0.4 • Terimakasih, lagi.

4K 700 21
                                    

Biasanya rasa nervous Renjun akan hilang setelah menyelesaikan panggung. Tapi kali ini tidak.

Penampilan nct semalam sukses, tidak ada rasa gugup Renjun diatas panggung. Tapi ternyata pemuda berambut hitam pekat itu kembali merasakan nervous nya ketika sudah sampai rumah.

Rasanya seperti nervous tapi berbeda. Ah bagaimana ya, Renjun gugup tapi lebih condong ke deg degan yang berbeda. Hatinya berdebar dan pipinya menghangat. Apalagi ketika mengingat ia bertemu Saeron dan melihat senyum manisnya.

Renjun kira, ia tidak akan bisa tidur karena terus terusan memikirkan senyum Saeron. Tapi nyatanya tidurnya semalam nyenyak karena kelelahan. Walaupun debaran hatinya kembali hadir ketika dia bangun tidur, ketika kembali mengingat Saeron.

"Heh makan yang bener! Kenapa sih jadi acak acakan kaya ayam gitu," peringat Koh Winwin yang melihat adiknya makan sampai tercecer dimeja.

Junkai yang ada disebelahnya mendekatkan wajah kearah Renjun diseberang lalu meniup poni adik bungsunya itu. "BANGUN ANJENG UDAH SIANG!" pekiknya.

Renjun tersentak lalu mendongak. "Nafas lo bau banget sih belum sikat gigi lo ya?!"

Jjunkai hanya mengedikkan bahunya sombong sembari menyuap sesendok nasinya.

"Renjun makan yang bener," Kata koh Winwin lagi.

"Iya ini juga udah bener," elak Renjun.



"Nglamun mulu lagi mikirin cewek tuh Koh," goda Junkai yang membuat Renjun melemparkan sebutir anggur kearah kakak keduanya itu.





"Nggak kali koh, ngada ngada tuh," cibir Renjun.


"Ralaah gua juga udah pernah ngrasain jatuh cinta kali, dasar bocah." balas Junkai.




"Ya kalo lo kan dari sananya udah mikirin cewek terus, ngapain bawa bawa gue,"

"Makannya cepetan sih lama ribut terus. Lagian kaya nggak kenal Renjun aja, kayanya nggak bisa tertarik sama cewe adikmu yang satu ini," kata Koh Winwin yang membuat Renjun mengernyit garang.

"Koh aku normal!"

Sedangkan Junkai malah tertawa puas masih dengan nasi yang belum tertelan. "NGAKAK SEJAGAT HAHAHAHAHA MAKANYA CARI CEWEK!"

Renjun mendengus. "Udah ah, Renjun berangkat. Nggak ada yang bener."

"Wah koh ngambek koh hahahaha tuhkan doi aja kaya cewe mana bisa pacaran sama cewek!" pekik Junkai lagi.

"Bodoamat nggak dengeeeer!"

Renjun tidak sepenuhnya orang yang dingin. Tidak ada orang yang lebih renjun sayang kecuali kedua kakak laki lakinya itu, dan ibunya.

Pemuda kelahiran tahun 2000 itu hanya akan menunjukkan sisi berbedanya didepan orang yang dia sayang. Karenya menurutnya, semua orang itu palsu, kecuali kedua kakak dan ibunya.

-

“Halah jing tau gini semalem kita nggak usah manggung lah sialaaan,"


Jeno melirik sobatnya itu sebentar. "Kan udah gue bilang, sekolah itu nggak ada enaknya kecuali punya cewek."

"Yaelah gua punya cewek tapi nyatanya sekolah tetep amburadul nggak ada enak enaknya. Dihukum mulu idup kita perasaan," rengek Haechan sambil menidurkan kepalanya diatas meja perpustakaan.

"Pulpen gue abis, kopsis dulu." pamit Renjun tiba tiba.

Jaemin mendongak. "Nitip minum dong,"

hello you | renjun × saeron ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang