cerita dong!"tak ada sautan dari Lintang. Rio melanjutkan ucapannya lagi.

"Yaudah deh mungkin lo pingin sendiri dulu tapi nanti cerita ya. Gue pergi dulu"kata Rio yang dibalas Lintang hanya berdehem.

🍀🍀🍀

"Angga"

Angga hanya menoleh sebentar dan melanjutkan perjalanan ke kamarnya. Dia sudah harus belajar karna senin sudah ulangan kenaikan kelas.

"Angga. Makan siang dulu ya kamu pasti laper"kata Rara, bunda Angga.

"Gak"ucap Angga lalu menutup pintu kamarnya.

"Kapan gue move on dari lo Ngel?"ucap Angga sambil memijat pangkal hidungnya yang serasa sakit.

Angga menghempaskan dirinya di kasur dan memejamkan matanya. Angga belum berganti pakaian dan masih menggenakan seragamnya.

Angga terbangun dari tidurnya. Jam sudah menunjukkan pukul 19.38. Angga segera ngacir ke kamar mandi dan membasuh badannya yang serasa lengket. Lalu menuju ke meja makan. Dimana sudah ada kedua orang tuanya.

Angga seperti biasa. Hanya menujukkan wajah datarnya itu. Kedua orang tua Angga memaklumi itu. Perubahan sikap Angga yang di karenakan cinta.

RECTANGLE {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang