1.3 • pesan bunda

2.6K 478 16
                                    

hari minggu, hari yang pas untuk para pasangan berlovey dovey tanpa mau diganggu sekolah.

seperti halnya renjun saeron, pasangan yang kini menginjak usia tiga bulan hubungan itu kini sedang bermalas malasan dirumah renjun.

tidak ada satupun dari tiga buaya darat seperkomplotan renjun itu yang pernah boleh masuk kedalam rumahnya, entahlah, intinya renjun tidak suka rumahnya berisik oleh orang orang tidak jelas itu.

tapi kali ini, karena winwin sibuk dengan tugas kuliah di rumah temannya, dan junkai yang entah pergi kemana, renjun merasa bebas membawa pacar tercintanya itu kerumah.

posisinya sekarang renjun lagi mainin gitar, dan saeron yang berbaring disofa dengan kakinya yang berada diatas paha renjun.

sesekali saeron jahil mengganggu renjun yang fokus dengan gitar menggunakan kakinya. benar benar gabut.

"masih jam delapan pagi, jangan buat aku kesel," peringat renjun.

tapi saeron kekeuh mengganggu renjun, karena merasa terkacangi. tertawa puas karena renjun yang memasang wajah kesalnya.

"boseeen udahan dong main gitarnya," rengek saeron.

renjun menurut, meletakkan gitarnya. lalu menoleh kearah gadisnya yang kini nyengir puas itu.

"terus mau apa?"

"yaaa pergi kek kemana gitu, yang penting kamu nggak bakal cuekin aku lagi," cibirnya.

renjun terkekeh gemas, mencium sekilas bibir saeron yang dibuat mengerucut itu. "aiguuuu manja banget sayangku,"

"-eh. mau ketemu bunda nggak?" tanya renjun tiba tiba.

saeron bangun, --menyingkirkan kakinya dari atas paha renjun. "boleh, tapi-aku nggak bakal dimarahin kan kalo kita pacaran?"

"enggaklah. orang bunda sendiri yang nyuruh aku bawa kamu," bangga renjun sembari menaikturunkan alisnya.

sedangkan saeron malah memukul pelan lengan renjun. "jadi kamu cerita kalo kamu punya pacar? ih kok berani? ah maluu,"

"malu apanya sih? santai aja, bunda baik kok. mau ya?"

saeron mengambil napas, lalu mengangguk. "aku cuma pake ginian doang?" tanyanya setelah sadar kalau ia hanya menggunakan kaos putih polos dan bawahan hotpants.

"ya enggak lah?? nanti aku dikira macarin cewek nggak bener. aku anter dulu kamu pulang, ganti baju. lagian rumahnya jauh, diluar kota."

saeron nyengir. "hehe ya kirain. yaudah ayo cepetan. keburu siang nanti pulangnya kemaleman." titahnya kemudian berdiri.

sedangkan renjun masih tetap duduk, mendongak menatap saeron yang sedang mengikat rambutnya.

seksi...

renjun menarik tangan saeron, membuat gadis itu kembali terduduk.

"apa sih renjun?" tanya saeron malas malasan.

renjun senyum mesum.

saeron pasang muka datar.

-






"weh ponakan kakak tumbeeen dateng nggak kabar kabaar??" heboh yiyang melihat ponakannya yang turun dari mobil.

"nggak terencana kak, mendadak aja tadi. bosen soalnya dirumah," jawab renjun sembari membukakan pintu untuk saeron.

mata yiyang menyipit, begitu melihat seorang gadis cantik menenteng parsel buah keluar dari mobil renjun.

"eh ini siapa? pacar kamu ya? wah udah berani pacaran?" tuding yiyang sembari tersenyum menyalami saeron.

saeron ikut tersenyum. "kim saeron, kak."

"oh iya, yiyang panggil aja yiyang." balasnya.

"itu buahnya kasih kak yiyang aja, kita masuk, ketemu bunda." titah renjun.

saeron memberikan parselnya. "tolong ya, kak."

"iya siap. bunda baru aja makan tadi. pasti seneng tuh kamu dateng."










renjun membuka pintu, dan terlihat bunda yang sedang duduk di kursi roda, dengan buku tebal ditangannya. dan jangan lupakan kacamata tua yang dipakainya.

"bunda?"

bunda membenarkan posisi kacamatanya, menatap renjun yang kini masuk diikuti saeron dibelakang.

"eh siapa ini? ooh pacarnya renjun ya? aduh cantik banget, pantes renjun suka," puji bunda, lupa dengan anaknya sendiri.

yang dipuji hanya haha hehe kesenengan. berbeda dengan renjun yang kini berwajah masam.

"anaknya disini dilupain?" cibir renjun sok.

bunda terkekeh. "sini anak bunda yang ganteng, cium dulu,"

"ah bundaa, malu. masa didepan pacar renjun mau cium cium sama bunda,"

bunda terkekeh. "aiguu yang udah punya pacar nggak mau sayang sayangan sama bunda?" candanya.

renjun mencibir. "oh iya, ini pacarnya renjun, bun. saeron. yang biasanya renjun ceritain, hehe beneran cantik, kan?" bangganya.

saeron menyikut renjun, malu malu.

"aih inimah cantik banget. cocok. sini sayang, bunda mau kenalan. sini deketan," titah bunda.

"renjun ambilin minum sama camilan buat saeron. bunda mau ngobrol dulu,"

renjun mencibir sok kesal. rasa rasanya kasih sayang bunda sudah berpindah. tapi menurut saja berjalan keluar kamar menuju dapur.


saeron mendekat, berdiri disamping kursi roda bunda.

"saeron, renjun banyak cerita tentang kamu. dia keliatan seneng banget bisa punya pacar. dia bilang biasanya dia bahagia cuma kalo ketemu bunda, tapi sekarang beda setelah ada saeron, renjun bisa senyum terus tiap hari. renjun semangaat banget kalo udah cerita soal kamu, rasanya bunda ikut seneng liat dia bisa kembali bahagia." cerita bunda lalu tersenyum manis.

saeron ikut tersenyum, malu malu. "ah, renjun berlebihan, bunda."

"nggak kok, bunda tau dia beneran sayang sama kamu. kamu juga harus gitu."

"pasti, saeron juga bersyukur bisa punya renjun."

hening.

"umur bunda tinggal bisa dihitung bulan, atau bahkan minggu. bukannya bunda putus asa, tapi penyakit bunda emang nggak bisa ditoleransi. nanti, kalau bunda pergi kamu yang bertugas hibur renjun, bilang kalo bunda lebih seneng disana daripada sakit sakitan disini. jangan tinggalin renjun kalau dia lagi sedih, ini amanah dari bunda. jangan bilang ke renjun ya, kalo bunda nggak bisa lama lama tinggal?"

saeron mengangguk tertahan, dengan airmatanya yang tiba tiba meluruh. terharu, sekaligus sakit. membayangkan bagaimana rasanya jadi renjun kalau nanti bunda benar benar pergi.

"sayaaaang makanannya disini, keluar aja yuk," panggil renjun dari ambang pintu.

"-ih apaan nangis nangis, jelek," ledeknya.

"itu tadi bunda cerita gimana jeleknya kamu pas kecil, ngetawain kamu sampe nangis nih," alibi saeron. bersiap kembali menangis.

"tuhkan bundaaaa. padahal aku udah ganteng dari bayi,"

bunda tersenyum. "sana ngobrol dulu sama kak yiyang, bunda mau istirahat."

"okeeey! istirahat yang bener bundaaa," kata renjun sembari menarik saeron, lalu menutup pintu.

sedangkan saeron diam diam kembali menangis.

-

saeron uljimaaaaaa))":

bersiyap siyap untuk konflik dan say gudbay untuk scene lovey dovey.

hello you | renjun × saeron ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang